Keributan yang masih berlanjut disini. Keributan yang pasti disebabkan oleh Hanna. Di suatu kafe yang tidak jauh dari sekolah kami. Kami duduk menunggu pesanan, sembari meributkan apa yang terjadi saat di jam pelajaran terakhir.
“Kalian bisa udahan nggak ributnya? Malu tahu diliatin,” tegur Gina.
“NGGAK BISA!” cicit Oni.
Hanna hanya mendengar ocehannya, sekalipun tidak membuka mulutnya tidak membalas dengan ocehan lagi. Hanya memberikan balasan senyuman.
“Liat tuh Gin, dari tadi senyum mulu senyum mulu. Ngeledek," sindir Oni masih kesal.
Aku sangat senang bisa bersama mereka selama ini. Walaupun kami sering bertengkar tapi kami akan kembali akur.
Flashback On.
Saat pelajaran di jam terakhir, aku melihat Oni sedang tertidur pulas dengan ditutupi oleh buku. Aku pun tidak tega untuk membangunkannya. Dan akhirnya aku berbicara kepada guru mata pelajaran yang sedang berlangsung yaitu pelajaran yang sangat membosankan menurutku. Sejarah.
Sejarah dimana kita harus mengingat kembali ke belakang. Mengingatkan masa laluku yang aku ingin buang dari pikiranku dan hidupku. Aku mengangkatkan tangan.
“Maaf, Pak?”
Guru itu berhenti bercerita. Melihat salah satu muridnya mengangkat tangan.
“Iyah Hanna, ada yang ingin ditanyakan?” tanyanya.
“Pak, dari apa yang diceritakan oleh bapak itu. Saat-saat itu apa mereka bisa tertidur pulas tanpa adanya suatu yang mengancam mereka?” Sambil melirik ke arah bangku disampingnya itu, Oni.
Semua mengikuti tatapan Hanna kepada Oni. Yang ternyata Oni sedang tertidur. Tanpa sadar dia tidak mengetahuinya bahwa Hanna mengerjainya kembali.
“Hanna!” tegur Gina dengan suara pelan memperingati. Mungkin Gina akan berkata Hana kenapa bilang ke pak Didi. Nggak kasian sama Oni? Itulah perkataan yang menurut Gina ingin katakan sekarang. Aku hanya tersenyum sedikitpun tidak merasa bersalah.
Flashback Selesai.
“Hana, karena ini ulah lo. Jadi lo harus bantuin gue piket di akhir mata pelajarannya pak Didi selama 1 bulan!” decit Oni sambil menyilangkan lengannya karena kesal.
“Loh. Kok gue ikut-ikutan ngerjain hukuman lo sih,” timpal Hanna.
“Idih nggak sadar lo?”
“Ya-yah kan gue....”
“Gue apa? Mau bilang apa?” sindir Oni dengan tegas.
“Gue…”
Tak lama suara dering handphone milik Hanna berdering. Hanna melihat siapa yang menghubunginya. Ternyata dia adalah Aji ketua ekskul jurnalistik.
📞
“Yah hallo Ji?”
"....."
“Gue lagi di kafe sama temen-temen. Ada apa?"
"....."
“Apa? Emang hari ini yah?”
"....."
Dengan suara pelan Hanna bertanya kepada sahabatnya itu. “Heii, sekarang tanggal berapa? Hari apa?”
“Tanggal 8 September hari Sabtu,” jawab Afra.
Hanna melanjutkan kembali obrolannya bersama Aji di telepon. “Yaampun gue lupa. Sorry Ji, gue sekarang kesana. Dah.”
Hanna langsung mengakhiri obrolan dengan Aji ditelepon. Langsung mengambil tas dan berpamitan kepada sahabatnya itu.
"Gin, kenapa lo nggak ingetin gue sih kan ada rapat. Emang lo nggak ikutan?" tanyanya sembari terburu-buru.
Gina menggeleng. "Gue udah izin tadi."
“Ihh lo mah," kesal Hanna. "Maaf guys, gue harus cabut. Gue lupa hari ini ada rapat. Sorry yah dahh.” Hanna langsung pergi dan berlari.
“Kebiasaan pelupa,” tunjuk Gina.
Hening disini.
