Refan terlihat baru keluar dari mobilnya, setelah beberapa saat yang lalu ia memarkirkan mobilnya di garasi.
Dia melangkah masuk ke rumah besar nan mewah itu dengan langkah panjang sambil membawa sebuah bungkusan di tangannya .
“Selamat datang Tuan, nyonya sudah menunggu anda di ruang keluarga” Sapa kepala pelayan yang sedang berdiri di depan pintu di ikuti beberapa pelayan lainnya.
Pelayan tersebut mempersilahkan Tuan mudanya masuk dan menunduk dengan hormat
“Terimakasih”.
Refan melangkah menuju ke ruang keluarga. Di sana dia melihat Ibu dan Ayahnya tengah bersantai sambil menikmati secangkir Teh hangat.
Hari ini adalah hari minggu saat mereka santai sejenak melepas lelah.
“Fan, kamu sudah kembali nak?”
“Ya Bu." Jawab Refan sambil menyerahkan bungkusan yang tadi dipegangnya ke tangan ibunya.
“Terimakasih Nak” Ibu tersenyum senang dan mengulurkan tangan untuk mengambil bungkusan dari tangan putra nya itu.
”Apa Pendeta Yosep mengatakan sesuatu padamu tadi?”
“Hm? Sesuatu apa Bu?” Tanya Refan.
"Oh.. Tidak ya. Ya sudah, apa kau ingin teh hangat juga Fan?”
“Tidak usah Bu." tolak Refan dengan halus. "Aku ingin kembali ke kamar dulu. Ada sedikit pekerjaan yang harus ku selesaikan."
Refan beranjak berdiri. “Ayah, aku permisi ke kamar dulu."
Setelah permisi kepada kedua orang tuanya Refan segera bergegas masuk ke kamarnya.
Dia mendudukkan dirinya di atas sofa dan meraih laptop yang ada di atas meja.
Dia membuka laptop itu dan mulai membaca satu persatu email dari sekretarisnya untuk di periksa olehnya. Walaupun ini hari minggu, tapi tetap saja dalam kondisi senggang ia tetap bekerja dari rumah.
Setelah beberapa saat, Refan terdiam dan kembali bibirnya mengulas senyum samar hampir tidak terlihat.
Bayangan pertemuannya dengan Riana tadi kembali melintas dalam pikirannya.
Siang itu dia memang di suruh oleh ibunya untuk mengambil pesanannya ke rumah pendeta Yosep
Namun, saat hendak menuju halaman belakang gereja tempat Pendeta Yosep tinggal tiba-tiba seseorang menabrak tubuh tingginya.
Pada saat itu banyak anak-anak yang sedang berlari-lari di halaman depan gereja itu. Saat itulah ia bertemu dengan Riana. Gadis cantik dengan wajah yang lembut, senyum dan mata yang indah.
Refan tanpa sadar kembali tersenyum sambil menopang dagunya.
‘Gadis yang indah, kemana saja kamu selama ini Riana? Kenapa baru sekarang aku bisa bertemu dengan mu?’. Gumam Refan Pelan.
Sepertinya Refan sudah jatuh hati dengan gadis yang bernama Riana sejak pertama kali iya menatap mata dan melihat senyum teduh nan indah miliki gadis itu.
Refan percaya, takdir cinta akan membawanya untuk bertemu kembali dengan gadis itu.
Gadis pertama yang mampu membuat getaran indah di dadanya.
Gadis pertama yang mampu membuat nya terpesona.
Saat Refan sedang asyik melamun, dia mendengar suara ketukan dari pintu kamarnya.
Tok...tok...tok...
"Fan, apa Ibu bisa masuk Nak?" tanya Ibu dari luar.
"Masuklah Bu, pintunya tidak dikunci" jawab Refan dari dalam kamar.
Pintu kamar terbuka perlahan. Ibu berjalan pelan ke sofa dan duduk di sebelah putra semata wayangnya itu.
