Dimas yang baru saja ingin menjawab pertanyaan tidak menyangka jika wanita itu langsung masuk tanpa persetujuan terlebih dahulu. Dimas yang mengetahui siapa yang datang tidak mempermasalahkannya bahkan merasa sangat senang.
Dimas tidak menyangka jika wanita yang datang adalah Kekasihnya sendiri. Wanita yang telah dipacarinya selama beberapa tahun terakhir datang menjenguknya dan membuat Dimas yang awalnya sedih menjadi ceria kembali. Wanita itu tidak lain adalah Clara Priscilia yang merupakan seorang Beauty Vlogger yang sangat dikagumi banyak orang karena kecantikan wajah dan keindahan tubuhnya.
"Clara! sayang!" ucap Dimas terkejut.
Clara yang melihat Dimas terbaring di atas ranjang Rumah Sakit membuatnya merasa tidak nyaman.
Tak lama kemudian, Perawat pun datang bersama seorang Dokter. Perawat tersebut datang membawakan sebuah berkas dengan lembaran-lembaran kertas di dalamnya. Dimas sudah bisa menebak apa isi kertas itu karena dirinya telah mendengar semuanya dari Bu Selena dan Heru.
Dokter dan Perawat itu ingin membacakan hasil dari Pemeriksaan Dimas tapi setelah melihat ada orang lain disana pun segera melihat ke arah Dimas seolah meminta persetujuan. Dimas yang mengerti pun mengangguk setuju.
Clara yang sebenarnya telah tau apa yang akan dikatakan oleh Dokter dan Perawat itu berpura-pura tidak tau dan hanya duduk diam mendengarkan di sofa di pojok ruangan Rumah Sakit itu.
"Maafkan kami Pak Dimas. Berdasarkan hasil dari Pemeriksaan X-Ray anda kemarin. Anda mengalami Kelumpuhan yang disebabkan karena benturan yang sangat keras pada kaki anda." ucap Dokter.
"Tidak! Saya masih bisa sembuhkan, dok?" tanya Dimas khawatir.
"Itu bisa saja terjadi jika anda mengikuti terapi yang kami berikan." ucap Dokter.
"Benarkah itu Dok. Kira-kira berapa lama aku harus menjalani terapi itu Dok?" tanya Dimas semangat.
"Mungkin sekitar 3 bulan, Pak Dimas." ucap Dokter.
Dimas yang sangat senang karena dirinya masih memiliki harapan untuk sembuh dan dapat berjalan kembali seperti semula.
Setelah memeriksa keadaan Dimas, Dokter dan Perawat itu pun keluar dari ruangan dan hanya menyisahkan Clara dan Dimas berdua saja.
Clara yang mendengar perkataan Dokter itu menjadi tidak senang karena dirinya ingin sekali jika Dimas lumpuh selamanya dan tidak akan bisa berjalan lagi lalu menjadi orang yang tidak berguna.
"Sayang, apa kau mendengarnya tadi? Aku pasti dapat sembuh dan berjalan lagi." ucap Dimas senang.
"Berhenti memanggiku sayang!" tegas Clara kesal.
Dimas yang bingung dengan nada bicara Clara pun terdiam. Dimas yang merasa jika Clara adalah wanita yang baik hati dan lembuh lembut tidak percaya dengan apa yang didengarnya baru saja.
"A-Apa maksudmu sayang?" tanya Dimas bingung.
"Aku ingin kita putus!" ucap Clara tanpa ekspresi.
"Apa? Tidak!" teriak Dimas.
Dimas yang telah sangat senang mendengar dirinya dapat berjalan kembali tiba-tiba menjadi sangat terkejut karena dirinya sama sekali tidak mengetahui alasan dari wanita yang selama ini dicintainya meminta putus darinya.
"Aku tidak perduli, kau setuju atau tidak. Aku sudah mengatakannya jadi terima saja." ucap Clara berbalik.
"Tidak! Aku tidak bisa menerima permintaan putusmu yang sepihak ini. Apa salahku? Kenapa kau tiba-tiba meminta putus?" tanya Dimas yang bingung.
"Ini oclbukan hal yang tiba-tiba. Aku sudah ingin putus darimu sejak lama. Aku selama ini tidak mencintaimu dan aku hanya memanfaatkanmu. Aku mencintai orang lain." ucap Clara.
"Apa? Tidak mungkin! Bagaimana kau bisa begitu tega mengatakan itu padaku di saat seperti ini?" tanya Dimas marah.
"Tega? Mungkin benar! Itu semua karena aku tidak perduli padamu." ucap Clara berjalan ke pintu.
Ketika Dimas sedang mencoba menahan kepergian Clara tiba-tiba pintu Ruangan itu pun terbuka dari luar. Dimas yang melihat seorang Pria Muda yang tidak asing lagi baginya masuk membuat amarahnya memuncak.
"Lama sekali! Apa kau tidak bisa lebih cepat lagi?" tanya Heru kesal.
