Pagi-pagi sekali Sasa sudah bangun. Ia menolong membereskan rumah Rahel dan memasak sarapan pagi. Sasa tahu diri, ia harus membalas kebaikan dari Rahel.
"Wanginya, seharusnya kau tak perlu memasak sarapan sa, biasanya aku selalu membeli."
Rahel langsung duduk dan menyantap nasi goreng di depannya.
"Tidak papa, aku suka memasak untukmu!"
Sasa dan Rahel sama-sama tersenyum.
"Sa, Apa yang akan kamu lakukan?"
"entahlah Hel, sepertinya aku harus mencari pekerjaan, tidak baik menyusahkan mu terus"
"Sa, aku senang kau ada di sini. Aku merasa ada teman, tidak sendiri lagi. Bagaimana jika kau bekerja di tempat kerjaku?"
"Benarkah?" Sasa sangat antusias.
"Nanti akan ku tanyakan kepada bosku, kerjanya tidak terlalu sulit,"
"Aku mau Hel, aku mau!"
Sasa sangat senang. Sebenarnya Rahel tidak enak menawarkan pekerjaan seperti ini kepada Sasa, tapi melihat respon Sasa tadi, membuatnya akan mencoba membantu sasa
"Kalau begitu, nanti malam kamu ikut aku!"
Malamnya mereka berdua sudah berdandan dengan sangat cantik. Rahel membantu Sasa menyiapkan dirinya.
"Apa kamu yakin ingin bekerja sepertiku sa?"
Rahel tidak enak hati. Sejak ia selesai mendandani Sasa dengan baju seksi di atas lutut Sasa terus berdiri di depan cermin.
"Tidak papa Rahel, kan kamu bilang cuma menuangkan minuman kepada para tamu!" Sasa tersenyum kepada Rahel.
"Ya sudah, ayo kita berangkat!"
Sesampainya di club malam sasa terdiam. tempat macam apa ini. di lubuk hatinya Sasa sebenarnya ingin pulang saja. tapi ia tidak enak hati dengan Rahel yang sudah berusaha menolongnya.
"Bos, ini teman gua yang tadi gua ceritain!"
laki-laki setengah wanita itu melirik mengamati setiap inci tubuh Sasa. Maniknya naik turun.
"Seksi bingits sis,"
Sasa merasa geli ketika melihat calon bosnya itu.
"gimana?" tanya Rahel.
"Mulai malam ini kamu bekerja ya cantik, gajimu 250 ribu satu malam. kamu mengerti!"
Sasa menggangu tanda menyanggupi.
"Namamu siapa syantik?" Tanya bosnya sambil mencolek dagu sasa.
"Sasa!"
"Aaaaah, namamu sungguh indahhh!"
"Malam ini kamu sudah bisa bekerja Sasa, jangan mengecewakanku!"
"Baik bos!" Sasa melirik Rahel. Rahel yang tahu maksud Sasa, tertawa sambil merangkul pundak Sasa.
"Tenang sa, bos kita itu tidak sama dengan pria di luar sana. dia sudah seperti wanita sungguhan, hahahhaha!"
"Kau liat saja jalannya, kiri kanan kiri kanan!"
Sasa dan Rahel tertawa. Pinggul bosnya memang sangat membuat geli. Dandanannya sudah seperti perempuan sungguhan, tapi jakunnya tidak bisa membohongi.
"Sa, kamu tolong antarkan minuman ini ke ruangan VVIP ya!"
Rahel memberikan meja dorong dengan banyak wine mahal. Sasa mengangguk. ia mendorong Menuju ruangan VVIP itu.
___
"Ayolah Wil, pilih wanitamu, ayo kita bersenang-senang!"
Jero membujuk sahabatnya itu untuk bersenang-senang . Semenjak putus cinta, sahabatnya itu menjadi dingin dan kejam. Tak pernah lagi bermain wanita seperti biasanya. William Raksana. CEO Raksana Grup. Perusahaan properti terbesar di Asia tenggara. Wajah blasteran timur tengah membuatnya menjadi idola para wanita. Semenjak di tinggalkan kekasihnya, ia menjadi kejam dan dingin.
"Aku tak tertarik dengan wanita yang ada di sini, wanita-wanita j*alan* yang kotor!"
William kembali mengisap rokok di tangannya. Jero hanya terkekeh.
" Terserah dirimu saja Wili, susah sekali untukmu melupakan Rose!"
Mendengar itu William langsung menatap tajam kearah sahabatnya itu. Jero yang menyadari Wili akan marah pun tertawa.
"Ampun, ampun, aku hanya bercanda Wili!"
Tiba-tiba ketokan terdengar di pintu ruangan VVIP.
"Masuklah*!" suruh Jero.
Perempuan itu masuk, yang tak lain adalah Sasa. Di sana Sasa melihat Perempuan duduk sambil merayu seperti tak ada harga diri. Sasa melirik ke arah William. Sasa kaget bukan main.
"Diakan pria yang membawa pistol waktu itu"
Sasa terdiam sambil merasa takut dengan pertemuannya dengan William kembali. Apalagi untuk kedua kalinya.
"Apa yang sedang kau pikirkan manis? cepat tuangkan minuman ini untuk kami.!"
Sasa mendekat lalu menuangkan minuman untuk kedua pria itu.
"Ternyata perempuan ini sama saja. ****** murahan!" kata Wili sambil mengamati Sasa.
"Sudah selesai tuan, saya permisi!"
Tapi sebelum hendak keluar, tangannya di tahan William.
"Temani aku!" Kata William datar.
Jero yang melihat sahabatnya itu tersenyum. akhirnya William kembali seperti semula.
"Maaf tuan, tugas saya cuma menuangkan minuman, lepaskan tuan!"
Sasa mencoba melepaskan cengkraman tangan William. Bukannya melepaskan William malah semakin kuat mencengkram, hingga gadis itu merintih kesakitan.
"Auuuu, sakit tuan, lepaskan!" Pinta Sasa yang menahan sakit.
"Aku bilang temani aku! Apa kau tuli!"
Teriak William dengan keras sambil menatap tajam mata Sasa. Sasa takut. Tubuhnya bergetar hebat. Gemetar karena di hardik begitu kuat.
tidak mendapatkan perlawanan dari Sasa lagi membuat William menarik Sasa duduk di sebelahnya.
"Ayolah bung, kau menakutinya!"
Jero tak habis pikir dengan apa yang di lakukan William.
"Tinggalkan aku dengan wanita ini berdua, bawa wanita-wanitamu keluar!" Perintah William dengan nada datar.
"Ayolah, aku tidak akan mengganggumu !"
"Aku bilang keluar!".
"Oke oke, ayo sayang kita keluar. Nampaknya singa jantan akan menggila!" Jero keluar dengan wanita-wanita sewaannya.
sekarang hanya tinggal Sasa dan William di dalam ruangan itu. Sasa menunduk takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Wirda Lubis
Sasa ketemu lagi sama pria yang menolong nya
2023-05-04
0
Atik Marwati
eits Sasa ketemu pria semalam rupanya... apakah jodoh....
2023-02-12
0