Keduanya sontak terkejut dengan kedatangan pria itu, terutama Evelyn. Ia tidak mungkin lupa pada sosok yang pernah menjadi target mereka dua tahun silam.
"Jacob Lucifer," lirih Evelyn dengan nada suara yang nyaris tidak terdengar.
Jacob menarik kursi dan duduk dengan angkuh sambil mengisap rokoknya. Kedua matanya menatap sekeliling ruangan dengan tenang.
"Jadi, kalian akan menikah?" tanyanya dengan sorot mata yang tajam saat berhenti tepat pada keduanya. "Sepertinya memang begitu," ucapnya lagi.
"Wah, aku datang di saat yang tepat. Kalau tidak, aku mungkin tidak akan sempat menyaksikan kebahagiaan kalian."
Jack mengepalkan tangannya kuat, sampai-sampai buku-buku jarinya memutih. "Apa maumu, sialan?" hardiknya.
"Mauku?" Jacob tersenyum miring. "Tentu saja menjadi saksi cinta kalian."
"Kau ... " ucapan Jack terhenti ketika ia melihat anak buahnya mulai mengepung Jacob. Begitu pula dengan anak buah Jacob yang segera mengambil sikap siaga dengan mengangkat senjata ke arah musuh.
Seketika, suasana mulai menegang. Ujung laras senjata saling mengarah, hanya menunggu aba-aba untuk menyalak. Namun, Jacob tetap duduk tenang, seolah yakin ia yang akan keluar sebagai pemenang.
"Ck, ck, ck ... Kau benar-benar keterlaluan, Jack," ujar Jacob seraya berdiri. " Kau menodong tamu dengan senjata? Itu benar-benar tidak sopan." Ia kembali mengisap rokok, lalu melemparkan tatapan tajam ke arah Evelyn yang berdiri di belakang Jack.
"Wow ... calon istrimu sangat cantik. Sayang sekali ia harus jatuh ke pelukanmu."
"Dasar brengsek!" Jack tidak kuasa menahan emosi. Ia menarik pistol yang tersembunyi di balik jas, dan langsung mengarahkan moncongnya ke dada Jacob.
DOR!
Peluru melesat cepat, namun, Jacob tidak kalah cepat. Dengan lincah, ia menghindar dengan berguling ke samping, sehingga membuat peluru tersebut justru menembus tubuh salah satu anak buahnya.
Hal itu memicu terjadinya adu tembak antar kedua kubu. Mereka saling menyerang dengan melepas tembakan. Membuat ruangan seketika berubah menjadi medan perang.
Jack menarik Evelyn, berusaha membawanya ke tempat aman. Namun, gerakan mereka tidak luput dari bidikan Jacob.
Satu peluru Jacob lepaskan ke arah keduanya.
DOR!
Jack terkejut. Ia refleks melepaskan tangan Evelyn dan berlari bersembunyi seorang diri.
Evelyn terhenti. Ia menatap tangannya yang kosong, menyadari Jack telah meninggalkannya. Hatinya perih, nyeri yang tidak bisa ia sembunyikan.
"Dua kali ... Dua kali kau membuatku kecewa, Jack," batinnya pedih.
Jacob menyeringai puas. Tatapannya kini terarah pada Evelyn. "Kau sangat mencintai wanita itu, bukan? Kalau begitu, akan ku buat kau menyesal, Jack." Ia mengangkat senjatanya, siap menekan pelatuk ke arah Evelyn. Namun, perhatiannya teralih ketika melihat Evelyn tiba-tiba mengusap pipinya, seolah menghapus air mata.
"Ada apa dengannya?" pikir Jacob heran.
Mata Jacob tidak lepas dari Evelyn. Ia melihat wanita itu merobek gaunnya tanpa ragu, lalu meraih pecahan kaca yang tergeletak di lantai.
"Apa yang akan dia lakukan?" gumam Jacob pelan.
Evelyn menatap tajam pecahan kaca di tangannya. Lalu, tanpa gentar, ia melompat ke arah musuh. Gerakannya cepat, penuh presisi, membuat satu per satu anak buah Jacob tumbang oleh serangannya, hanya dengan pecahan kaca di genggamannya.
Hal itu membuat Jacob terbelalak. "Apa?"
Belum sempat ia mencerna, Evelyn justru berbalik menghabisi beberapa anak buah Jack yang berada di dekatnya
Jacob benar-benar terpaku. "Apa dia sudah gila?" umpatnya, nyaris tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
Suasana di dalam gereja berubah menjadi neraka. Tembakan bersahut-sahutan, di susul suara jeritan yang memenuhi ruangan, dan tercium bau mesiu yang bercampur dengan darah segar.