"Maafkan aku sayang. Sekarang telah selesai, kita bisa pergi sekarang." ucap Clara dengan senyum menggoda sambil merangkul lengan kanan Heru.
Dimas yang sudah bisa menebak semuanya merasa masih harus mendengar semua kenyataan itu secara langsung meskipun dirinya tau jika kenyataan itu pasti sangat menyakitkan.
"Tunggu! Apakah dia orang yang kau cintai itu?" tanya Dimas ragu.
"Agh, kau belum mengatakan semuanya sayang." ucap Heru dengan tatapan meremehkan yang diarahkan kepada Dimas.
"Aku malas mengatakannya. Lagipula itu tidak penting." ucap Clara santai.
Heru yang mendengar penjelasan Clara mulai berfikir untuk membuat Dimas semakin terpuruk dan terjatuh. Heru memutuskan untuk menceritakan semua yang telah mereka berdua lakukan dibelakang Dimas tanpa sepengetahuannya.
"Benar. Aku lah Pria yang dicintainya selama ini. Sebenarnya aku dan Clara telah menjalin hubungan satu bulan lebih awal sebelum kau mengenalnya. Apa kau tau? Aku lah yang meminta Clara untuk menggodamu dan membuatmu jatuh cinta padanya." ucap Heru.
"Tidak mungkin!" teriak Dimas tidak percaya.
Clara yang melihat Dimas tidak percaya pun berinisiatif untuk membantu Heru mengatakan yang sebenarnya.
"Apanya yang tidak mungkin? Semuanya tentu mungkin terjadi. Aku tidak mencintaimu sama sekali. Aku hanya menyukai uangmu saja tapi sekarang kau tidak memiliki apapun lagi." ucap Clara.
"Apa maksudmu?"tanya Dimas.
"Ah, kau pasti belum tau rupanya. Posisimu sebagai CEO di Perusahaan Arthama Jaya Group telah digantikan oleh ayahku dan statusmu sebagai Pewaris Tunggal dari Arthama Jaya Grouo telah menjadi milikku." ucap Heru bangga.
"Kau!" teriak Dimas marah.
Dimas yang marah pun mencoba menggenggam kerah baju Heru dan menghajarnya tapi karena kakinya yang lumpuh akhirnya Dimas pun terjatuh dari ranjang rumah sakit. Heru dan Clara yang melihatnya pun tertawa bahagia.
"Pria miskin, cacat dan tidak memiliki apapun sepertimu tidak pantas memilikiku." ucap Clara berjalan keluar pintu bersama Heru.
Dimas yang mendengar perkataan Clara menjadi marah dan murka. Dimas tidak menyangka jika wanita yang selama ini dicintainya berhati busuk dan hanya menginginkan hartanya saja.
Lalu, tiba-tiba Dimas mengingat tentang Pak Antoni yang sudah beberapa hari tidak terlihat. Heru yang mendengar gumaman Dimas yang menyebut nama Pak Antoni pun segera berbalik arah meninggalkan Clara sendiri.
"Apa kau merindukan Tua Bangka itu? Aku akan memberitaumu sesuatu jika Tua Bangka itu saat ini sedang membusuk di dalam penjara dan sebentar lagi akan dihukum mati karena telah dituduh melakukan Percobaan Pembunuhanmu yang mengakibatkan satu orang meninggal." ucap Heru.
"Tidak! Pak Antoni tidak mungkin melakukan itu!" teriak Dimas menyangkal.
"Tentu saja pelakunya bukanlah Tua Bangka itu. Apa kau ungin tau siap?" tanya Heru dengan senyum jahatnya.
"....." Dimas diam.
"Kecelakaan Pesawat itu adalah hasil perbuatan ayah dan ibuku yang merupakan Paman dan Bibimu." ucap Heru berbisik di telinga Dimas.
Dimas yang mendengar perkataan Heru tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dimas pun mengeluarkan kata-kata kasar dan makian berulang kali kepada Heru tapi Heru yang tidak perduli malah tersenyum senang lalu berjalan keluar meninggalkan Dimas sendiri.
"Ayo kita pergi sayang." ucap Heru pada Clara lalu merangkul pinggangnya dan berjalan keluar ruangan.
'Ternyata semua ini adalah perbuatan dari paman dan bibiku. Padahal selama ini aku sangat menghormati dan menghargai mereka. Tidak disangka ternyata mereka yang merencanakan kematianku.' ucap Dimas dalam hati.
Dimas yang tidak bisa kehilangan orang yang dipercayainya lagi pun mencoba menghubungi Kantor Polisi dan mengatakan jika Pak Antoni bukanlah pelakunya tapi Paman dan Bibinya.
#**Bersambung#
Jangan Lupa Tekan LIKE, KOMEN, VOTE..
🥰😍😘😚
Terima kasih**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Oi Min
poor Dimas
2022-10-07
1
Azara
lanjut kak semangat
2020-10-11
1
Yoni Hartati
lanjut semangat
2020-10-11
2