Dimas yang merasa pusing secara tiba-tiba karena Dewa Kematian menjentikkan jarinya merasa seolah dilempar dari satu tempat ke tempat lain dengan sangat cepat sehingga membuat kepalanya terasa sangat sakit.
Dimas yang baru saja tersadar ternyata terbangun di dalam kamar pribadinya dan sedang berbaring di tempat tidurnya. Dimas kemudian bangun lalu duduk di atas ranjang sambil memegang kepalanya yang masih terasa sangat pusing setelah dirinya membuka mata.
Dimas sangat terkejut karena berada di tempat yang sangat familiar baginya dan tak hanya itu bahkan Dimas sulit percaya jika dirinya dapat bertemu dengan orang-orang yang sangat dipercayainya kembali.
"Aduh... Kepalaku sakit sekali!" ucap Dimas.
"Apa anda sakit Tuan? Saya akan panggilkan Dokter jika anda mau?" tawar Pak Antoni.
"Pak Antoni! Kau..." ucap Dimas terkejut.
"Maafkan saya Tuan jika membuat anda terkejut di pagi hari ini tapi apa anda mau mandi sekarang. Saya akan siapkan semuanya sekarang." ucap Pak Antoni sopan.
"Ti-tidak! Bukan itu. A-aku... Aku tidak sakit dan aku juga tidak mau mandi sekarang. Tinggalkan saja aku sekarang. Aku ingin sendiri." ucap Dimas terbata-bata.
Pak Antoni yang tidak tau apa-apa jika Dimas baru saja melakukan perjalanan waktu yang sangat panjang sehingga membuatnya menjadi sangat bingung akhirnya Pak Antoni memilih untuk diam dan menuruti perkataan Dimas.
Namun tiba-tiba ada suara pintu terbuka dan orang yang membukanya adalah Edo yang merupakan Asisten Pribadi Dimas yang meninggal saat Kebakaran Pesawat. Edo yang merasa sangat aneh dengan situasi yang terjadi tepat setelah dirinya masuk pun segera meminta maaf dan keluar dari kamar itu kemudian mengetuk pintu lagi dan meminta izin untuk masuk.
Dimas yang melihat dua orang yang sangat setia padanya hingga detik-detik terakhir bahkan rela mengorbankan nyawa untuknya agar masih memiliki kesempatan untuk hidup pun menjadi sangat bahagia. Dimas pun bertekad dan berjanji pada dirinya sendiri bahwa dirinya di kesempatan kedua yang telah diberikan oleh Dewa Kematian akan menjaga dan melindungi semua orang-orangnya.
'Aku berjanji akan melindungi kalian berdua kali ini dan aku tidak akan membiarkan semuanya mengalami nasib yang sama seperti dulu.' tekad Dimas dalam hati.
Edo yang telah mendapatkan izin masuk pun segera masuk ke dalam kamar sementara itu Pak Antoni yang merasa tidak diperlukan pun segera keluar dari kamar itu dan bersiap untuk menyiapkan sarapan.
Dimas yang masih merasa pusing dan memerlukan waktu untuk mengingat kembali semuanya baik itu kehidupan di masa lalunya maupun saat kehancuran dirinya sebelum dirinya memutuskan untuk bunuh diri.
"Tuan, mobilnya sudah siap. Kita bisa pergi setelah anda bersiap-siap dan sarapan." ucap Edo sopan.
Aku tidak bisa ke kantor hari ini." ucap Dimas.
"Lalu, bagaimana dengan meeting hari ini, Tuan?" tanya Edo bingung.
"Aku ingin kau batalkan semua jadwal meetingku dan jika ada meeting yang bisa diwakilkan olehmu maka lakukanlah. Aku tak ingin ke kantor hari ini. Aku ingin sendiri." ucap Dimas tegas.
Edo yang bingung dengan sikap Dimas yang merupakan Workholic tiba-tiba menjadi malas bekeja. Edo pun khawatir jika Dimas sedang sakit.
"Apa anda sedang sakit saat ini, Tuan? Saya akan meminta Pak Antoni menghubungi Dokter Keluarga agar segera datang kemari." tanya Edo bingung.
"Aku baik-baik saja. Tinggalkan saja aku sendiri." ucap Dimas datar.
"Benarkah itu, Tuan? Ta-tapi aku hanya merasa anda sangat berbeda pagi ini." ucap Edo cemas.
"Aku tidak sakit dan aku sangat sehat. Jangan khawatir dan cemas. Aku hanya ingin sendiri sekarang. Jadi lakukan saja apa yang aku perintahkan. Aku percayakan kantor padamu hari ini." ucap Dimas.
"Baik, Tuan Muda. Saya akan melaksanakan perintah anda dengan sangat baik." ucap Edo percaya diri.
"Bagus! Sekarang pergilah!" perintah Dimas.
"Saya permisi, Tuan." jawab Edo pasrah.
