Bell pulang sekolah berbunyi, tanda jam pelajaran terahir telah usai. Guru segera meninggalkan kelas dengan cepat, karna minggu-minggu ini persiapan menjelang ujian kenaikan kelas sehingga guru tidak lagi memberikan materi terlalu banyak.
"jadi nemuin kak Johan dulu? " Melan mengawali pembicaraan
"temui sajalah, sudah detik-detik terahir ini" Meysa juga mendorong ku untuk menemui laki-laki itu
"tapi kalian ikut yaaaaaa" pinta ku dengan nada merengek
"gak ganggu nih, nanti kita malah jadi obat nyamuk " Melan dengan nada enggan
"ya sudah aku pulang saja kalo gitu" gerutu ku
"uwh... dasar anak mama" timpal Meysa.
sementara Melda masih mengikuti guru ke ruang guru mengambil soal-soal latihan untuk di fotocopy, maklum dia ketua kelas.
Sesampainya Melda datang, kami berempat segera meninggalkan kelas. Ketika melintas aku melirik ke ruang kelas IPA 12a, ya tepatnya ruang kelas kak Johan, terlihat nampak sepi. Sudah tak seorangpun disana.
Hati ku mulai gelisah, kalau saja tidak di dorong sama 3M mungkin aku tidak akan menemui kak Johan. Ini kali pertama aku berhadapan dengan laki-laki.
Kami jalan bergandengan, nampaknya Melan menyadari kegelisahan ku
"tangan kamu dingin Kay? " seketika ku tarik tangan ku.
"ah masak" sambil ku pegangin tangan ku sendiri, memeriksa
"hahahahahhh" mereka malah tertawa bareng-bareng
"kalem aja Kay, gak usah dibikin berat gitu" Melda menenangkan ku. Tapi yang namanya belum pernah, mau di buang ke mana coba prasaan 'dag dig dug' ini.
Akhirnya ku lihat sosok manusia yang dari tadi aku cari.
"pokoknya kalian temenin ya, entah dari jarak dekat maupun jauh"
"siyaaapppp" 3M menjawab dengan kompak.
Rupanya kak Johan juga sedang bersama teman-temannya.
"assalamu'alaikum, hay kak" sapa ku duluan. Teman-teman dia melihat kearah ku kemudian memberi isyarat bahwa mereka akan pergi
"yasudah kita duluan ya" sambil menepuk bahu kak Jo (biar lebih singkat ya, sebut saja kak jo)
"Kayra duluan ya" pamit salah seorang yang dulu juga tergabung di anggota OSIS.
"ya kak" jawab ku singkat.
Dalam hati sudah teriak pengen ikutan pergi padahal, heeemppp
sementara 3M memilih menunggu dari kejauhan, tapi tetap dapat terlihat oleh ku.
"makan bakso di depan yuk" dia menunjuk kios bakso yang ada di seberang pintu gerbang, yang tentu saja menjadi favorit anak-anak SMA sekaligus jadi tempat nongkrong. Jadi pastinya ramai di jam pulang sekolah.
"gak ah kak" ku coba berikan penolakan
"aq yang bayar, tenang" tangannya sudah menggandeng q saja dan mulai berjalan.
Terpaksa harus ku hentikan langkahnya dengan memegang tangan dia menggunakan tangan ku yang sebelah lagi.
"bukan gitu, pasti disana rame. Apalagi ini jam pulang sekolah"
sepertinya dia mulai mengerti bahwa aku tidak suka menjadi pusat perhatian.
"ya sudah, kita ke masjid sekolah saja. Temani aku, aku belum solat" kali ini aku nurut.
Cukup lama kami berjalan menyusuri koridor sekolah, karna masjid sekolah letaknya ada di bagian depan sekolah.
Tanpa ku sadari kak Jo masih memegangi tangan ku. Sampai ahirnya ku sadari karna beberapa anak melihat kearah kami kemudian berbisik-bisik.
"kak... tangan"
"kenapa tangan"
ah, ni orang sengaja lupa apa pura-pura lupa sih
"lepas kak"
Kemudian dia lirik kearah tangan kita berdua
"ah... biarin. Ntar kalo jadi gosip juga aku sudah gak disini, aman"
hadiiiw ngeselin
"egois" dengus ku kesal,.
