Hunian Mewah Untuk Menantu Kedua

Kanaya menggigit roti selai strawberry-nya dengan mata memicing melemparkan tatapannya pada Faiz, suaminya. Ia masih geram karena permintaannya tak lantas dikabulkan. Kanaya meminta agar Faiz tinggal menetap saja dengan dirinya tanpa menghiraukan Maryam sebagai istri pertamanya.

"Jadi Mas tidak mau mengabulkan permintaanku?" tanya Kanaya lagi, siapa tahu suaminya berubah pikiran. Walaupun kemungkinannya hanya 0,01 persen

Sesuai dugaan Faiz hanya diam tak menjawab ucapan Kanaya, merasa ada hal yang tak baik dengan keduanya. Gufron memberitahukan pada anak dan menantu keduanya itu jika dirinya telah membeli sebuah hunian mewah untuk mereka tempati.

"Ayah hadiahkan untuk pernikahan kalian," ucap Gufron tanpa menunggu Faiz menyahut terlebih dahulu. Lain halnya dengan Kanaya, ia sangat senang sekali dengan hadiah pemberian ayah mertuanya. Ia sangat beruntung ternyata mertuanya tidak lah pelit malah sebaliknya.

Laila sebagai seorang ibu dan sekaligus seorang istri tidak sependapat dengan keputusan suaminya. Laila merasa jika Gurfron bersikap berat sebelah dalam memperlakukan kedua menantunya. Tetiba Laila teringat tentang kondisi Maryam sekarang. Apakah Maryam baik-baik saja setelah kejadian kemarin. Pikirannya tentang Maryam lebih mendominasinya saat ini.

Faiz dan Kanaya menyelesaikan sarapannya dengan cepat, mereka berdua harus bergegas berangkat ke kampus. Pagi ini ada acara penyambutan Pembantu Rektor 1 yang baru.

Kanaya menyusul Faiz ke dalam mobil dan memakai sabuk pengamannya. Suasana di dalam mobil masih hening. Faiz lebih banyak berdiam diri dengan pemikirannya, sedangkan Kanaya sedari tadi berusaha mencuri-curi pandang berharap suaminya tidak marah lagi dengan permintaannya tadi.

"Mas, ko dari tadi diam terus sih," ucap Kanaya berani membuka obrolan diantara mereka. Faiz hanya menjawabnya dengan deheman kecil saja.

"Mas," satu tarikan kecil di lengan baju Faiz di daratkan Kanaya

"Apa sih? Aku lagi fokus nyetir," jawab Faiz sekenanya

"Masih ngambek nih? Kamu marah karena gak bisa kabulin permintaanku kan Mas?" bujuk Kanaya pada Faiz yang mulai merajuk.

"Kamu tahu kan jawabannya jadi gak harus nanya lagi," jawab Faiz ketus sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela.

Dalam hatinya Faiz sangat keberatan jika dirinya lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Kanaya. Walau bagaimanapun Maryam adalah istri pertamanya dan sekaligus merupakan cinta pertamanya juga. Faiz berencana jika waktunya dengan Maryam mulai dari hari senin sampai kamis, sedangkan Kanaya sisanya. Tapi Kanaya berkeberatan ia memilih hari senin sampai kamis karena dirasa waktunya lebih lama. Dari pada berkepanjangan Faiz akhirnya menuruti keinginan Kanaya.

***

Maryam merasa jika hari-harinya saat ini sangatlah berat, statusnya sebagai perempuan yang dipoligami sungguh menyiksa. Ia merasa jika semua orang sedang melabuhkan tatapan mata mereka padanya.

Maryam menolehkan pandangannya ke arah samping saat merasakan pundaknya ada yang meremas.

"Kenapa Maryam kamu melamun saja? Sakit ya? Wajah kamu pucat," tanya Bu Agnes, asisten manager di divisinya. Agnes menelisik lebih jauh seperti sedang mengamati diri Maryam dari atas sampai bawah.

"Kantung matamu kelihatan, Non. Kaya kurang tidur," ucapnya lagi. Memang benar semalam suntuk dirinya tidak bisa tidur karena pergulatan hatinya baru saja dimulai. Matanya baru terpejam saat sayup-sayup terdemgar kumandang azan subuh mulai menggema.

"Iya Bu, saya kurang tidur semalam. Ada kerjaan," jawabnya berbohong. Agnes malah tersenyum menyeringai menanggapi jawaban Maryam barusan.

"Kerja lembur ya? Berapa ronde?" goda Agnes sambil menyikut lengan Maryam

"Apa sih Bu, siapa juga yang kerja lembur. Ayo ah kita masuk masa mau berdiri saja di sini." tanpa ba bi bu lagi dan tanpa menunggu jawaban Agnes, Maryam berlalu terlebih dahulu masuk ke dalam lift. Anindya juga ditinggalkannya begitu saja yang sedang berbincang dengan pegawai di bagian resepsionis.

