Hotel Z, Meeting Room.
Evano Ravindra, 23 tahun.
" Meeting nya sudah selesai, mau langsung ke acara perpisahan Salma, Bos ? "
Kata Riko mengingatkan Evano.
Evano terdiam sesaat. Mengalihkan pandangannya ke arah kaca, dimana tampak pemandangan malam ibukota yang gemerlap.
Ya, malam ini malam terakhir Salma disini.
Besok dia ke Milan, berhasil dapetin mimpi terbesarnya.
Sebagai model kelas dunia.
Jujur, aku nggak rela dia pergi.
Tapi aku juga nggak bisa egois.
Perjuangannya sebagai model kelas bawah dimulai saat dia masih SMP.
Sekarang.... dia berhasil.
Aku nggak tau, ngerasa harus senang apa sedih...
Evano merogoh kantong sebelah dalam jasnya. Tampak kotak kecil berwarna merah di genggamannya. Dibukanya kotak tersebut. Terlihatlah sebuah cincin emas putih dengan sebuah batu permata berwarna biru langit, sangat mempesona.
" Kamu mau ngelamar dia, Bos ? "
Riko bertanya setengah menebaknya.
Evano mengangguk.
" Dia pasti mau, itu tanda kalian akan terikat biarpun jarak jauh. Emang udah seharusnya kan ..... Berteman dari kecil, pacaran udah 5 tahun, nunggu apalagi ? "
" Itu yang aku pikirin .... Tapi kenapa aku jadi ragu, Ko ? Aku takut, lamaranku ntar malah akan jadi beban buat dia dan impiannya. "
" Nonsens ! Kalian saling mencintai, sebuah lamaran nggak bakal bikin dia ngerasa jadi beban. Aku yakin, dia nggak akan kayak gitu, jangan pesimis dong ! "
" Entahlah .... "
Evano beranjak bangun. Melangkah keluar dari Meeting Room, diikuti sang sahabat yang sekaligus menjabat sebagai asisten pribadinya, Riko Pratama.
" Tunggu di lobi ya, aku akan urus beberapa hal di resepsionis. "
Kata Riko begitu mereka keluar dari lift.
Evano mengangguk. Dengan santai berjalan menuju lobi. Mencari tempat duduk paling sudut, ia pun menunggu sang asisten pribadi.
" Hai, Evan !! "
Evano menoleh. Mencari arah asal suara yang memanggilnya. Seorang gadis cantik berjalan mendekat ke arahnya sembari melambaikan tangan.
Linda ?
Kenapa dia bisa ada disini ?
" Kamu .... ada meeting ? "
Linda menebaknya.
Evano mengangguk.
" Malam-malam ada di hotel besar, berkencan ? "
Kali ini Evano yang menebaknya.
Linda menyambutnya dengan tertawa geli.
" Sembarangan ! Hahaha ..... !! "
" Apalagi emangnya yang dilakuin orang kalo ke hotel ? Hanya ada 2 pilihan, meeting dan dating, am i right ? "
" No no, honey .... absolutely, wrong !!! Hehehe ..... "
Kembali Linda tergelak tawa. Kemudian dia mengeluarkan sebuah sapu tangan berwarna hitam. Dan menyodorkannya kepada Evano.
" Nih, kebetulan ketemu disini. Ini sapu tangan mu, dan .... sudah bersih ! "
Evano menerimanya. Dilihatnya sekilas.
" Jangan dilihat, coba cium dong ! Wangi nggak ? "
Linda mendorong tangan Evano ke arah hidung, agar ia mencium sapu tangannya.
" Mmmm .... iya, wangi, wangi. Okey, thanks ! "
Linda tersenyum. Evano memasukkan saputangannya ke dalam saku jasnya. Dan obrolanpun berlanjut.
" Kemana ya si Riko ? Lama bener. "
Evano mulai merasa Riko terlalu lama pergi. Linda melihat ke sekeliling.
" Iya, padahal kita ada 10 menit ngobrol, kalo emang ke resepsionis, nggak selama ini kan ya .... "
Ujar Linda.
" Aku coba cari dulu ya .... Aduuhhh !! "
Saat Evano beranjak bangun, tiba-tiba kepalanya sakit. Dia jatuh kembali terduduk.
" Lho kamu kenapa ? Pusing ? "
Linda melihatnya dengan cemas.Evano memijit keningnya.
Kenapa ini ?
Kok kepalaku sakit...
