Inginkan Kamu
Hotel Z, Meeting Room.
Evano Ravindra, 23 tahun.
" Meeting nya sudah selesai, mau langsung ke acara perpisahan Salma, Bos ? "
Kata Riko mengingatkan Evano.
Evano terdiam sesaat. Mengalihkan pandangannya ke arah kaca, dimana tampak pemandangan malam ibukota yang gemerlap.
Ya, malam ini malam terakhir Salma disini.
Besok dia ke Milan, berhasil dapetin mimpi terbesarnya.
Sebagai model kelas dunia.
Jujur, aku nggak rela dia pergi.
Tapi aku juga nggak bisa egois.
Perjuangannya sebagai model kelas bawah dimulai saat dia masih SMP.
Sekarang.... dia berhasil.
Aku nggak tau, ngerasa harus senang apa sedih...
Evano merogoh kantong sebelah dalam jasnya. Tampak kotak kecil berwarna merah di genggamannya. Dibukanya kotak tersebut. Terlihatlah sebuah cincin emas putih dengan sebuah batu permata berwarna biru langit, sangat mempesona.
" Kamu mau ngelamar dia, Bos ? "
Riko bertanya setengah menebaknya.
Evano mengangguk.
" Dia pasti mau, itu tanda kalian akan terikat biarpun jarak jauh. Emang udah seharusnya kan ..... Berteman dari kecil, pacaran udah 5 tahun, nunggu apalagi ? "
" Itu yang aku pikirin .... Tapi kenapa aku jadi ragu, Ko ? Aku takut, lamaranku ntar malah akan jadi beban buat dia dan impiannya. "
" Nonsens ! Kalian saling mencintai, sebuah lamaran nggak bakal bikin dia ngerasa jadi beban. Aku yakin, dia nggak akan kayak gitu, jangan pesimis dong ! "
" Entahlah .... "
Evano beranjak bangun. Melangkah keluar dari Meeting Room, diikuti sang sahabat yang sekaligus menjabat sebagai asisten pribadinya, Riko Pratama.
" Tunggu di lobi ya, aku akan urus beberapa hal di resepsionis. "
Kata Riko begitu mereka keluar dari lift.
Evano mengangguk. Dengan santai berjalan menuju lobi. Mencari tempat duduk paling sudut, ia pun menunggu sang asisten pribadi.
" Hai, Evan !! "
Evano menoleh. Mencari arah asal suara yang memanggilnya. Seorang gadis cantik berjalan mendekat ke arahnya sembari melambaikan tangan.
Linda ?
Kenapa dia bisa ada disini ?
" Kamu .... ada meeting ? "
Linda menebaknya.
Evano mengangguk.
" Malam-malam ada di hotel besar, berkencan ? "
Kali ini Evano yang menebaknya.
Linda menyambutnya dengan tertawa geli.
" Sembarangan ! Hahaha ..... !! "
" Apalagi emangnya yang dilakuin orang kalo ke hotel ? Hanya ada 2 pilihan, meeting dan dating, am i right ? "
" No no, honey .... absolutely, wrong !!! Hehehe ..... "
Kembali Linda tergelak tawa. Kemudian dia mengeluarkan sebuah sapu tangan berwarna hitam. Dan menyodorkannya kepada Evano.
" Nih, kebetulan ketemu disini. Ini sapu tangan mu, dan .... sudah bersih ! "
Evano menerimanya. Dilihatnya sekilas.
" Jangan dilihat, coba cium dong ! Wangi nggak ? "
Linda mendorong tangan Evano ke arah hidung, agar ia mencium sapu tangannya.
" Mmmm .... iya, wangi, wangi. Okey, thanks ! "
Linda tersenyum. Evano memasukkan saputangannya ke dalam saku jasnya. Dan obrolanpun berlanjut.
" Kemana ya si Riko ? Lama bener. "
Evano mulai merasa Riko terlalu lama pergi. Linda melihat ke sekeliling.
" Iya, padahal kita ada 10 menit ngobrol, kalo emang ke resepsionis, nggak selama ini kan ya .... "
Ujar Linda.
" Aku coba cari dulu ya .... Aduuhhh !! "
Saat Evano beranjak bangun, tiba-tiba kepalanya sakit. Dia jatuh kembali terduduk.
" Lho kamu kenapa ? Pusing ? "
Linda melihatnya dengan cemas.Evano memijit keningnya.
Kenapa ini ?
Kok kepalaku sakit...
Badanku juga berasa.... aneh.
Berasa panas .....
" Kamu tunggu disini ya, aku coba cari Riko dulu. Jangan kemana-mana. "
Kata Linda dan beranjak bangun.
Kemudian melangkah pergi menuju arah resepsionis berada. Melihat Linda berbelok, Evano berusaha untuk bangun. Perlahan sembari berpegangan di dinding, mencari arah ke toilet.
Ada apa ini ?
Badanku kok kayak gini ???
Aku nggak lagi sakit.
Aku ....
Jangan-jangan .....
Menemukan toilet, Evano segera masuk.
Kosong.... bagus deh !
Tunggu dulu, ini toilet cewek !!!
Aku salah masuk.
Evano menyadari, toilet yang dimasukinya salah. Segera dia kembali berusaha keluar sambil berpegangan pada dinding.