Edo yang baru saja mendengar perkataan jika Dimas sangat percaya padannya menjadi sangat senang dan bersemangat. Edo pun segera keluar dari kamar itu dan menutup pintunya membiarkan Dimas sendiri seperti yang diinginkannya tapi Edo tiba-tiba melihat sesuatu yang membuat Dimas berfikir keras.
"Eh, Tuan Muda. Apa anda semalam tidur dengan arloji yang rusak itu?" tanya Edo.
"Ah, apa? I-ini!" ucap Dimas terkejut sekaligus bingung.
"...." Edo diam.
"Cepatlah keluar dan lakukanlah tugasmu!" ucap Dimas tegas.
"Ba-baik." jawab Edo terbata-bata.
Setelah mengatakan itu Edo pun benar-benar menutup pintu dan bergegas pergi ke kantor hingga menolak tawaran sarapan pagi dari Pak Antoni.
"Tuan, apa anda mau sarapan dulu sebelum pergi?" tanya Pak Antoni.
"Ah, tidak Pak! Lain kali saja. Aku harus segera ke kantor karena banyak sekali yang harus aku kerjakan. Selamat tinggal Pak Antoni!" ucap Edo ceria.
"Tu-tunggu Tuan. Apa Tuan Muda tidak ke kantor hari ini?" tanya Pak Antoni khawrir.
"Ya, Tuan Muda mempercayakan masalah kantor padaku. Maafkan aku Pak tapi aku harus segera pergi sekarang." ucap Edo sambil berlari kecil.
"Baiklah Tuan. Hati-hati di jalan Tuan." ucap Pak Antoni.
Edo pun pergi ke kantor sendiri meninggalkan rumah Kediaman Keluarga Arthama Jaya.
Sementara itu, Dimas yang baru menyadari keberadaan Arloji yang ada di samping tempat tidurnya pun mulai mengamatinya dan mengingat-ingat apa yang telah terjadi sebelumnya.
"Bagaimana bisa Arloji yang sdah rusak bahkan telah hancur ini ada di samping tempat tidurku?" gumam Dimas bingung.
Dimas pun mengambil pecahan-pecahan Arloji yang rusak itu dan tiba-tiba Dimas teringat ketika dirinya melompat terjun dari Gedung Rumah Sakit. Dirinya melihat ada sebuah Arloji yang keluar dari saku celananya. Arloji itu adalah jam kesayangan milik almarhum Kakek Dimas yang merupakan Pemimpin dri Athama Jaya Group.
Dimas kemudian mengambil Arloji itu tapi tidak disangka dirinya yang telah sampai di tanah menyebabkan arloji itu pun ikut hancur bersamanya.
"Apakah Arloji ini yang membuatku bisa bereinkarnasi kembali?" tanya Dimas.
Ketika Dimas melihat pecahan Arloji, Dimas melihat ada sebuah batu yang sangat dikenalinya yaitu Batu Kehidupan. Dimas yang sedang berusaha untuk mengingat tentang Batu Kehidupan. Pak Antoni datang mengetuk pintu.
Tookkk...Tokkk..Tokkk...
(Suara pintu)
"Masuklah." perintah Dimas.
"Maafkan saya Tuan Muda telah mengganggu anda." ucap Pak Antoni.
"Baiklah, sekarang katakan ada apa?" tanya Dimas.
"Sarapan pagi sudah siap Tuan Muda." ucap Pak Antoni.
Dimas yang melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan hari telah menjelang siang kemudian memutuskan untuk mandi dan sarapan pagi.
'Sebaiknya aku mandi dan sarapan dulu. Lalu, masalah Arloji dan Batu Kehidupan ini nanti saja.' fikir Dimas.
"Aku mau mandi dulu dan aku ingin kau simpan pecahan Arloji ini dengan baik dan jangan sampai ada yang hilang. Ah, iya. Batu ini juga kau simpan juga." ucap Dimas.
"Baik, Tuan Muda." ucap Pak Antoni.
#**Bersambung#
Jangan Lupa Tekan LIKE, KOMEN, VOTE..
🥰😍😘😚
Terima kasih**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Oi Min
ternyata bner. Edo dan pak Antoni masih hidup. jangan lupa segera putusin pacar menjijikkan mu itu Dimas
2022-10-07
1
NOTE
thor, prolognya terlalu banyak, seharusnya chapter 1 tuh langsung aja dia bunuh diri, sebelumnya ceritain dulu kalo dia CEO dan pewaris tunggal yang mengalami kecelakaan karena dikhianati, itu aja gak usah panjang banget ceritanya, nahh setelah dia bereinkarnasi baru ceritain kejadiannya pelan2. Contoh semisal dia ketemu edi setelah bereinkarnasi, baru kasih tau edi itu siapa apa aja yang dia lakuin tentang penyelamatannya di pesawat bla bla, gitu terus tentang karakter lain, kan jadinya lebih cepet thor gak bosen, ini 4 chapter buat prolog doang
2022-08-13
1
Memet Madjid
sepeetinya.menarik... mudah2an tdk.putus dintengah jalan
2021-07-18
1