Badanku juga berasa.... aneh.
Berasa panas .....
" Kamu tunggu disini ya, aku coba cari Riko dulu. Jangan kemana-mana. "
Kata Linda dan beranjak bangun.
Kemudian melangkah pergi menuju arah resepsionis berada. Melihat Linda berbelok, Evano berusaha untuk bangun. Perlahan sembari berpegangan di dinding, mencari arah ke toilet.
Ada apa ini ?
Badanku kok kayak gini ???
Aku nggak lagi sakit.
Aku ....
Jangan-jangan .....
Menemukan toilet, Evano segera masuk.
Kosong.... bagus deh !
Tunggu dulu, ini toilet cewek !!!
Aku salah masuk.
Evano menyadari, toilet yang dimasukinya salah. Segera dia kembali berusaha keluar sambil berpegangan pada dinding.
BRAKKK !!!
Pintu utama toilet dibuka dengan kasar. Evano yang sedang mencoba untuk keluar, menjatuhkan dirinya ke dalam toilet terdekat. Segera mengunci pintunya.
Alisha Kamaniya, 17 tahun.
Alisha menatap jam tangannya. Wajahnya tampak cemas. Jari jemarinya menggenggam erat ujung roknya.
Alisha, jangan mikirin apa-apa !!
Nggak papa !!!
Demi Bunda, harus bisa.
Hanya ini jalan satu-satunya.
" Vita, kenapa teman mu pucat banget ? Sakit ? "
Tegur Tante Irma melihat betapa pucat pasi nya Alisha. Vita melihat ke arah Alisha.
Ah, dasar !!!
Udah dibilangin juga, jangan malu-maluin.
Vita berjalan menghampiri sang teman. Alisha melihatnya dengan cemas.
" Ayolah, bukannya kamu butuh uang cepat ? "
" Tapi ...."
" Hanya ini cara cepat buat dapetin uang cepat dan banyak. "
" Apa bener-bener bisa dapetin 10 juta malam ini ? "
" Pasti ! Begitu konsumen mu tau soal masih sucinya kamu, kamu minta 20 juta juga pasti dikasih ! "
" Aku takut hamil .... "
" Pake pengaman, nanti aku kasih ! "
" Gimana kalo aku nggak dapat 10 juta ? Gimana kalo dia nggak mau bayar segitu ? "
" Nggak usah kebanyakan mikir ! Konsumen mu malam ini, Oom Rizal, Big Bos di bisnis emas dari Sumatera. Dia suka daun muda yang belum dipetik. "
Alisha menatap Vita dengan tajam.
" Benarkah ? Aku pasti dapetin 10 juta itu kan ? "
" Iya, aku jamin ! Nggak akan sia-sia kamu ada disini malam ini. "
" Vita, tamu kalian udah datang. Gih sono, buruan ke Pub hotel. "
Kata Tante Irma sesaat setelah menerima telepon. Alisha yang sesaat tadi mulai tenang, kembali cemas. Tapi Vita tanpa peduli, segera menarik tangannya. Mau tak mau, Alisha mengikutinya.
" Semangat ya cintaaa..... Ku doain, kalian dapat bonus yang bagus ! "
Tante Irma mengiringi mereka keluar kamar tempat merias diri, dengan senyum yang lebar.
Tiba di pub, Vita mencari meja yang sudah dipesan untuk mereka. Dan dengan cepat menemukannya. Tepat di sudut paling depan panggung untuk penyanyi, sudah menanti sang tamu yang dimaksud Tante Irma.
2 orang laki-laki berusia kurang lebih setengah abad, melambai kepada mereka. Vita dan Alisha pun berjalan mendekat.
" Malem, Oom .... "
Vita menyapa dengan genitnya kepada 2 tamu di hadapannya. Dan dengan cepat mencubit lengan Alisha.
" Ah, iya ..... Ma-malam ! "
Kata Alisha dengan gugup.
" Sini, sini ..... sudah jangan basa-basi lagi, ayo temani minum ! "
" Oh iya, siapa nama mu sayang ? "
Kata Oom Rizal tidak sabar. Dengan cepat menarik tangan Alisha dan membawanya ke pangkuan nya. Alisha yang tak menyangka, tersentak, ingin meronta. Tapi Vita melotot ke arahnya. Dan akhirnya, Alisha pun memilih menyerah pada keadaan.