Agnes mengulum senyumnya, dua tahun berada satu atap dengan Maryam secara alami ia sudah mengenal banyak hal tentang anak buahnya sekaligus teman dekatnya itu. Baru kali ini Agnes menangkap air muka berbeda yang ditunjukan Maryam padanya. Ada apa dengannya? Pikir Agnes kala itu.

***

Mobil berwarna hitam legam limited edition itu berhenti tepat di depan halaman lobby perusahaan. Damar Langit yang lebih sering dipanggil Langit oleh orang-orang terdekatnya turun dari mobil mewahnya dengan memakai stelan jas hitam berukuran pas di badannya. Terlihat punggung lebarnya sangat gagah bila dilihat dari arah belakang dan jika dilihat dari depan wajahnya sungguh tampan rupawan, Langit keluar dengan menenteng tas kerjanya setelah Willy membukakan pintu mobil.

Semua karyawan yang sedang berjalan masuk ke dalam kantor mencuri pandang pada arah kedatangan Langit. Auranya sungguh luar biasa menghipnotis kaum hawa dengan tatapan lapar dan seakan ingin menerkamnya hidup-hidup. Tak terkecuali beberapa petinggi pemangku jabatan dari lawan jenisnya juga sering mencari cara agar bisa sekedar bertatapan langsung atau mengajaknya berbicara meski hanya satu atau dua patah kata. Mereka akan sangat bersyukur sekali. Sungguh pesona Langit bak sihir memuja.

Langit sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu sejak dulu sampai sekarang pun masih sama. Ia melangkahkan kakinya santai memasuki gedung, beberapa karyawannya menyapa dengan sopan dan Langit hanya membalasnya dengan anggukan kepalanya saja.

"Selamat pagi, Pak Damar," sapa Gia sang sekretaris sopan setengah membungkuk.

"Pagi." sahut Langit singkat.

Willy membukakan pintu ruangan dan Langit segera masuk. Disimpannya tas kerjanya di atas meja, lantas Langit mendudukan dirinya di kursi besar nan mewah sebagai kursi kebesarannya.

Willy adalah sekretaris pribadi Langit yang mengurusi semua kebutuhan serta pekerjaan Langit di kantor maupun urusan pribadi. Willy sudah bekerja dengan Langit cukup lama hampir 10 tahun terakhir semenjak Langit masih menjadi GM di Singapura. Bukan hanya sebagai sekretarisnya saja, karena mereka masih seumuran. Langit tak segan memperlakukan Willy seperti sahabatnya sendiri. Bahkan saat mereka berdua di luar jam kantor, mereka melepaskan titel antara pimpinan dan bawahan masing-masing.

"Apa agendaku hari ini, Will?" tanya Langit tanpa basa-basi.

Willy tampak membuka ipadnya terlebih dahulu.

"Mm, hari ini anda ada pertemuan dengan kolega dari perusahaan farmasi Pak nanti jam 10 dan anda harus menjemput Nyonya besar di bandara tepat jam 12 siang ini,"

"Astaga, aku lupa kalau harus jemput Mama. Oke ada lagi?"

"Tidak ada Pak," jawab Willy

"Sip, kamu bisa keluar dulu. Kalau ada hal lain aku akan memanggilmu,"

"Baik Pak." sahut Willy mantap.

Sudah sejak dua tahun lalu Langit menjabat sebagai direktur utama di perusahaan ini. Ayahnya Pak Adam selaku komisaris di perusahaan sangat mendidik keras anak laki-lakinya itu agar bisa hidup mandiri dan disiplin hingga mempunyai rasa tanggung jawab bukan hanya terhadap dirinya saja tapi terhadap orang lain dan masyarakat.

...***...

Bersambung

Terpopuler

Comments

amalia gati subagio

amalia gati subagio

pelakor emang hrs pinter nipu & membuka paha lebar2, penjahat cinta suka ditargetin dgn penghambaan semu, serasa sultan bawa nama syariat, nyatanya copas utk memuaskan syahwat menghalalkan dusta