"Kamu sedang apa Fan?" tanya Ibu sambil memperhatikan putranya yang tengah sibuk mengetik sesuatu di laptopnya.
Sesaat setelah Refan selesai membalas email sekretarisnya itu dia pun mematikan laptop dan menaruhnya di meja.
"Ada sedikit pekerjaan Bu, dan sudah selesai"
Refan tersenyum sambil menatap Ibunya nya. "Ibu sedang apa ke kamar ku?"
"Hmm,, ada sesuatu yang ingin Ibu sampaikan pada mu Fan." jawab Ibu ragu-ragu.
"Apa itu Bu? Katakanlah."
Ia penasaran hal apakah yang ingin di sampaikan oleh Ibunya itu. Dalam hati Refan berdoa semoga saja Ibu tidak bicara aneh-aneh mengenai perjodohannya dengan wanita pilihannya itu lagi.
Jujur Refan sungguh bosan jika Ibunya tidak gentar-gentarnya selalu berusaha mengenalkannya dengan wanita-wanita yang satupun tak menarik dihatinya.
"Fan, sebenarnya Ibu ingin mengenalkan mu dengan sepupu Pendeta Yosep, dia baru saja menyelesaikan studi nya dari Roma dan__"
"Buuu??" Refan memotong perkataan ibunya.
Dia mendengus kesal, baru saja dia berdoa dalam hati agar Ibunya tidak membicarakan soal jodoh-menjodohkan , tapi Ibunya malah mau mengenalkannya lagi dengan wanita lain sekarang. Refan benar-benar lelah dan jenuh di jodoh-jodohkan seperti ini.
"Fan, apalagi yang kau tunggu Nak? Kau sudah dewasa dan mapan, sudah saatnya kau mencari pendamping hidup mu.” Ibu menghela nafas pelan.
Dia tau putranya akan bereaksi seperti apa ketika dia berbicara soal perjodohan. Tapi apalah dayanya sebagai orang tua. Dia hanya menginginkan yang terbaik untuk putranya.
"Baiklah Nak, maafkan Ibu yang terlalu memaksa mu, tapi Ibu hanya berpesan, segera lah pikirkan soal masa depan mu. Pendamping hidup itu sangat perlu untuk masa depan mu kelak.” Ibu membelai kepala Refan lembut, kemudian beranjak berdiri hendak keluar dari kamar putranya itu.
"Bu?" panggil Refan pelan. Langkah Ibu terhenti di depan pintu kamar. Dia menoleh ke arah putranya.
"Iya Nak?" Ibu menjawab sambil membalikan badan menghadap Refan.
"Maafkan Aku." Refan menunduk merasa bersalah kepada Ibunya.
Perkataan ibunya tadi memang benar. Dia memang membutuhkan sosok pendamping dalam hidupnya.
"Dalam waktu dekat aku berjanji akan membawa gadis pilihan ku untuk ku perkenalkan pada Ibu dan Ayah. Hanya beri aku sedikit waktu untuk itu." Refan berucap pelan dan yakin.
Ia kembali mengingat Riana, dia akan mencari dan menemui gadis itu lagi dan mengutarakan isi hatinya perlahan.
"Benarkah?" tanya Ibu dengan mata berbinar-binar. Betapa senangnya dia mendengar perkataan putranya barusan.
"Iya Bu. Aku berjanji untuk itu." jawab Refan dengan pasti. Dia tersenyum melihat wajah bahagia Ibunya.
Sekarang, tinggal mencari dan menemui Riana kembali, mendekati gadisnya itu dengan perlahan, mengutarakan perasaannya dan membawanya ke hadapan Ibu dan Ayahnya.
Memperkenalkannya sebagai calon menantu. Ah, membayangkan nya saja sudah membuat Refan senyum-senyum sendiri. Dalam hati dia berdoa, semoga semua berjalan dengan baik sesuai harapannya.
Good Luck Refan.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Elly Mei
gercep nih refan
2021-01-28
2
Kristina vina
Semangat thor
2021-01-28
2