Suara ledakan pesawat yang sangat besar telah mengundang banyak orang datang untuk melihat termasuk warga disekitar, Polisi, Pemadam Kebakaran dan bahkan banyak wartawan yang datang meliput.
Polisi yang berfikir mungkin ada korban lain yang selamat di sekitar tempat jatuhnya Pesawat terbang itu pun menggunakan anjing pelacak untuk mencari.
Setelah beberapa jam berlalu, akhirnya polisi mendapatkan informasi bahwa ada seseorang yang terjatuh dari atas pohon di dalam hutan setelah tersangkut dari Parasut yang dipakainya.
Polisi dan wartawan yang mengetahuinya bergegas mencari tau akhirnya ditemukan seorang Pria muda yang tergeletak di atas tanah dengan luka di sekujur tubuhnya.
Polisi pun segera mengevakuasi korban dan segera membawanya ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama. Setelah mengetahui identitas korban, Polisi pun segera memberi tau Keluarga korban tentang kondisi Dimas saat ini.
Pak Antoni yang merupakan Kepala Pelayan dari Keluarga Arthama Jaya mengambil alih tugas meluarga karena Dimas sudah tidak memiliki orangtua lagi meskipun dirinya masih memiliki Paman dan Bibi. Pak Antoni datang menjemput Dimas bersama Dokter Keluarga lalu memindahkannya ke Rumah Sakit terkenal di Ibukota dengan Helikopter Pribadi.
Wartawan yang juga ada di lokasi kejadian saat itu segera merekam kejadian itu dan menjadikannya berita utama karena setelah diketahui bahwa korban adalah seorang CEO Muda sekaligus Pewaris Tunggal dari Arthama Jaya Group yang menjadi orang terkaya di Asia.
Semua stasiun televisi dan berita-berita online menjadi terkejut dan heboh dengan berita itu karena tidak hanya mengetahui bahwa Seorang CEO Muda yang kaya raya mengalami kecelakaan Pesawat tapi juga diketahui bahwa Asisten Pribadinya meninggal dan terjebak di dalam Pesawat hingga tidak menyisakan apapun.
Dimas yang tak sadarkan diri selama beberapa hari setelah kejadian itu pun tidak mengetahui apapun yang terjadi bahkan Dimas tidak tau jika Keluarga Pamannya sedang berusaha menyuap Anggota Dewan dari Perusahaan Arthama Jaya Group untuk memihak padanya.
Pak Antoni yang sibuk mengurus Dimas yang terluka bahkan tidak bisa melakukan apapun lagi setelah mengetahui bahwa Keluarga Paman telah mengakuisisi Perusahaan sehingga membuatnya memiliki saham yang lebih besar daripada Dimas.
Guntur Arthama Jaya dan Istrinya, Selena Arthama Jaya yang telah menunggu momen ini dengan cepat dan rapi membuat Keluarganya menjadi Pemilik Perusahaan Arthama Jaya Group dan Putranya, Heru Arthama Jaya sebagai Pewaris Tunggal Arthama Jaya Group menyingkirkan Dimas dari Posisi yang selama ini menjadi miliknya.
Pak Antoni yang telah berusaha mengambil alih Perusahaan itu kembali ketangan Dimas ternyata mendapatkan balasan yang tidak terduga. Pak Antoni pun dilaporkan kepolisi atas tuduhan sebagai otak dari Kecelakaan yang dialami Dimas.
Pak Guntur yang merupakan Paman Kandung Dimas memanipulasi bukti yang ada sehingga membuat Pak Antoni yang menjadi Pelakunya. Pak Guntur yang tidak terima jika Dimas masih memiliki orang-orang yang dapat dipercayainya memilih untuk menghabisi semuanya karena Pak Guntur ingin sekali melihat kehancuran Dimas.
Dimas yang akhirnya sadar keesokan harinya pun menjadi sangat terkejut saat dirinya tak bisa menggerakkan kakinya. Dimas yang sangat terkejut pun berteriak dengan sangat keras sehingga membuat Dokter dan Perawat yang berjaga segera datang ke ruangannya.
Dokter dan Perawat pun segera membawa Dimas menggunakan kursi roda lalu melakukan tindakan pengecekan menggunakan Sinar X-Ray untuk melihat apa yang sebenarnya telah terjadi.
Setelah beberapa jam berlalu, Dimas yang telah selesai melakukan Pemeriksaan dikembalikan lagi ke kamarnya. Dimas diberikan sebuah obat yang membuatnya menjadi sangat mengantuk hingga akhirnya tertidur dengan lelap.
Keesokan harinya, Dimas yang sangat penasaran akan penyakitnya meminta Dokter dan Perawat segera memberikan hasil Periksaannya tapi karena hasilnya belum keluar Dokter dan Perawat meminta Dimas untuk tetap istirahat dan bersabar.
