Johan POV
Gadis satu ini benar-benar membuat ku tak sabar. Tak sabar menjitak kepalanya 😁
entah dia benar-benar tidak tau atau pura-pura tidak untuk menghindari, seperti yang sebelum-sebelumnya.
Atau memang tidak tau dan tidak pernah. Yah, seperti yang di tau, dia tidak pernah terlibat hubungan dengan cowok selama masuk SMA. Bukan karna tidak pernah ada yang melirik dia, tapi ya begitu.... tidak ada yang pernah di respon sedikitpun. Hanya sebatas senyum kemudian berlalu pergi.
Rupanya aku harus bekerja keras untuk membuat dia memahami tanpa salah mengerti. Dari pada waktu terbuang banyak dan berbelit-belit,langsung saja aku jelaskan mulai dari A hingga Z (sudah tak sabar pengen tau respon dia)
"mulai dari hari pertama masuk ajaran baru, aku lihat kamu, aku merasa ada yang menarik dengan diri mu. Hingga kemudian aku meminta di tukar posisi untuk menjadi kakak tutor di kelas kamu.
Sengaja ku buat nama kamu dengan julukan itu, agar lebih berkesan dan tidak dilupakan hingga Massa Orientasi Siswa berahir. Tak ku sangka aku terus terbayang selama pertemuan kita di MOS kala itu.
Tapi aku tidak berani mendekati mu, karna aku tau kamu tidak pernah mau didekati.
Tapi aku juga tidak menyerah, terus saja ku goda, juga ku kirim surat. Karna aku tau kamu pasti dengar, dan dengan surat itu kamu pasti baca. Karna, jika aku berkata secara langsung pasti tidak akan terjadi, sudah pasti kamu tinggal pergi.
Beruntung lagi kamu mendaftar OSIS, disana peluang besar untuk dekati kamu, pikir ku. Bahkan aku yang mendesak pak Rizal (pembimbing OSIS sekaligus om ku) untuk menempatkan kita di pengurusan yang sama.
Ternyata aku salah, aku tetap saja tidak dapat mendekati mu. Kamu selalu saja tersenyum kemudian pergi. Tapi itu, itu yang membuat aku semakin tertantang. Senyum mu tak terlupakan. Saat itu satu-satunya yang bisa aku lakukan hanya menggoda mu dengan canda ku. Orang-orang terhibur, termasuk kamu yang menjadi tersenyum, mengingat senyum mu itu mahal. Digoda dulu baru mau senyum, terus pergi dewh sambil tersipu malu. Senyum mu sungguh menjadi tanda tanya bagi ku.
Tapi dengan begitu tidak membuat ku begitu resah......, resah ditikung orang duluan (sambung ku. sesekali aku terdiam, menatap wajahnya, biar gak dikira aku sedang mendongeng, ntr malah ditinggal tidur lagi)
Sampai 1tahun berlalu dan aku harus kembali focus pada kelas 3. Aku hanya mengamati mu, sesekali memperhatikan, sesekali juga cari info apakah kamu sudah punya gebetan.
Dan ternyata masih sama saja, pikir ku lega.
Aku dapat mengikuti ujian dengan tenang.
Pernah tau aku ambil foto mu diam-diam???
(spontan dia menoleh ke arah ku. Sengaja aku ngarang, padahal juga tidak pernah. Sekedar pengen tau expresi dia... biar gak ngelamun keterusan. Ngelamun terus gak di dengar....aku ngomong apa.
Sebelum sempat dia berkomentar, langsung ku lanjut lagi penjabaran ku.
Sekarang ujian ku sudah selesai, aku tinggal menunggu hasil. Bahkan aku tinggal menunggu hari untuk meninggalkan sekolah ini. Kali ini aku ingin mendapat respon dari kamu, mengenai ulah ku selama ini.
Bisakah kita berteman lebih dekat? teman spesial, teman tapi mesra, pacar gitu. (kembali ku lirik ke arahnya, seperti apa wajah dia mendengar kalimat yang baru saja ku ucapkan).
Papa akan melanjutkan s2 di Singapura, mama akan ikut serta membantu bisnis papa disana. Karna aku anak tunggal, sehingga berencana kami akan pindah ke Singapura.
Mungkin kamu masih terkejut dengan pernyataan ku ini. Aku tidak akan minta tanggapan kamu sekarang juga, ini juga sudah mau asar. Nanti setelah pengumuman kelulusan, aku minta jawaban dari kamu.
Mungkin sekarang kamu lapar, ayo makan"
Kalimat itu menjadi penutup pembicaraan ku. Karna waktu sudah hampir sore, aku sendiri juga mulai merasa lapar.
Kali ini dia berjalan dibelakang ku, mungkin dia masih kaget atau malu atau apalah.
Aku juga sudah tidak berani menggandeng tangan dia.
Aku ajak dia makan di warung bakso belakang sekolah, tadi dia menolak karna selalu ramai di jam pulang sekolah, sekarang pasti sudah sepi.
Begitu kami sampai di gerbang belakang, ternyata ketiga temannya masih setia menunggu. Kali ini mereka sudah menunggu di warung bakso. Langsunglah kita makan, dia gabung bersama ketiga temannya, sementara aku... duduk sendiri 😢
Ku tunggu sampai mobil jemputan dia datang, kemudian akupun pulang, karna aku sudah terbiasa membawa motor sendiri ke sekolah. Kalaupun aku tawari dia untuk aku antar, pasti juga menolak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments