Mengawali hariku dengan keterlambatanku kembali. Aku berlari sampai-sampai dasiku belum rapi terpasang. Nafasku sudah terengah-engah, sejenak aku beristirahat dahulu.
Terlihat gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat dengan adanya penunggu seperti biasa. Satpam beserta pak Raja. Karena aku sudah pasti terlihat oleh mereka dan tidak bisa kabur maupun mengelak. Aku menghampiri mereka dengan muka memelasku.
“Terlambat lagi yah Hanna Mafaza?” sindir Raja.
Hanna tersenyum atas sindiran guru killer di SMA Bakti Nusa. "Iyah, Pak. Tahu aja."
Pak Raja mencatat waktu keterlambatanku, seperti biasanya. Disela-sela mencatat. Pak Raja mengoceh. “Lain kali jangan bergadang nonton oppa oppa apa itu kakek-kakek kulit putih.”
Oppa? kakek-kakek? Hiiih.
“Maksud bapak Korea? Saya bukan K-Pop," bantah Hanna.
“Tapi sukakan liatnya?”
“Hmm... Ya-yah suka sih,” putus Hanna.
“Nahhh itu namanya apa?”
“Tapi, kan. Saya nggak bergadang gara-gara i-tu.” Ucapan Hanna disalip oleh Pak Raja.
“Shtttt....."
Satpam yang sudah berumur tua itu melihat murid dan gurunya berdebat seperti kucing dan.... Biar halus kita sebut saja Tom and Jerry. Guk-guk-guk? No. Satpam sekolah menggelengkan kepalanya.
Setelah perdebatan, aku pun diperbolehkan masuk. Namun tidak segampang itu. Karena hari ini adalah hari Senin dimana semua orang harus mengikuti upacara. Dan aku pun tidak akan berbaris dengan murid-murid lain seperti sewajarnya. Tapi. Barisan di depan dengan orang-orang yang terlambat dan dihukum karena kesalahan dalam mengikuti upacara ataupun kerapihan seragam.
“Hana?” Raja memanggil Hanna yang beranjak pergi dari sini. “Dasimu rapihkan.” Terdengar tegas di telingaku.
Aku pun langsung merapihkan dasi maupun seragamku yang tertera terpakai di tubuhku.
......................
Istirahat tiba.
Di koridor sekolah menuju kantin. Hanna beserta teman-temannya akan menuju kantin untuk mengisi perut yang keroncongan. Kami pun duduk di tempat yang kosong.
“Kalian mau pesen apa? Biar gue yang kesana,” kata Gina.
“Jus mangga,” balas Hanna.
“Sama jus mangga,” lanjut Afra.
Dan Oni dia sibuk dengan handphone miliknya.
“Ollaf Ollaf!!” sindir Hanna agar Oni dapat merespon.
“Lo bilang apa? Ollaf? Awas aja yah lo bilang gitu lagi," lirih Oni.
Dia tidak mau dipanggil dengan nama tokoh Ollaf. Why? Tragedi dimana badut dengan memakai kostum Ollaf mengerjainya sampai-sampai Oni sendiri nangis-nangis dibuatnya dan terjatuh. Padahal Ollaf lucu yah. Hem.
“Lebay,” ejek Afra.
Oni sedikit kesal. Dan kami tertawa.
“Mau beli apa? Keburu penuh nih kantin," lontar Gina.
“Yah yah siomay, es jeruk,” balas Oni dan kembali memainkan handphonenya.
Gina merasa kesal karena sikap Oni yang sudah jelas Gina akan memesankannya. Acuh tak acuh. Gina beranjak pergi menuju tempat dimana makanan dan minuman itu terjual. Tak lama, Oni tersenyum-senyum sendiri dan tertawa terbahak-bahak seperti orang gila karena kami penasaran kami pun ingin tahu.
“Fra, liat deh." Oni memperlihatkan isi dilayar handphonenya.
Sedikit menahan tawa Afra dan Oni melirik ke arah Hanna. Pikiran Hanna pun langsung tertuju hal yang tidak beres di antara mereka.
“Apaan? Gue pengen liat juga," kilah Hanna.
Afra memberikan dan memperlihatkannya. Ketika Hanna sudah jelas melihat apa yang membuat mereka tertawa. Hanna sedikit terkejut dan memberikan ekspresi yang tidak mengenakan. Ternyata gambar update Instagram dari ekskul Hanna sendiri, yaitu Jurnalistik. Gambar dirinya yang tengah dihukum saat upacara berlangsung. Dengan captions.
...Hanna Mafaza dari kelas XII - MIPA 3 memecahkan rekor keterlambatan 3 tahun berturut-turut. Rumah dekat sekolah tidak menjamin Guys....
“BATU AKIKKKK..” decit Hanna kesal.
Untungnya sih bukan di akun sekolah.
Afra dan Oni tertawa puas melihatnya yang biasanya Hanna menjahili dan sekarang dia menerima balasannya.
“Seru bener sampe ketawa gitu, ada apa?” Gina yang baru saja tiba.
Karena kesal Hanna memberikan handphone milik Oni kepada Gina yang belum tahu. Dia pun tertawa setelah melihatnya. Dengan raut wajah yang kesal. “Awas aja, Ji. Gue bakalan bales nanti.”
Saat di kantin, terlihat murid-murid yang melewati Hanna tersenyum-senyum. Pikirannya langsung kacau. Mereka meledek, yang pasti sudah melihat update dari Instagram jurnalistik sekolah ini.
......................
Hanna berjalan sendiri di koridor menuju kelasnya. Terdengar suara yang Hanna kenal. Yah itu suara Aji orang yang menyebalkan. Dirinya sendiri pun menyebalkan. Tidak sadar. Mata kami tertuju satu sama lain, sudah terlihat dia sebentar lagi akan mengejek Hanna.
“Ehh Hanna," teriaknya. "Apa kabar?” Berdiri di kelas temannya sambil mengobrol.
Hanna memasangkan raut wajah cemberut. “AJIIINOMOTIF.” Teriaknya langsung menggelegar ke telinga yang mendengarnya. Kelas 12 santai senior, penguasa sekolah. Heheheh.
Hanna pun berlari ke arah Aji. Karena sudah tahu Hanna akan mengamuk, Aji kabur dan berlari menuju kelasnya. Dan tak sadar Hanna mengikuti sampai ke dalam. Mereka saling berlari, Hanna mengejar Aji untuk membalas apa perbuatannya. Sambil mengoceh tak jelas.
“Han udah Han, ampun deh,” akunya Aji sambil menghindari dari kejaran Hanna.
Dan akhirnya Aji tertangkap. Hanna menyuruh menghapus postingan tersebut.
“Siniin hp lo?” Meminta handphone milik Aji.
Aji pun memberikannya. “Telat. Yang liat udah ratusan.” Suara ledekan yang terdengar.
Hanna memberikan tatapan tajam kepada Aji dan Hanna pun kembali sibuk dengan layar handphone milik Aji.
“Ngapain sih Han? Lama banget,” tanya Aji.
Tak lama Hanna mengembalikan handphone Aji. Dengan raut wajah sumringah bahagia dan Aji pun merasakan hawa yang mengerikan menurutnya.
“Daaahh, Aji.” Hanna keluar dari kelas Aji dan berpamitan kepada semuanya.
Aji pun melihat handphone miliknya. Apa yang dilakukan Hanna terhadapnya? Ketika melihat postingan dari Instagram miliknya, ia melihat gambar Hanna tidak hapus. Melainkan ada postingan baru yaitu gambar dengan wajah miliknya yang sangat ia benci.
“HANNA SENGKLEK!!” Aji masuk dengan akun ekskulnya itu. Namun tidak bisa dibuka. Password yang dimasukkan salah, dan pasti itu ulah Hanna barusan. Aji pun tidak bisa menghapus postingan tersebut.
Saat keluar dari kelasnya Aji. Hanna tak sengaja bertubrukan dengan murid laki-laki. Hanna langsung meminta maaf dan kembali melanjutkan langkahnya pergi. Murid laki-laki tersebut memandang kepergian Hanna dan berkata. "Apa kabar?" gumamnya.
...🦄🥀☔...
...Bersambung ......
...______________________...
...Rilis 09/01/2020...
...Revisi 29/06/2020...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Sept September
jempollll
2020-08-03
1
Kadek
aku nitip vote kk
2020-07-10
1
Kadek
aku udh tinggalin jjk
jangan lupa mmpir lagi kk
2020-07-10
1