Dimas yang ingat tentang Pak Antoni yang telah membantunya selama sakit pun bertanya pada Perawat yang berjaga. Perawat itu tidak mengatakan apapun sehingga membuat Dimas semakin penasaran. Dimas yang merasa bosan pun meminta dihidupkan televisi tapi Perawat itu menolak dengan alasan jika dirinya masih memerlukan istirahat yang cukup.
Dimas yang memang merasa belum terlalu pulih pun mengangguk setuju dan segera meminum obat yang diberikan oleh Perawat itu. Setelah meminumnya, Dimas merasa sangat mengantuk dan akhirnya tertidur.
Setelah beberapa jam berlalu, Dimas yang tertidur pun terbangun karena mendengar ada seorang wanita yang telah paruh baya berbicara dengan seorang pemuda dan sepertinya mereka adalah ibu dan anak.
Dimas yang ingin sekali melihat siapa orang yang sedang berbicara di samping tempat tidurnya itu pun ternyata tidak bisa membuka mata dan mengatakan apapun bahkan Dimas merasa seluruh tubuhnya menjadi sangat kaku sehingga sangat sulit untuk digerakkan yang membuat Dimas hanya bisa diam mendengarkan sambil menerka-nerka siapa orang yang sedang bicara itu.
"Bagaimana? Apa kau sudah mengetahui hasilnya?" tanya Bu Selena.
"Sudah, Bu." jawab Heru senang.
"Cepat katakan! Bagaimana?" desak Bu Selena.
"Dimas di vonis Dokter tidak akan bisa berjalan lagi disebabkan benturan keras yang diterima oleh kakinya. Saat ini Dimas telah menjadi orang lumpuh." ucap Heru.
"Benarkah itu? Bagus sekali. Ibu sangat senang mendengarnya." ucap Bu Selena.
Dimas yang berdiam di ranjangnya pun tidak bisa menerima semua yang telah didengarnya. Dimas yang diam saja dari tadi ternyata telah bisa menebak jika orang itu adalah Bibi dan juga Sepupunya, Heru Arthama Jaya.
'Apa? Aku lumpuh! Tidak bisa! Aku pasti bisa berjalan lagi. Aku tidak mau menjadi orang cacat!' ucap Dimas dalam hati.
Ketika Dimas sedang tenggelam di dalam fikirannya sendiri, Dimas merasakan adanya aura membunuh dan mencengkam yang sangat pekat di sampingnya yang membuat Dimas bersyukur jika saat ini dirinya tidak bisa bergerak sama sekali.
"Tentu saja, Bu. Sekarang kita habisi saja dia. Aku sudah tidak sabar lagi melihatnya mati di tanganku ini." ucap Heru.
"Tenanglah. Kau tidak boleh melakukan itu. Saat ini semua media sedang menyorotinya dan jika dirinya diketahui meninggal karena dibunuh maka Keluarga kita akan menjadi sorotan semua orang." bujuk Bu Selena.
"Tapi Bu. Aku tidak ingin melihatnya lagi di depan mataku. Aku sangat membencinya. Dia merebut semua perhatian, pujian bahkan posisi yang sangat aku inginkan. Aku selalu kalah darinya dan telah bersumpah pada diriku sendiri jika suatu saat aku akan bisa merebut semuanya dan membuatnya menjadi sampah yang tidak berguna." ucap Heru penuh dengan dendam.
"Bukankah sekarang kau telah menjadi pemenangnya? Sementara dia telah kalah." ucap Bu Selena.
"Ibu benar. Aku lah pemenangnya sekarang dan dia lah pecundangnya." ucap Heru dengan tawa yang sangat keras.
Setelah puas menghina Dimas, Heru dan Bu Selena pun pergi dari ruangan itu dengan wajah senang dan bahagia.
Dimas yang mendengar perkataan Heru menjadi sangat marah dan ingin sekali memukul wajah Heru hingga babak belur dan menangis hingga membuat Heru harus bersujud lalu memohon ampun padanya.
'Sial! Awas saja! Akan aku balas semua perbuatan kalian!' ucap Dimas dalam hati penuh tekad.
Setelah beberapa jam berlalu akhirnya Dimas perlahan dapat membuka matanya dan bergerak kembali meski harus tetap bersabar hingga kondisinya benar-benar sehat kembali.
Tiba-tiba ada seorang wanita cantik dengan tubuh yang tinggi dan sexy datang. Wanita itu memakai pakaian yang sangat mini sehingga membuat beberapa bagian tubuhnya menonjol dan terlihat dan membuar semua orang yang melihat tidak akan bisa berhenti menatapnya.
Tookk...Tookkk...Tokkkk
(Suara Pintu)
"Apa aku boleh masuk?" tanya wanita cantik.
#**Bersambung#
Jangan Lupa Tekan LIKE, KOMEN, VOTE..
🥰😍😘😚
Terima kasih**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Cahaya yani
nah baru kli ini nemu mc yg laki" ,..
semngt thooorr
2023-01-14
1
Oi Min
kasihan pak Antoni di jadikan kambing hitam......
2022-10-07
1