" A-Alisha, Oom... "
Vita duduk di samping Oom Andre, orang yang menyewa mereka berdua untuk menjamu Oom Rizal. Oom Andre langsung merangkul Vita, dan menciumnya. Vita tampak menikmatinya.
Alisha melihat mereka berdua dengan pandangan jijik. Tapi dia lebih jijik lagi saat Oom Rizal mulai meraba-rabanya.
" Nggak !! Jangan ! Saya mohon, jangan ... "
" Ayolah, kamu kesini tanpa paksaan, kenapa sekarang mau pura-pura sok suci ??? "
" Saya mohon .... jangan ..... "
Alisha merintih menangis. Memohon. Ketakutan.
" Apa-apaan ini !!! Kamu sengaja main-main denganku ??? "
Oom Rizal meradang menerima penolakan dari Alisha. Alisha berdiri, bangun dari pangkuan Oom Rizal. Oom Andre terkejut melihat tamu nya marah. Merasa tidak enak hati. Vitapun merasa demikian.
" Vita, jangan bikin malu aku ! "
Kata Oom Andre. Vita mengangguk. Kemudian ditariknya Alisha dan dibawa keluar pub.
" Vita, aku-aku nggak bisa .... "
Kata Alisha sambil mengikuti kemana Vita melangkah. Menuju toilet umum, terdekat dari pub, masih di lantai yang sama.
BRAKKK !!!
Dengan kasar, Vita mendorong pintu toilet. Menarik tubuh Alisha dan mendorongnya ke dinding.
" Vita .... "
BRAAKKK !!!
Pintu toilet dibuka dengan kerasnya. Evano diam tak berkutik di dalam toilet berukuran 2x2 m2 tersebut. Vita dan Alisha masuk dengan bergegas. Alisha menatap Vita dengan memelas.
" Vita... "
" Ayolah, jangan kayak gini ! Kamu bikin malu aku !!! "
" Aku nggak bisa, aku merasa jijik. Ini yang pertama buatku ! "
" Aku tau ! Tapi kamu sendiri yang minta bantuan padaku, kamu butuh uang cepat, dan cuma ini jalan satu-satunya ! Coba kamu pikir, dimana kamu bisa dapetin 10 jutamu dalam semalam, kalo kamu nggak jual diri, hah ??? "
Alisha terdiam. Merenungkan kata-kata Vita.
Ya, aku butuh 10 juta malam ini, karena besok mama harus segera operasi.
Waktuku sudah mepet.
Sudah satu minggu coba cari pinjaman sana sini, nggak ada yang kasih.
BPJS Kehatan pun sudah lama non-aktif.
Evano makin merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya yang mulai merasa gerah. Ada suatu perasaan aneh yang menjalar.
Jadi cewek yang 1 itu mau jual diri ?
Butuh uang 10 juta ?
Dan sepertinya ini solusiku.
Ini obat perangsang...
" Aku tau.... "
Lirih Alisha dengan sedih.
Sebuah realita yang harus dihadapinya malam ini, membuatnya sesak napas.
" Bagus kamu tau, sekarang siapin diri mu, ini pengaman... Simpan di tas mu. Inget !! pake kalo nggak mau hamil tanpa suami ! "
Pengaman ?
Temennya kasih sebuah pengaman ?
Temennya ini, mucikari nya ?
Evano semakin penasaran. Pikirannya mulai tidak fokus. Tetapi dia tidak mau ambil resiko main keluar begitu saja.
Aku nggak sanggup !
Aku harus keluar sekarang dan butuh seseorang buat diriku saat ini !
Napasku mulai tidak beres.
Badanku mulai merasa aneh !!!
Batin Evano.
Mencari waktu bersiap untuk keluar dari tempat persembunyiannya.
Alisha menerima apa yang disodorkan Vita, sebuah bungkusan kecil. Segera dimasukkannya ke dalam tas.
" Rapihkan make-up mu, aku jalan duluan. "
Vita mengingatkan.
Alisha melihat ke cermin di belakangnya. Riasannya memang agak berantakan karena tadi menangis. Alisha bersiap membersihkan make-upnya.
BRAAKK !!
Pintu toilet tempat Evano bersembunyi terbuka. Alisha terkejut saat melihat dari cermin, ada toilet terbuka dan keluar seorang laki-laki muda. Nafasnya terengah-engah, wajahnya merah padam, tatapannya tajam ke arahnya.
" Ikut aku ! Aku bayar kamu 20 juta !!! "
Seru Evano.
