"Kayra Putri Almahira"
Yah, itu nama yg orangtua ku berikan pada ku. Seringkali aku mendapati tulisan nama itu di sembarang tempat. Pos kamling, pohon pinggir jalan, bahkan trotoar sekitaran rumah. Semenjak masuk SMP aku sering kali mendapat gangguan, entah itu dari orang-orang yang sebelumnya aku kenal, teman-teman baru di sekolah baru, kakak tingkat, bahkan dari orang yg namanya saja tidak aku kenal.
Seringkali melintas di telinga "seperti boneka". Namun seperti apapun persepsi mereka aku tidak harus menanggapinya bukan?
Aku bukan dari keturunan berkulit putih, asli Jawa tulen. Hanya kebetulan saja kulit ku memang tergolong putih dibanding orang Jawa pada umumnya, yang rata-rata berkulit kuning langsat. Dengan tinggi semampai, rambut ikal, bola mata kecoklatan. Entah ngidam apa mama diwaktu hamil dulu.
Merasa masa bodoh dengan nama-nama yang tertulis di sembarang tempat. Mungkin juga mama atau papa sesekali mengetahui, untungnya tak jadi masalah. Mungkin mereka memahami bahwa anaknya yang baru gede ini mulai punya fans di mana-mana (uhhhuk uhhhuk 😂 keselek isi kedondong).
Karna kami sangat dekat dalam keluarga, atau mungkin lebih tepatnya mereka lebih percaya bahwa gadis kecil mereka akan tetap terjaga.
Sering juga paket datang untuk nama yg sama "Kayra Putri Almahira" beruntung mama tidak terlalu bertanya yg detail, hanya sesekali berkata "kakak ini sukanya belanja online"
"mumpung lagi promo ma" hahhaa, kelemahan wanita pada kata "promo" yah, padahal gak tau rekayasa apa yg dilakukan pihak penjual sebelum menyematkan kata tersebut.
Sudah hampir 1 kardus air mineral gelas barang-barang yang terkumpul. Tertulis dari pengiriman toko yang sama, dan diujung tertulis inisial RPA. Sempat beberapa kali buka diawal-awal, sebelum akhirnya hampir setiap bulan paket datang. Bosan atau apalah, enggan saja setiap kali terlihat dari pengirim yang sama.
Beberapa kali yang sempat aku buka, isi dari paket tak lain acc cewek. Memang benar sih aku suka pakai acc ganti-ganti, tapi tidak ada minat buat pakek barang asing itu.
Sempat sekali surat datang dengan tulisan Arab, pada ujung kanan bawah tertanda "Rahardian Putra Argantara". Mungkin juga karna inisial itu menunjukkan nama dia sehingga enggan saja.
" kak, mama mau antar adek ke toko buku. Mau ikut? " mama membuka pintu, mengagetkan ku.
"gak ma, lagi PW"
PWdi depan TV??? padahal pikiran ke mana-mana.
"yasudah mama tinggal"
"eh ma, HP kay dimana? mau telp Melan donk" mumpung rumah sepi, kesempatan ngobrol soal kemaren. Pagi-pagi papa juga sudah pergi.
"ada di laci kamar mama" sembari berlalu dan pergilah sang bunda ratu, huhu
Ku pencet nomor Melan, setelah beberapa saat diangkat juga.
"rumah sepi neng" ucap ku singkat
"ok meluncur" sudah faham dengan kode saja, sangking lamanya bersama.
Karna Dian yang jadi sering dirumah dan muncul di antara ke 3 rumah itu, jadi aku lebih was-was. Melan yang jadi lebih sering maen ke rumah.
"padahal lagi aman juga dirumah"
Melan sudah melangkah masuk rumah.
"gak ah, daripada tiba-tiba dia muncul"
(Ku giring Melan masuk ke dalam kamar)
"tuh lihat" sambil ku tunjuk kardus yang berisi benda misterius.
"whatt? sebanyak ini? ( dengan nada kaget dan geleng-geleng kepala)
"bener-bener tuh kakak. Trus mau kamu apakan kay? "
"di buang, atau di bakar mungkin" jawab ku asal, dengan mata tetap ke arah TV
"hush, asal kamu. Sayang ah, masih baru semua lagi. Buat aku sajalah kalo gitu"
"hemmp" aku hanya berdehem, sebenarnya bukan soal itu yang ingin ku bicarakan. Tapi lebih pada ibunya, yah... kebencian dari ustadzah membuat ku resah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Nikkonikkoni...
👍👍👍👍
2021-02-05
0