Jack, yang bersembunyi di balik tiang besar, memandang Evelyn dengan mata terbelalak. Ia tidak menyangka Evelyn akan bertindak sejauh itu. Bukan hanya musuh, bahkan anak buahnya sendiri pun tidak luput dari serangan Evelyn.
"Evelyn, apa yang kau lakukan?" teriak Jack dari tempat persembunyiannya.
Namun, Evelyn tidak menjawab. Matanya dingin, penuh luka sekaligus amarah yang tidak lagi bisa ia pendam. Ia terus mengayunkan pecahan kaca tersebut tanpa menghiraukan telapak tangannya yang mulai mengeluarkan darah.
Namun, walaupun ia berhasil menghabisi beberapa orang, ia tidak luput dari serangan lawannya.
Gaun pengantin yang ia pakai saat itu, membuat pergerakan nya tidak leluasa, sehingga beberapa kali ia mendapat pukulan dan tendangan di tubuhnya.
"Evelyn!" teriak Jack. Dia mencari celah untuk menarik wanita itu, kabur dari sana. Namun, anak buah Jacob terus mengincar nya.
"Sial! Jika begini terus, aku bisa mati," umpatnya. "Tidak, aku harus pergi dari sini." Jack memberanikan diri menghampiri Evelyn dan menarik nya untuk keluar dari sana. Namun, langkah keduanya terhenti saat Jacob menghadang mereka.
"Kau mau kemana, Jack? Kita bahkan belum selesai bermain," ujar Jacob dengan seringai yang membuat Jack merasa kesal.
"Kau licik, Jac. Kau pengecut. Kau menyerangku di saat aku lengah," ujar Jack.
Jacob tertawa mendengarnya. "Jika aku pengecut, lalu kau apa, hm? Kau masuk ke kediaman ku saat tengah malam, mencuri barang berharga ku dan sekarang, kau mengatakan aku pengecut?"
Jack mengepalkan tangannya erat. Dia melihat Evelyn yang terlihat lemah dengan luka pukulan yang di dapatkan. Lalu, matanya menyapu sekitar, dimana anak buahnya mulai tidak berdaya.
"Sial! Aku tidak mau mati," batin Jack. Ia kembali menatap Jacob dan bertanya dengan lantang, "apa mau mu sebenarnya?"
"Kau masih bertanya?" Jacob menyeringai dan mengarahkan senjatanya pada Jack. "Tentu saja, aku menginginkan nyawamu." Jacob menekan pelatuk senjatanya, membuat peluru melesat dengan cepat ke arah Jack.
Namun, yang terjadi selanjutnya membuat Jacob terkejut karena Jack justru menggunakan Evelyn sebagai tameng, sehingga pelurunya menembus tubuh wanita itu.
"Ugh!" Evelyn terkejut. Kepalanya menunduk, menatap darah yang mengucur deras di tubuhnya. Lalu, ia menoleh, menatap Jack dengan air mata yang menggenang. "J-jack ... Kau ... "
"Maafkan aku, Evelyn!" Jack menarik tubuh Evelyn yang lemah dan menjadikannya tameng sehingga Jacob tidak bisa menembaknya.
"Brengsek!" umpat Jacob. Dia mencoba mengejar Jack yang berlari di lorong dengan terus menarik Evelyn. "Pria itu benar-benar tidak waras." Jacob tidak habis pikir dengan tindakan Jack yang tega menjadikan calon istrinya sebagai tameng untuk menyelamatkan diri.
Sementara itu, Evelyn yang tidak berdaya hanya bisa pasrah. Tubuhnya lemah, hatinya hancur. Tiga kali, ia di kecewakan oleh pria yang sangat ia cintai.
Dan, saat mereka menuruni anak tangga, tanpa sengaja genggaman Jack terlepas, sehingga tubuh Evelyn jatuh terguling.
Jack tidak peduli. Dia terus menembaki anak buah Jacob yang mencoba mengejarnya. Dan, saat sampai di halaman gereja, ia segera naik kedalam mobil dan pergi meninggalkan Evelyn yang tergeletak dengan keadaan yang mengenaskan.
"Sial! Dia berhasil lolos," umpat Jacob. Dia menarik nafas dalam dan kembali ke dalam saat teringat dengan Evelyn.
"Dia masih bernafas, tuan," ujar salah satu anak buahnya.
Jacob terdiam, menatap Evelyn dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Bawa dia!" perintahnya.
"Baik!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
septiana
benar2 tak punya hati!!😡 kamu harus bertahan hidup untuk membalas semua perlakuan Jack
2025-09-10
1
@pry😛
next
2025-09-10
1