Tanpa menunggu jawaban, ia langsung menyeret Alisha keluar dari toilet.
" Hei ! Tung-tunggu dulu ! Ka-kamu si-siapa ? "
Alisha meronta, berusaha menarik pegangan tangan Evano. Tapi Evano tidak menggubrisnya. Terus melangkah setengah berlari menuju lift dan memilih lantai 12, dimana Evano memiliki satu kamar khusus kelas VVIP di hotel tersebut.
" Lepasin ! Aku harus turun !!! "
Di dalam lift, Alisha terus memberontak.
" DIAM !!! Kalo kamu masih berisik, aku akan lakuin itu di lift ! "
Bentak Evano.
Ia sedang berusaha keras menahan diri dari pengaruh obat perangsang yang sudah mulai bekerja dalam tubuhnya.
Siapa ini yang sengaja memberiku obat perangsang ?
Salah satu kolegaku dalam rapat tadi ?
Tapi buat apa ?
Kita kan sedang rapat...
Linda !!!
Batin Evano penasaran.
Lakuin itu di lift ?
Apa maksudnya ?
Haaaa..... jangan-jangan.....
Alisha menelan ludah. Diperhatikannya sosok pria yang terus memegang tangannya dengan kuat.
Masih muda sih....
Okey, kalo emang harus jual diri, paling nggak, mendingan sama dia kan... daripada sama bapak-bapak yang di pub.
Lift terbuka, tepat satu arah di ujung lift, terlihat sebuah pintu kamar yang berbeda dengan kamar yang lainnya. Evano menyeret Alisha ke arah pintu kamar tersebut.
Dengan cepat, Evano mengeluarkan kartu password pintu kamar.
" Masuk !! "
Dengan kasar Evano mendorong tubuh Alisha. Alisha melangkah masuk kamar dan terpesona. Bola matanya membelalak lebar. Memperhatikan ke sekeliling ruang kamar yang baru saja dimasukinya.
Evano mengunci kembali pintu kamar. Dengan terburu-buru membuka pakaiannya. Setengah telanjang, mendorong tubuh Alisha ke ranjang.
Alisha yang masih ternganga melihat indahnya kamar tersebut, tersentak kaget.
Badannya.... badannya.... ???!!!!
" A-apa..... Mmmppfffttthhhh !!! "
Belum selesai Alisha mengajukan pertanyaan, Evano membekap mulutnya dengan ciuman. Membuka paksa seluruh pakaian Alisha.
Okey.... ini saatnya merelakannya.
Impian menjadi pengantin terindah dan melakukan pertama kali dengan pasangan pilihan ku sendiri, hanya tinggal impian....
Batin Alisha sedih.
Perlahan, mulai menyerahkan diri pada Evano. Memejamkan mata, menahan tangis, berharap semua secepatnya terjadi dan selesai.
Sialan !!?!
Ini yang pertama buatku dan aku melakukannya dengan orang yang aku nggak kenal ?
Salma...
Batin Evano berperang sendiri.
Antara menolak dan melakukannya. Tapi zat perangsang yang sudah menyebar tak memberi waktu untuk bersabar dan berpikir panjang.
Dengan penuh gairah yang sudah tak terkendali, Evano melampiaskannya kepada Alisha yang hanya bisa membiarkan semuanya terjadi dengan pasrah.
Keesokan Paginya, pukul 09.10 WIB.
Suara panggilan handphone milik Evano berdering dengan terus menerus. Sang pemilik yang masih tertidur pulas, mulai menggerakkan ke dua matanya. Kepalanya agak berasa pusing. Terbangun karena dering handphone nya yang sekarang sudah berhenti.
" Uugghhh !!! Badan ku.... "
Evano menggeliat dan merasakan sakit seluruh tubuhnya. Perlahan berusaha bangun dan akhirnya memilih duduk bersandar di ranjangnya. Matanya mulai terbuka. Dilihat sekeliling ruangan.
Kamar hotel ku ya ....
Ah iya.... aku ingat !
Dan ingatannya berputar kembali pada waktu semalam.
Cewek itu !
Evano menoleh ke sisi ranjangnya. Tidak menemukan sosok Alisha. Mengedarkan pandangan ke sekitar. Hanya menemukan pakaiannya sendiri berserakan di lantai.
Sambil beranjak bangun dan membalut tubuhnya dengan selimut, Evano bergegas ke arah kamar mandi. Membuka pintu nya.
