Kini sesil duduk di bangku sebelah kursi kemudi, sedangkan nathan duduk di kursi kemudi, nathan mulai menyalakan mesin mobilnya dan melajukan meninggalkan areal pemakaman.
Nathan mengemudikan mobilnya tanpa tujuan, namun siapa sangka jika dean mengikuti mobil yan nathan kemudikan.
Sesil melihat ke arah spion dan melihat mobil dean mengikuti tak jauh dengan mobil nathan.
"Sial" sesil menggerutu dengan kesal, nampaknya dean masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat.
"Kau mengatai aku sial"? nathan melirik ke arah sesil.
"Ya !!!" dengus sesil dengan kesal.
"Harusnya, aku biarkan kau bersama lelaki tak bertulang itu"!! nathan tak kalah menaikkan nada bicaranya
"Siapa yang kau maksud lelaki tak bertulang"? sesil melipat tangannya di atas perut dan memandang tak suka ke arah nathan
"Ya mantan kekasihmu itu ! kalau dia lelaki, dia tak akan menyakitimu seperti tadi" nathan melirik ke arah spion, dan melihat mobil dean yang masih mengikutinya di belakang sana.
"Aku tidak meminta bantuanmu sama sekali Tuan Nathan Adibjo Yang terhormat" sesil nampak semakin kesal di buatnya.
Nathan hanya tersenyum sinis ke arah sesil, kemudian nathan menepikan mobilnya.
"Kenapa berhenti?" dahi sesil mengernyit keheranan karena tiba tiba saja nathan menghentikan laju mobilnya.
"Kau bisa turun dari mobilku, bukannya kau tadi tidak butuh bantuanku kan ? belum lagi mobilmu masih berada di areal pemakaman"! nathan menatap tajam ke arah sesil, nathan tau betul sesil tidak mungkin turun dari mobilnya, nathan hanya ingin melihat sesil sedikit bisa bersikap manis terhadap dirinya.
Sesil hanya tersenyum pelik, sesil tidak mungkin turun, jika dia turun dean pasti akan kembali mengejarnya, dan sesil sudah tidak sudi lagi dengan dean yang memiliki sikap tempramental juga suka berselingkuh itu.
Sesil akhirnya merubah raut wajahnya, yang tadi terlihat kesal, kini sesil mencoba tersenyum ke arah nathan.
"Nat, eh maksud aku kak nathan, tolong antarkan adik sesil pulang ke rumah ya" sesil mengatupkan kedua tangannya dan memelaskan wajahnya.
Nathan sebenarnya sangat ingin tertawa melihat tingkah sesil menyebut dirinya sendiri "Adik".
Namun dengan sekuat tenaga nathan menahan senyumnya dan menggalakkan wajahnya.
"Hmm" nathan mengelus dagunya dan nampak terdiam seolah olah sedang mempertimbangkan permintaan sesil
Sesil kembali melihat ke kaca spion, nampak mobil dean juga berhenti tak jauh dari mobil nathan.
"Kak nathan?" sesil kembali mencoba memanggil nathan.
"Kalau ada maunya aja mau panggil kakak" nathan menatap tajam ke arah sesil, sesil yang di tatap seperti itu oleh nathan jantungnya kembali berdegup dengan kencang, seolah olah ingin keluar dari dadanya.
"Sil ini nathan, cuma seorang Nathan Adibjo, tidak perlu deg degan oke" sesil membatin dan menyemangati dirinya sendiri.
"Baiklah" nathan kembali menghidupkan mesin mobilnya dan menjalankan kembali.
"Mobilmu bagaimana" nathan kembali bertanya soal nasib mobil sesil yang masih berada di areal pemakaman.
"Biar aku hubungi supir untuk mengambilnya" sambung sesil lagi, kemudian sesil mengambil ponsel yang dia simpan di dalam tas slempangnya, sesil mencari nomor supir yang bekerja di rumahnya, kemudian mengirim pesan singkat.
Setelah mengetik beberapa kata dan mengirimnya, sesil kembali menyimpan ponselnya ke dalam tas. Kemudian sesil menatap keluar jendela , melihat kota kelahirannya, kota dimana mami dan papinya merajut asmara, sesil ingin sekali memiliki suami seperti papinya, yang setia kepada satu wanita.
Nathan melirik ke arah sesil yang sedang menatap keluar jendela.
"Tadi ke makam siapa" nathan mencoba mencari topik pembicaraan.
"Mami" jawab sesil singkat.
"Oh" nathan hanya ber oh ria saja menanggapi sesil.
Sesil kembali melihat ke arah spion, namun tak di sangka dean masih mengikuti dirinya.
"Bisa bawa mobil lebih cepet tidak" sesil menggerutu kesal karena nathan membawa mobilnya dengan pelan.
"Kau tidak lihat, ini itu macet" nathan nampak kesal mendengar ucapan sesil.
Sesil kemudian menatap kedepan dan benar adanya, jalanan cukup padat. Kemudian sesil kembali menatap ke arah samping.
Nathan membelokkan mobilnya ke arah restauran, nathan rasanya sangat lapar, karena kesibukannya bekerja sedari pagi nathan lupa belum makan.
"Kok ke sini" sesil melihat sekeliling dan terlihat mobil nathan berhenti di parkiran sebuah restauran.
Nathan hanya diam saja tak menjawab pertanyaan sesil, kemudian nathan melepas seat belt dan membuka pintu mobil lalu turun.
Sesil masih diam tak bergeming di posisinya.
Nathan akhirnya dengan terpaksa membuka pintu mobil untuk sesil, namun sesil masih diam tak bergerak sedikitpun.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tinggalkan like dan komentarnya y😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Dwi setya Iriana
jgan bosan lihat likeku,soalnya setiap alur ceritanya selalu bikin penasaran,seru,greget🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2021-03-01
1
Yuyun
seru thoooor
2021-02-24
0
MaiChin
kayaknya Seru nih😘
2020-06-18
0