“Tunggu, jadi siapa yang bakal bayar ini?” tanya Oni.
Mereka lupa, bahwa mereka datang kesini karena akan ditraktir oleh Hanna. Bayaran untuk meminta maaf kepada mereka.
Kenapa gue seneng yah? Dalam hati Hanna.
Entah kenapa Hanna merasakan lega yang entah itu apa. Sambil berlari tanpa berhenti. Melihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 15.02 WIB. Yang pasti Hanna akan mendapat hukuman karena keterlambatannya.
Hanna pun akhirnya sampai di sekolah lagi. Mencari-cari ruangan yang ditempati untuk kumpulan.
“Multi Media."
Bodohnya sampai lupa.
Langsung bergegas menuju ruang Multi Media. Akhirnya sampai disana yang sudah dipenuhi oleh murid-murid dan aku pun mendapat hukuman terlebih dahulu sebelum memasuki ruang multi. Hukumanku sudah selesai.
Aku memasuki ruangan, dan meminta izin. Aku mencari-cari dimana anak itu berada. Aji. Yang akhirnya dia memberikan kode melambaikan tangannya. Aku langsung menghampiri dan duduk disebelahnya.
“Lo ketinggalan info," ujar Aji.
Karena aku telat, info yang harus ku ketahui aku tidak bisa mendengarnya. Ini adalah kumpulan perwakilan semua ekskul baik ekskul akademik maupun non-akademik. Orang-orang yang terpilih yang bisa mengikuti kegiatan ini. Tentunya aku. Heheh. Sombong dikit nggak papa yah. Kegiatan yang menjadikan kami sebagai panitia.
Kegiatan yang menjadikan pengalaman terakhir disini. Kegiatan sekolah yang diadakan setiap tahun pelajaran. Kegiatan perkemahan yang diikuti oleh murid kelas 10.
“Sesi pertanyaan sudah selesai. Jika ada yang ingin bertanya kembali silahkan di balik layar. Terima kasih atas perhatiannya. Untuk menutupi rapat kali ini kita berdoa menurut kepercayaannya masing-masing,” tutur sekertaris sebagai MC dikegiatan rapat ini. “Tidak ada kata selesai untuk berdoa. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatulloh wabarokatuh."
Semua yang berada disini bubar. Terkecuali Hanna.
“Aji?” panggil Hanna.
“Apa?” tanya Aji sambil memasukan buku ke dalam tasnya.
“Gue jadi apa?” tanya Hanna.
“PROKK PROKK PROKK,” sambut Aji sambil tertawa.
Hanna menghela nafas. “Kali ini gue serius.”
“Udah sore, tanya aja sama panitia intinya. Dahh Hanna.” Aji meninggalkan Hanna disini, tanpa memberitahu info apa yang Hanna belum ketahui sama sekali.
Pasrah. Aku melangkah menghampiri Panitia Inti siswa yang duduk di depan.
"Absenannya kosong, mungkin dia nggak dateng." Sekertaris yang tengah duduk di depan.
"Oh gituh mm. Makasih," balas murid laki-laki itu.
Saat tiba. Murid yang tadi tengah bertanya berpapasan dengan Hanna sembari memainkan handphonenya.
Hanna bertanya kepada sekertaris. Karena keterlambatan. Aku belum mengetahui job apa yang aku terima.
"Eh Hanna.
"Hei."
"Lo belum absen, kan?" Hanna mengangguk lalu dia mengisi daftar hadir.
"Maaf nih gue tadi telat jadi ketinggalan info. Gue di bagian apa ya?"
"Ntar gue cek dulu." Sambil membuka lembar-lembaran kertas. "Lo ada di.... koordinator pembimbing."
"Ha? Beneran?"
Dia mengangguk. "Lo jadi pembimbing 10 - MIPA 1."
Aku masih tidak menyangka menjadi pembimbing. "Sendirian?"
"Nggak, kok. Berdua. Rekan lo dari kelas 12 - MIPA 1. Namanya....."
...🦄🥀☔...
...Bersambung .......
...____________________...
...Rilis 09/01/2020...
...Revisi 29/06/2020...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Friska Petra
lanjut..
2020-11-08
1
Nay⚘
suka
2020-08-29
1
imars
semangat thor...
2020-08-06
1