Nggak ada ????
Kemana dia ?
Aku kan belum kasih 20 jutanya.
Nggak mungkin dia pergi gitu aja, dari yang kudengar semalam, dia butuh uang 10 juta malam ini.
Evano meraih jas nya yang tergeletak di lantai. Mencari handphone nya.
Oh, yang nelpon tadi Riko...
16 panggilan.
Eh, Salma ?....
23 panggilan ???
" AAAARRGGGHHHHH !!!! "
Tiba-tiba Evano menjerit, mengingat sesuatu. Dengan cepat, menelpon Riko.
" Heiiii !!!! Kemana aja kamu, bosss ??? "
Riko langsung berseru dengan nada kesal.
" Salma ! Salma, apa dia.... "
" Ya, kamu benar-benar bikin aku jantungan ! Salma udah naik pesawat tadi pagi jam 7, dan kamu, hah ! Aku nggak tau harus bilang apa sama kamu sekarang !!! "
Evano lemas. Seluruh tulang di tubuhnya seperti lepas dengan sendirinya. Terduduk di lantai. Handphonenya terlepas dari genggamannya.
" Hallo !! Hallo !! Evan, kamu masih disitu ? Hallo !!! "
Terdengar Riko berulangkali memanggil. Evano benar-benar patah semangat. Dengan lesu, mengangkat kembali handphone nya yang tadi sempat terjatuh.
" ..... ya.... "
" Kamu dimana ??? "
" Jemput aku di Hotel Z sekarang. Bawakan baju ganti. "
" A-apa kamu bilang ? Hotel Z ??? "
" Heem... "
" Jadi kamu menginap di hotel ? Kalo kamu emang di hotel, kenapa setelah aku kelar ngurus admin di resepsionis kamu nggak bilang kalo tetep di hotel aja semalem ? "
" Panjang ceritanya... Nanti aja deh ! "
" Hotel Z yang semalem kan ? Yang kita rapat ? Yang biasa kamu nginep tiap weekend ? Yang... "
" Iya, Hotel Z ! Emang ada berapa Hotel Z disini, hah ??? "
" Okey, okey.... Aku otw sekarang ! "
Dan panggilan pun terputus. Evano membuka daftar panggilan masuk.
Salma....
Aku telpon apa chat aja ya ?
Pasti dia marah !
Gimana jelasinnya ke dia tentang semalam ?
Apa iya aku jujur, bilang kalo aku nginep di hotel sama cewek nggak dikenal dan bangun kesiangan, makanya aku nggak bisa nganter dia ke bandara ?...
Yang bener aja !!!
Bisa ngilang langsung dia selamanya dari hidupku, dan aku bisa gila ditinggalin dia !
Dengan langkah lesu, Evano beranjak bangun. Berjalan menuju kamar mandi.
Apa yang harus aku lakukan sekarang ?
Dan cewek tak dikenal itu... dia udah ngeliat seluruh badanku !
Yang sampai hari ini hanya Salma yang pernah lihat.
Rumah kontrakan Alisha Kamaniya
" Ma, kita pulang kampung aja yuk ! "
" Iya, iya.... kita pulang kampung, kita akan pulang kampung... "
" Kita buka toko kue, kayak mama mau.... Alisha punya banyak uang. "
" Iya, mama tau.... Kamu anak baik, pekerja keras, rezekimu pasti bagus.... "
Alisha memeluk mamanya dengan perasaan sedih. Sedang mama membalas pelukannya dengan penuh haru. Bersyukur dan berbahagia memiliki satu-satunya putri yang sangat berbakti.
" Alisha sayang mama.... "
" Mama juga, kamulah bintang terbesar dalam hidup mama, kenangan terindah dari ayah untuk mama.... Mama berdoa, kamu akan selalu bahagia sepanjang hidupmu. "
" Mama.... "
Alisha memeluk sang mama semakin erat.
Maafin aku, ma....
Aku bohong ke mama.
Uang yang banyak itu nggak semuanya dari hasil kerja keras aku, ma....
Itu uang gadein barang orang.
Dari harga yang disebutin Oom Joni, barang itu berharga banget.
Bisa buat beli rumah baru, mobil bahkan bisa buat modal buka toko kue yang komplit.
Tapi aku nggak mau terlalu serakah...
Biarin deh, yang penting udah bisa beresin biaya operasi mama, dan buat modal kecil-kecilan toko kue cita-cita mama...