Ternyata dia dengar
"apa??? coba diulangi"
sambil mendekatkan telinganya ke wajah ku. malah dia menggoda. Berani ya sekarang??? mentang-mentang sudah mau lulus.
Selama ini sekalipun kami sering terlihat bersama, obrolan kami resmi hanya seputar apa yang seharusnya dibicarakan. Selebihnya aku hanya balas dengan senyum dan pergi, gak mau kalau kalau pembicaraan melebar kemana-mana.
"ya sudah, aku pulang saja" ku coba melepaskan tangan ku dari genggaman dia. Tapi yang ada, semakin erat saja sampai terasa sakit
"aauuuu sakitt"
"oh maaf"
(dia kaget, baru deh dia lepaskan tangan ku)
"iya-iya maaf"
aku tidak menjawab, kesal.
Hingga sesampainya di masjid pun aku masih tetap diam.
"tunggu sebentar ya, dilarang kabur"
kemudian beranjak pergi ke tempat wudhu.
Ku tunggu dia di teras masjid, karna aku sedang palang merah jadi tidak ikut solat. Beruntung sudah ku siapkan buku tadi, meminjam dari perpustakaan sekolah sewaktu jam istirahat ke2. Membaca begitu mengasikkan, sampai tidak ku sadari beberapa menit berlalu dan kak Jo berjalan keluar pintu masjid. Aduh, hati ku semakin 'deg deg cringgg'
"buku apa"
dia coba mengintip buku yang sedang ku baca, tapi tidak ku jawab aku masih saja asik membaca
"mau terus membaca? "
dia kembali bertanya dan lagi lagi tidak ku hiraukan. Berharap dia kesal dan melupakan tentang kejadian tadi siang.
"oklah, silahkan membaca. Akan terus aku pandangi wajah kamu, aku tunggu sampai kamu lelah membaca"
tooennnkk!!! plaakk!! tidak sesuai harapan. Langsung seketika ku tutup buku yang ku pegangin.
"iya iya, mau ngomong apa sih"
dilihatnya bengong ke arah ku
"kok ngomong, JA WA BAN"
dia coba mengoreksi perkataan ku. Sudah nge gas, dieja pula
"kamu itu orangnya pinter loh, cerdas, beneran. Gak usah mencoba mengalihkan perhatian. Atau kamu sengaja mengulur waktu biar bisa lama-lama"
haduuu, lama-lama jadi aku sendiri yang salah tingkah.
"apaan sih kak" jawab ku dengan nada lemas, karna kalah strategi, huhu 😭
ku coba mengatur nafas dan mulai berbicara
"apa sih mau kakak"
langsung saja ku beranikan tanya begitu, biar gak berbelit-belit lagi dan aku bisa segera lari ("oooohhhh mmaaammmmma" teriak ku dalam hati)
Tapi memang aku juga tidak pandai berkata, atau bahkan tidak tau apa yang harus aku katakan. Ingin rasanya meluapkan kekesalan, dia yang selalu mengganggu ku, mulai awal aku masuk hingga sekarang dia mau lulus pun masih membuat aku spot jantung.
"kamu gak pernah ngrasa gitu, selama ini kedekatan kita, surat-surat yang aku kasih ke kamu, bahkan panggilan sayang buat kamu"
uuuppzzz, whatt??? panggilan sayang?? rasanya pengen tertawa berbahak-bahak
"oh... itu panggilan sayang ya?"
ku respon dengan nada datar sambil melebarkan bibir ke kanan ke kiri.
~kkkriinggg~
handphone ku berbunyi, ku lirik sekilas takutnya dari mama ternyata dari 3M.
Yah, hari ini aku jadi berbohong, pamit sama mama buat belajar kelompok disekolah.
"aku disini loh, bisa lihat handphone nya nanti saja"
yaelah sensitif amat bro
"aku gak tau mesti ngomong apa kak"
terpaksalah jujur saja, dari pada berusaha mengalihkan pembicaraan juga gagal terus. Bersembunyi juga sembunyi dimana
(oh maaaamaa, Lagi-lagi teriak ku dalam hati)
Sekilas ku amati wajah kak Jo, apakah dia nampak mulai kesal????
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Nikkonikkoni...
sampai sini dulu yah semangat and jangan lupa feedback yah ditunggu..
2021-02-05
3