BRAKKK !!!
Pintu utama toilet dibuka dengan kasar. Evano yang sedang mencoba untuk keluar, menjatuhkan dirinya ke dalam toilet terdekat. Segera mengunci pintunya.
Alisha Kamaniya, 17 tahun.
Alisha menatap jam tangannya. Wajahnya tampak cemas. Jari jemarinya menggenggam erat ujung roknya.
Alisha, jangan mikirin apa-apa !!
Nggak papa !!!
Demi Bunda, harus bisa.
Hanya ini jalan satu-satunya.
" Vita, kenapa teman mu pucat banget ? Sakit ? "
Tegur Tante Irma melihat betapa pucat pasi nya Alisha. Vita melihat ke arah Alisha.
Ah, dasar !!!
Udah dibilangin juga, jangan malu-maluin.
Vita berjalan menghampiri sang teman. Alisha melihatnya dengan cemas.
" Ayolah, bukannya kamu butuh uang cepat ? "
" Tapi ...."
" Hanya ini cara cepat buat dapetin uang cepat dan banyak. "
" Apa bener-bener bisa dapetin 10 juta malam ini ? "
" Pasti ! Begitu konsumen mu tau soal masih sucinya kamu, kamu minta 20 juta juga pasti dikasih ! "
" Aku takut hamil .... "
" Pake pengaman, nanti aku kasih ! "
" Gimana kalo aku nggak dapat 10 juta ? Gimana kalo dia nggak mau bayar segitu ? "
" Nggak usah kebanyakan mikir ! Konsumen mu malam ini, Oom Rizal, Big Bos di bisnis emas dari Sumatera. Dia suka daun muda yang belum dipetik. "
Alisha menatap Vita dengan tajam.
" Benarkah ? Aku pasti dapetin 10 juta itu kan ? "
" Iya, aku jamin ! Nggak akan sia-sia kamu ada disini malam ini. "
" Vita, tamu kalian udah datang. Gih sono, buruan ke Pub hotel. "
Kata Tante Irma sesaat setelah menerima telepon. Alisha yang sesaat tadi mulai tenang, kembali cemas. Tapi Vita tanpa peduli, segera menarik tangannya. Mau tak mau, Alisha mengikutinya.
" Semangat ya cintaaa..... Ku doain, kalian dapat bonus yang bagus ! "
Tante Irma mengiringi mereka keluar kamar tempat merias diri, dengan senyum yang lebar.
Tiba di pub, Vita mencari meja yang sudah dipesan untuk mereka. Dan dengan cepat menemukannya. Tepat di sudut paling depan panggung untuk penyanyi, sudah menanti sang tamu yang dimaksud Tante Irma.
2 orang laki-laki berusia kurang lebih setengah abad, melambai kepada mereka. Vita dan Alisha pun berjalan mendekat.
" Malem, Oom .... "
Vita menyapa dengan genitnya kepada 2 tamu di hadapannya. Dan dengan cepat mencubit lengan Alisha.
" Ah, iya ..... Ma-malam ! "
Kata Alisha dengan gugup.
" Sini, sini ..... sudah jangan basa-basi lagi, ayo temani minum ! "
" Oh iya, siapa nama mu sayang ? "
Kata Oom Rizal tidak sabar. Dengan cepat menarik tangan Alisha dan membawanya ke pangkuan nya. Alisha yang tak menyangka, tersentak, ingin meronta. Tapi Vita melotot ke arahnya. Dan akhirnya, Alisha pun memilih menyerah pada keadaan.
" A-Alisha, Oom... "
Vita duduk di samping Oom Andre, orang yang menyewa mereka berdua untuk menjamu Oom Rizal. Oom Andre langsung merangkul Vita, dan menciumnya. Vita tampak menikmatinya.
Alisha melihat mereka berdua dengan pandangan jijik. Tapi dia lebih jijik lagi saat Oom Rizal mulai meraba-rabanya.
" Nggak !! Jangan ! Saya mohon, jangan ... "
" Ayolah, kamu kesini tanpa paksaan, kenapa sekarang mau pura-pura sok suci ??? "
" Saya mohon .... jangan ..... "
Alisha merintih menangis. Memohon. Ketakutan.
" Apa-apaan ini !!! Kamu sengaja main-main denganku ??? "
Oom Rizal meradang menerima penolakan dari Alisha. Alisha berdiri, bangun dari pangkuan Oom Rizal. Oom Andre terkejut melihat tamu nya marah. Merasa tidak enak hati. Vitapun merasa demikian.
" Vita, jangan bikin malu aku ! "
Kata Oom Andre. Vita mengangguk. Kemudian ditariknya Alisha dan dibawa keluar pub.
" Vita, aku-aku nggak bisa .... "
Kata Alisha sambil mengikuti kemana Vita melangkah. Menuju toilet umum, terdekat dari pub, masih di lantai yang sama.
BRAKKK !!!
Dengan kasar, Vita mendorong pintu toilet. Menarik tubuh Alisha dan mendorongnya ke dinding.
" Vita .... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Hikayah Rahman
mampir dulu author
2021-03-19
0
Shio Kelinci 🐰
meetibgbya
2021-02-22
0
Shio Kelinci 🐰
nongol di branda... Semangat...
2021-02-22
0