Itu lebih dari cukup.
Paling nggak, nebusnya nanti nggak terlalu berat.
" Jadi kapan kita akan pulang kampung ? "
Alisha melepaskan pelukannya, dan menatap mamanya penuh harap.
Iya, semakin cepat pulang kampung semakin bagus.
Pemilik cincin berharga itu pastilah orang yang sangat kaya.
Dan aku yakin, secepatnya dia nyariin aku nggak mungkin nggak ketemu.
Jadi semakin cepat pindah, pulang kampung, semakin aman dan semakin punya banyak waktu buat mulai usaha.
Jadi aku bisa segera nabung buat nebus itu cincin.
" Coba aja kamu cari tiket sekarang, kita berangkat saja secepatnya. "
" Ah, benar ma ?.... Okey !! "
Yesss !!!!
Mama paling tau apa yang aku mau !
Sesuai harapan, harus bisa dapet tiket hari ini !
Urusan lain, singkirkan dulu....
Alisha kegirangan, dan segera berlari keluar kamar. Mencari handphone nya.
Kantor Evano.
Sudah lebih 4 bulan...
Tapi satu jejakpun nggak terlihat.
Bener-bener kayak nyari jarum di tumpukan jerami.
Itu cewek bener-bener kayak hilang ditelan bumi.
Sialan !!!
" Van.... Hallo.... Bosss ??? "
Evano melirik ke arah Riko.
" Akhirnya, noleh juga. Kamu ngelamunin apa ? Ada berapa kali aku panggil puluhan kali, kamu nggak denger ! "
" Soal cincinku, gimana ? "
" Aahh, soal itu ! Sorry, bro... Aku belum dapet info terbarunya. Masih terhenti di mana dia udah pindah kontrakan tanpa pamit sama yang punya rumah. Tetangganya ngeliat, malam hari masih keliatan, eh paginya udah kosong rumah kontrakannya. Kayaknya dia sadar dia berurusan dengan orang penting, jadi dia harus kabur secepat mungkin. "
" Temannya, dia belum telpon temannya ? "
" Nihil !! Sampai pagi ini tadi, bawahan ku melaporkan, temannya tidak menerima telpon dari dia. Wiussss.... bak lenyap gitu aja ! "
" Cincin aku itu harganya lebih mahal dari dia sendiri ! "
" Bos, inget ! Cewek itu masih virgin, jadi kali aja buat dia, harga virgin nya itu lebih tinggi dari apapun yang berharga di dunia ini. "
" Aku juga yang pertama kalinya ngelakuin itu ! "
" Tapi kan beda bos, pertama kali untuk cewek itu seenggaknya bersama dengan sang pangeran pujaan hati nya. Nah ini, dia terpaksa ngelakuin pertama kalinya denganmu yang notabene, sampai hari ini mungkin dia nggak tau siapa namamu. "
" Kamu itu sebenarnya belain siapa sih ? "
" Eehhh, sorry... Hehehe ! "
Riko cengar-cengir.
Raut wajah Evano mulai kesal.
Harus buru-buru ganti topik bahasan nih, kalo nggak tau-tau ada yang melayang....
Batin Riko sedikit cemas.
" Namanya Alisha Kamaniya, baru lulus SMK taun lalu. Di Bandung tinggal hanya berdua dengan ibu kandungnya yang bekerja sebagai penjual kue keliling. Alisha sendiri bekerja sebagai cleaning service di PT XY. "
Riko memberikan penjelasan tentang Alisha.
" Intinya, orang biasa dengan kehidupan sangat sangat sederhana. Keadaan ekonomi yang juga sangat mmmm .... bisa dibilang kurang. "
Tambahnya kemudian.
" Dari cerita para gurunya, dia salah satu murid terpandai yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah, sayangnya, dia memilih bekerja. Siswi terpandai nan cantik, idola para cowok di sekolah dan kebanggaan para guru. "
Evano bangun dari kursinya. Melangkah ke arah dinding kaca. Menatap jauh keluar.
Kota seluas ini....
Sampai kapan aku harus cari cewek itu ?
Cincin itu seharusnya sebagai cincin lamaranku saat nganter Salma ke bandara.
Hah ! Boro-boro melamar, nganter aja juga nggak.
Dan Salma nggak mau angkat telpon ku sampai hari ini.
Chat ku pun nggak pernah dibalas.