2022-11-22

0

Mimin Mintarsih

Mimin Mintarsih

jangan mau Maryam dapat jatah 3 hari kamu kan istri pertama jatah ya 4 hari dong

2021-07-19

0

KaiRA🎉PUCUK~SQUAD🌱🐛🌱🐛🥀🐛

KaiRA🎉PUCUK~SQUAD🌱🐛🌱🐛🥀🐛

ini babang langit pasti bakalnya maryam

2021-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 Pengakuan Menyakitkan
2 Memerankan Peran Masing-Masing
3 Hunian Mewah Untuk Menantu Kedua
4 Permintaan Ainun
5 Bola Mata Hazel
6 Tak Ingin Terbangun Dari Mimpi
7 Dia Berbeda
8 Aku Tak Peduli Lagi
9 Hatiku Bagai Di Remas
10 Aku Akan Berusaha
11 Aku Tahu Ini Akan Sulit
12 Saya Suaminya
13 Aku Ingin Menyerah
14 Ada Apa Dengan Hatiku?
15 Apa Benar Aku Jatuh Cinta
16 Semoga Ini Keputusan Terbaik
17 Jangan Mendekati Saya
18 Berhutang Penjelasan
19 Tetap Pada Keputusan
20 Tak Akan Kembali
21 Obsesi
22 Praduga
23 Memastikan Rasa
24 Cinta Tak Butuh Alasan
25 Penyesalan
26 Menghilangnya Maryam
27 Sekongkol
28 Permintaan
29 Gugatan Cerai
30 Faiz Setuju
31 Surat Cerai
32 Biarkan Mengalir Seperti Air
33 Ngidam Aneh
34 Rintik Hujan
35 Mulai Nyaman
36 Menyerobot Masuk
37 Terkejut
38 Maafkan Saya
39 Gue Cinta Lo
40 Kehilangan
41 Gue Masih Ada Buat Lo
42 Kanaya Dalangnya
43 Mari Kita Menikah
44 Hari Bahagia
45 Mencuri Perhatian
46 Ciuman Manis
47 Ancaman
48 Galau
49 Tolong Rahasiakan
50 Aku Akan Mewujudkan Keinginanmu
51 Janda Manja
52 Terjebak
53 Terjawab Sudah
54 Tiba-Tiba Posesif
55 Dia Hanya Masa Laluku
56 Kritis
57 Apakah Ini Balasan?
58 Menggugah Hasrat Suami
59 Mandi Air Dingin
60 Ayah Arsy
61 Maryam Kesal
62 Aku Adalah Pendosa
63 Hasrat
64 Tingkah Langit
65 Akal Zoya
66 Kakak
67 Zoya Kalah
68 Hari Berkabung
69 Menyerah
70 Hampa
71 Hari Bahagia Aisya dan Zayn
72 Kemungkinan
73 Makanan Untuk Ibu Hamil
74 Kamu Belahan Jiwaku
75 Karena Aku Yang Membuatmu Begitu
76 Senang Memanjakan Istri
77 Barbeque
78 Anindya?
79 Rencana Kejutan
80 Kejutan Ulang Tahun
81 Sudah Mantap
82 Berikan Saya Waktu
83 Kebelet Nikah
84 Wanita Di Masa Lalu
85 Harsa?
86 Sang Penentang
87 Jangan Merasa Sendiri Lagi
88 Terhanyut Dalam Kesedihan
89 Ceroboh
90 Istirahatlah!
91 Rumah Sakit Jiwa
92 Cinta Masa Kecil (1)
93 Cinta Masa Kecil (2)
94 Meringis
95 Gavinendra
96 Merajuk
97 Masih Banyak Waktu
98 Harus Banyak Bersabar
99 Sombong VS Sombong
100 Seperti Papa Langit
101 Tidak Ada Romantis-Romantisnya
102 Untuk Pertama Kali
103 Hati-Hati Pelakor
104 Memijat
105 Zayn dan Aisya (1)
106 Zayn dan Aisya (2)
107 Memanas-Manasi Adinda
108 Rumah Masa Depan
109 Saya Sudah Memiliki Istri
110 Baby Gala
111 Anugerah Terindah
112 Puasa 40 Hari
113 Melihat Keponakan
114 Kesalahpahaman
115 Peluk Kamu
116 Dukun Bayi
117 Tamu Tak di Undang
118 Langit Kesal
119 Syukuran Aqiqah - TAMAT
120 Bonchap 1
121 Bonchap 2
122 Bonchap 3
123 Bonchap 4
124 Bonchap 5
125 Bonchap 6
126 Bonchap 7
127 Bonchap 8
128 Bonchap 9
129 Bonchap 10
130 Bonchap 11
131 Bonchap 12
132 Bonchap 13
133 Bonchap 14
134 Bonchap 15
135 Bonchap 16
136 Bonchap 17
137 Bonchap 18
138 Bonchap 19
139 Bonchap 20
140 Bonchap 21
141 Bonchap 22
142 Bonchap 23
143 PENGUMUMAN
144 Sapa Di Bulan Ramadhan
145 Season 2
146 Season 2#2
