Sasa menggeliat, matanya sembab karna semalam ia hanya menangisi hidupnya. Pagi ini ia akan mencari pekerjaan yang bisa ia dapatkan. Sasa tak mau lagi bekerja di club malam itu, ia tak ingin kejadian malam itu terulang kembali.
Baju kemeja putih dan rok hitam dibawah lutut yang Sasa pakai, begitu pas di badannya. Semalam Saat Sasa mengutarakan keinginannya untuk mencari pekerjaan lain, Rahel dengan senang hati meminjamkan kemeja dan rok ini untuknya.
Rahel sejak pagi sudah tidak ada di kontrakan. Ia bilang akan mengunjungi temannya di Kota NY.
Pagi ini kondisi jalanan sangat padat, pemandangan yang sangat berbeda seperti saat Ia tinggal di desa. Pagi hari orang kota sudah menghirup polusi udara, pendengaran sudah di sambut oleh deru kendaraan yang saling bersautan. Tidak seperti di desa, yang mana udara pagi sangat menyejukkan, aman dan tenteram.
Sasa berjalan di trotoar, Sedikit takut saat harus menyebrang jalanan yang padat. Rasanya sangat sulit.
Sasa ragu antara harus menyebrang atau tidak. Kakinya maju mundur. Padahal lampu merah pertanda menyebrang sudah sejak tadi menyala menggantikan lampu hijau.
Sasa melirik anak kecil yang berjalan dengan santai di sampingnya. Seolah-olah sedang mengejeknya karna tak berani menyebrang.
"Huh, aku ga boleh kalah sama anak kecil, kamu pasti bisa Sa!"
Dengan satu tarikan nafas ia melangkahkan kakinya. namun langkahnya kalah dengan pergantian warna lampu rambu-rambu lalu lintas itu. Kendaraan kembali melaju. klakson yang menyoraki Sasa yang sangat lamban berjalan. Sasa gemetar, Rasa takutnya memuncak. Kakinya seakan kaku, tak bisa melangkah ke depan.
"haaaaaaaaa!"
Nyaris saja lampu depan mobil mewah itu menyentuh tubuh Sasa. Pintu mobil terbuka. Seorang laki-laki berjalan mendekati Sasa. Sasa membuka matanya. menatap pria yang dari wajahnya terpancar cahaya karismatik.
"Ganteng" suara halus merosot dari bibir Sasa. Sasa terdiam memandang manik coklat di depannya itu. Mulutnya bahkan terbuka.
"Hai!"
Pria itu melambaikan tangannya di depan mata Sasa. Sasa kembali menemukan kesadarannya. Dia dengan cepat menutup mulut dan melap bibirnya. Mana Tahuan ada sedikit air li*r nya yang ikut menetes tadi.
"Hah, iya, apa?"
Pria itu tertawa. Sangat tampan.
"Apa kamu tidak apa-apa?"
"A..ku, Tidak papa."
"N*ama saya Rico, namamu?" Rico menjulurkan tangannya.
"A..aku, Sasa*!" Sasa berjabat tangan.
mereka tersenyum cukup lama. Serasa dunia milik berdua. yang lain ngontrak tentunya.
tin..tin..tin..
Suara klakson mobil saling bersautan membuyarkan lamunan mereka berdua.
para penguna jalanan yang lain tampak kesal karena mobil Rico menghalangi jalan mereka.
"Sasa, ayo ikut saya. Biar saya antarkan"
"Tidak perlu Mas, saya bisa pergi sendiri"
"Jangan menolak, Anggap saja ini permintaan maaf saya!"
Sasa diam, menimbang-nimbang ajakan Rico.
"Ayo, tidak ada waktu untuk berfikir. Kita akan diamuk masa, jika terus berdiri di sini!"
Rico menarik halus pergelaran tangan Sasa. Mobil Rico melaju menembus kepadatan kota metropolitan ini. Membaur bersama jutaan rutinitas penduduk kota.
_____ ________ ________ ______
"Mama, Wili datang. Apa mama merindukan Wili?" William mencium kening wanita yang terbaring lemah tak berdaya itu. Mata William sayu, seakan sedang menanggung rasa teramat rindu.
"Wili, sudah menemukan calon menantu untuk mama. Ayo bangun ma!"
Bulir kristal itu lolos satu persatu dari Kelopak mata Wili. Tangannya terus menggenggam jemari wanita itu.
Angel, wanita itu sudah 1 tahun terbaring di atas kasur rumah sakit. Ia mengalami koma saat kecelakaan yang menimpanya dan suami. Namun naas, Tomi Aksara tewas ditempat. Semenjak itu Wili berubah menjadi pria yang dingin, kejam, dan arogan. Ayahnya meninggal, ibunya koma, dan mantan kekasihnya meninggalkannya pergi bersama pria lain. Kurang apa penderitaannya.
Saat ia tahu jika Angel terbaring koma, Wili langsung berjanji tidak akan bermain wanita lagi. Ia berjanji tidak akan membuat mamanya marah lagi. ia berharap mamanya akan kembali siuman. hanya Angel yang ia punya sekarang ini.
"Secepatnya, Wanita itu akan aku bawa kehadapan mama. Bahkan aku akan menikahinya saat itu juga, sesuai permintaan mama." William mencium punggung lengan Angel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Wirda Lubis
Willi kamu kayak nya baik cari Sasa dari pada Sasa ketemu sama orang jahat
2023-05-04
0
Atik Marwati
lengkap banget penderita Wili Thor
2023-02-12
0