2
Salia memasuki Danuarga Hospital ya, rumah sakit swasta milik kakek nya, John Lopard Danuarga sang pengusaha kaya.
Dia disana magang menjadi perawat untuk sementara. Dan setelah usianya 22 tahun nanti, dia akan menjadi seorang perawat di rumah sakit itu.
Setelah kuliah nya selesai dan mendapatkan gelar dokter, dia akan menjadi dokter tetap di rumah sakit tersebut.
Ya, meskipun itu rumah sakit nya juga, Salia harus bertanggungjawab atas pendidikan dan kemampuannya sendiri di bangku perkuliahan.
Meski dia di manja, dia harus membuktikan kalau dirinya bisa mandiri tanpa harus di kasih itu ini oleh kedua orangtuanya.
Salia memasuki ruang rawat. Dia melihat pasien anak kecil itu terbaring lemah diatas ranjang.
"Halo" sapa Salia.
Gadis kecil yang terkena DBD itu tersenyum sedu menjawab sapaan Salia.
"Halo, suster"
Salia memeriksa gadis kecil itu.
"Sebentar lagi kamu akan sembuh, asalkan kamu mau minum obat nya yaa" kata Salia sambil membelai lembut kepala gadis kecil itu.
"Terimakasih sus"
Salia mengangguk kemudian berlalu menuju ruang rawat yang lain dan begitu seterusnya nya.
"Halo, suster Salia " sapa para perawat dan beberapa dokter yang lewat.
"Halo" dengan ramah, Salia menjawab sapaan mereka.
"Ah, bahkan aku masih magang, mereka sudah menganggap ku bagian dari mereka.. Terimakasih " gumam Salia.
"Suster! Ada wanita yang mau melahirkan! Ayo, beberapa orang dokter sedang ada rapat dan sisa nya sedang mengurus pasien lainnya, ayo kita harus membantu ibu yang melahirkan itu " kata salah satu suster yang sedang magang juga.
"Apa? Ayo kita kesana" kata Salia.
Padahal dia juga belum pernah praktek melahirkan. Tapi, ini tanggung jawabnya dan selama ini dia juga berlatih khusus di bawah bimbingan dokter -dokter berpengalaman seperti ayahnya sendiri.
Salia dan sesama rekan suster nya memasuki ruang UGD.
Mereka melihat wanita yang mau melahirkan itu berteriak begitu kencang nya dan suami nya berada disisi nya memberikan dukungan dan kekuatan.
Rekan Salia meminta suami wanita hamil itu untuk menunggu di ruang tunggu.
"Mohon maaf, pak, sesuai dengan peraturan, kami memohon bapak untuk menunggu diruang tunggu "
"Tapi, sus.. Istri saya sangat membutuhkan saya" kata sang suami.
Salia terlihat sedih. Dia menepuk bahu rekan nya. "Tidak apa-apa, dia berhak menemani istri nya " kata Salia.
"Terimakasih, sus "
Salia dan rekannya mulai melakukan praktek persalinan. Mereka berusaha membantu perjuangan seorang ibu itu.
Setelah beberapa menit, akhirnya terdengar suara tangisan bayi yang menggema di ruangan itu.
Salia membersihkan bayi itu. Setelah bayi nya selesai di mandikan, dengan telaten, Salia memakaikan bayi itu kain bedong.
Dia menggendong nya. "Wah, bayi tampan ini.. Selamat datang di dunia, sayang "
Salia memberikan bayi itu pada ayah nya.
"Selamat pak, bayi anda laki-laki.. Dia lahir dengan sehat dan selamat.. Selamat ya bu " kata Salia.
Sepasang suami istri itu terlihat bahagia. Mereka melihat bayi mereka.
Salia terharu. Dia berharap suatu hari nanti dia dan Refa juga bisa seperti sepasang suami istri itu. Saling mencintai dan menikah lalu memiliki seorang anak.
Rekan Salia menepuk bahu Salia. "Kau benar-benar baik, Salia"
"Tidak, Megan.. Ini tugas ku.. Tugas kita.. " kata Salia.
Suster yang bernama Megan itu tersenyum.
♡♥♡♥♡♥♡
Keesokan hari nya, Meina kembali mengikuti pelajaran di kampus. Dia sudah menempuh semester 3, namun dia sudah berlatih dan belajar dengan baik selama ini. Sehingga dia di percaya untuk menjadi seorang suster magang di rumah sakit milik kakek nya.
Grace duduk disampingnya. "Hai, Nn. Danuarga "
"Ah, Grace, jangan manggil gue dengan sebutan itu. Ini di kampus bukan di rumah "
"Mansion maksudmu? "
"Grace"
"Ah , baiklah.. Ih gue lupa.. Hari ini hari ulang tahun Rean!! Oh my god gue harus buru-buru cari hadiah buat dia"
"Ah lo histeris mulu.. Nanti pulang dari kampus, kita beli kado nya ya"
"Beneran lo mau nemenin gue? "
"Iya, lagian kita kan temen "
"Ohh.. Makasih Salia "
Grace memeluk Salia dengan erat.
♡♥♡♥♡♥♡
Salia memasuki mansion kakeknya setelah pulang dari kampus.
"Hai, cucu ku sayang ayo masuk, tumben kamu kesini nak, kamu sama siapa? " tanya Maharani.
Salia tersenyum. "Tadi aku sama Grace, Oma.. Dia udah pulang"
"Kenapa gak di suruh mampir dulu? "
"Udah, tapi dia lagi buru-buru, ada temannya yang ulang tahun "
"Oh gitu, ya udah.. Kamu mau nginep? "
"Emm.. Enggak Oma.. Aku cuma mau tanya sesuatu "
"Tanya tentang apa, sayang? "
"Emm.. Aku kan udah dewasa, apa aku boleh tahu soal papa? "
Maharani terlihat berpikir dengan mencerna kata-kata Salia.
"Katakan saja, apa soal.. Psikopat? " tanya Maharani ragu.
"Bukan.. Itu.. Itu Meisa udah tahu Oma.. Meisa mau tanya soal musuh-musuh papa.. Kenapa papa punya musuh? Apa papa berbuat salah? "
"Sayang, di dunia bisnis, semua orang bisa menjadi musuh.. Kamu tidak tahu betapa kejam nya dunia bisnis dimana para pengusaha berusaha mencari cara untuk menjatuhkan saingan nya"
"Tapi, Oma.. Kalo mereka di dunia bisnis, berarti aku gak ada sangkut pautnya dong, kan yang bekerja di dunia bisnis itu cuma Papa sama mama.. Selain itu, setelah aku lulus, aku akan menjadi dokter bukan pengusaha "
"Itu dia masalah nya, Meisa sayang.. Mereka mencari celah kelemahan lawan mereka. Salah satu nya orang terdekat saingan mereka.. Termasuk keluarga.. Kamu tetap harus waspada, Meisa.. Sekarang kamu mengerti? "
Salia mengangguk. "Iya, Oma.. " namun Salia masih ragu. Apa dia tidak akan mempercayai siapapun?
"Oh ya, aku pulang dulu ya, Oma.. Sampai jumpa " kata Salia sambil mencium kedua pipi Maharani.
♡♥♡♥♡♥♡
By
Ucu Irna Marhamah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
shafira lubis
enak ya jd holang kaya, mansion segitu wah nya dikata rumah. coba kalo gw, uda gw kata istana kali yak wkwk
2021-08-04
0
Herna Herna
salia umur 20 thn ko pkrn cetek amat, gk dwsa amat
2021-04-17
1
Susilawati Dewi
ya harus ati ati selia
2021-03-05
0