147 PENGUMUMAN PENTING
148 PENGUMUMAN
149 PERMINTAAN AUTHOR
150 PENGUMUMAN
151 PENGUMUMAN LAGI
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Pengakuan Menyakitkan
2
Memerankan Peran Masing-Masing
3
Hunian Mewah Untuk Menantu Kedua
4
Permintaan Ainun
5
Bola Mata Hazel
6
Tak Ingin Terbangun Dari Mimpi
7
Dia Berbeda
8
Aku Tak Peduli Lagi
9
Hatiku Bagai Di Remas
10
Aku Akan Berusaha
11
Aku Tahu Ini Akan Sulit
12
Saya Suaminya
13
Aku Ingin Menyerah
14
Ada Apa Dengan Hatiku?
15
Apa Benar Aku Jatuh Cinta
16
Semoga Ini Keputusan Terbaik
17
Jangan Mendekati Saya
18
Berhutang Penjelasan
19
Tetap Pada Keputusan
20
Tak Akan Kembali
21
Obsesi
22
Praduga
23
Memastikan Rasa
24
Cinta Tak Butuh Alasan
25
Penyesalan
26
Menghilangnya Maryam
27
Sekongkol
28
Permintaan
29
Gugatan Cerai
30
Faiz Setuju
31
Surat Cerai
32
Biarkan Mengalir Seperti Air
33
Ngidam Aneh
34
Rintik Hujan
35
Mulai Nyaman
36
Menyerobot Masuk
37
Terkejut
38
Maafkan Saya
39
Gue Cinta Lo
40
Kehilangan
41
Gue Masih Ada Buat Lo
42
Kanaya Dalangnya
43
Mari Kita Menikah
44
Hari Bahagia
45
Mencuri Perhatian
46
Ciuman Manis
47
Ancaman
48
Galau
49
Tolong Rahasiakan
50
Aku Akan Mewujudkan Keinginanmu
51
Janda Manja
52
Terjebak
53
Terjawab Sudah
54
Tiba-Tiba Posesif
55
Dia Hanya Masa Laluku
56
Kritis
57
Apakah Ini Balasan?
58
Menggugah Hasrat Suami
59
Mandi Air Dingin
60
Ayah Arsy
61
Maryam Kesal
62
Aku Adalah Pendosa
63
Hasrat
64
Tingkah Langit
65
Akal Zoya
66
Kakak
67
Zoya Kalah
68
Hari Berkabung
69
Menyerah
70
Hampa
71
Hari Bahagia Aisya dan Zayn
72
Kemungkinan
73
Makanan Untuk Ibu Hamil
74
Kamu Belahan Jiwaku
75
Karena Aku Yang Membuatmu Begitu
76
Senang Memanjakan Istri
77
Barbeque
78
Anindya?
79
Rencana Kejutan
80
Kejutan Ulang Tahun
81
Sudah Mantap
82
Berikan Saya Waktu
83
Kebelet Nikah
84
Wanita Di Masa Lalu
85
Harsa?
86
Sang Penentang
87
Jangan Merasa Sendiri Lagi
88
Terhanyut Dalam Kesedihan
89
Ceroboh
90
Istirahatlah!
91
Rumah Sakit Jiwa
92
Cinta Masa Kecil (1)
93
Cinta Masa Kecil (2)
94
Meringis
95
Gavinendra
96
Merajuk
97
Masih Banyak Waktu
98
Harus Banyak Bersabar
99
Sombong VS Sombong
100
Seperti Papa Langit
101
Tidak Ada Romantis-Romantisnya
102
Untuk Pertama Kali
103
Hati-Hati Pelakor
104
Memijat
105
Zayn dan Aisya (1)
106
Zayn dan Aisya (2)
107
Memanas-Manasi Adinda
108
Rumah Masa Depan
109
Saya Sudah Memiliki Istri
110
Baby Gala
111
Anugerah Terindah
112
Puasa 40 Hari
113
Melihat Keponakan
114
Kesalahpahaman
115
Peluk Kamu
116
Dukun Bayi
117
Tamu Tak di Undang
118
Langit Kesal
119
Syukuran Aqiqah - TAMAT
120
Bonchap 1
121
Bonchap 2
122
Bonchap 3
123
Bonchap 4
124
Bonchap 5
125
Bonchap 6
126
Bonchap 7
127
Bonchap 8
128
Bonchap 9
129
Bonchap 10
130
Bonchap 11
131
Bonchap 12
132
Bonchap 13
133
Bonchap 14
134
Bonchap 15
135
Bonchap 16
136
Bonchap 17
137
Bonchap 18
138
Bonchap 19
139
Bonchap 20
140
Bonchap 21
141
Bonchap 22
142
Bonchap 23
143
PENGUMUMAN
144
Sapa Di Bulan Ramadhan
145
Season 2
146
Season 2#2
147
PENGUMUMAN PENTING
148
PENGUMUMAN
149
PERMINTAAN AUTHOR
150
PENGUMUMAN
151
PENGUMUMAN LAGI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!