Setiap hari aku mengiriminya buket mawar merah ke apartemennya di Milan.
Memesan paket sarapan pagi dengan menu diet buat dia.
Entah diterima apa tidak... tak pernah ada balasan atau sepatah katapun darinya.
" Ayahnya meninggal saat bekerja sebagai sopir angkot, terindikasi karena angin duduk. Itu terjadi saat dia kelas 6 SD. Jadi dia benar-benar sadar diri tentang perjuangan sang ibu yang menjadi single parents. Ibunya sakit, tumor rahim. Dokter yang menangani ibunya bilang, harus segera dioperasi, tumornya sudah makin membesar. "
Makanya dia memilih jual diri untuk 10 juta.
Demi sang ibu....
Okey, sejauh ini aku masih bisa terima alasan dia jual diri.
Tapi kenapa dia nggak sabar tunggu aku bangun ?
Paling nggak, bangunin aku, dan aku pasti kasih 20 jutanya.
Kenapa malah pergi gitu aja bawa kabur cincinku ???
Itu yang aku nggak bisa aku terima !!!
" Aku mau, sebelum Salma pulang ke Indonesia, cincinku sudah ketemu. Aku nggak peduli gimana caranya. Lamaran ku yang tertunda, jangan sampai gagal lagi. Buatku, Salma segalanya. Nggak ada lagi cewek di dunia ini yang bisa gantiin posisi dia di hatiku. Aku cuma mau menikah dan menghabiskan hidupku, menua bersamanya, itu janji kami berdua dari kecil. "
" Aku pastikan itulah yang akan terjadi ! Kamu percaya saja padaku. "
Sekilas, Evano mengingat kejadian malam itu. Bagaimana dia dan Alisha melakukan hubungan yang seharusnya dilakukan oleh sepasang suami istri.
Mendadak mukanya memerah. Berasa panas.
Riko memperhatikan raut wajah Evano yang tiba-tiba berubah.
" Kamu kenapa ? Kok tiba-tiba muka mu merah gitu sih ?.... Kamu sakit, bos ? "
Riko keheranan melihat raut wajah sang bos tiba-tiba berubah. Evano membuang muka.
Apa-apaan ini....
Baru aja kubilang, Salma lah segalanya buatku, kenapa mikirin cewek sialan itu aku jadi ngerasa gerah ???
" Keluar, belikan aku makan siang ! "
Sengaja mengalihkan perhatian sang sahabat. Riko manggut-manggut.
" Oh, okey ! "
Sahut Riko dengan sigap. Dan tanpa menunggu lama, segera keluar dari ruangan tersebut. Evano kembali ke mejanya.
Alisha Kamaniya....
Namanya cantik sih.
Mmm.... dia juga cantik.
Kulitnya kuning langsat.
Pantes emang kalo jadi idola temen cowoknya.
Tetep harus aku temukan dan kukasih pelajaran.
Anak masih bau kencur, berani kurang ajar padaku !
Berani bener main ambil gitu aja cincinku.
Aku pesan cincin itu jauh-jauh ke Italia, spesial buat Salma.
Okey, kuakui dia emang masih virgin, tapi kita udah sepakat harga dia itu 20 juta ?
Cincinku lebih dari 20 juta, bahkan ratusan juta !!!
Berlian di cincin itu diukir khusus oleh ahli profesional yang terkenal di Italia.
Berlian nya jangan ditanya lagi.
Dari proses memilih, memesan nya sampai jadi, aku menunggu hampir 7 bulan.
Dan si Alisha ini, hanya tidur semalam denganku berani-beraninya bawa kabur begitu aja !!!
" Hhuuffttthhhh !!! Aku bisa gila gara-gara cewek sialan itu !!! BULLSHIT !!! "
BLLAAKKKK !!!!
Evano memukul meja kerjanya dengan penuh amarah. Kepalanya mulai terasa sakit. Pusing memikirkan cincinnya yang diambil Alisha malam itu, 4 bulan lalu.
Dari segala hal yang aku ingat malam itu, adalah tatapan matanya.
Dia menatapku, menatap badanku...
Dia shock, aku yakin !
Tapi dia tetap melakukannya denganku tanpa rasa takut...
Tatapannya berbeda...
Berbeda dari tatapan Salma saat melihatku dengan kondisiku ini.
Apa dia nggak takut ?
Nggak jijikkah ?
Atau karena emang terpaksa butuh uang, jadi dia ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!