Dimas yang telah berusaha menghubungi Polisi berkali-kali tapi ternyata tidak berhasil sehingga Pengadilan dengan cepat menentukan Hukuman untuk Pak Antoni karena telah disuap oleh Pak Guntur.
Dimas yang tidak ingin Pak Antoni dihukum berusaha untuk keluar dari Rumah Sakit tapi kenyataannya dirinya yang tidak bisa berjalan menjadi penghalang utama rencananya. Dimas pun sedang mencoba meminta bantuan Perawat membawakannya kursi roda agar dirinya bisa bergerak dengan bebas.
Namun tiba-tiba ketika dirinya sedang berusaha untuk keluar dari Rumah Sakit itu, Dimas melihat berita dari televisi yang sedang menyala bahwa Pelaku Utama percobaan pembunuhannya telah dihukum mati. Dimas pun mengetahui bahwa semuanya telah berakhir karena Pak Antoni ternyata langsung dihukum setelah putusan Pengadilan dibacakan.
Dimas yang merasa sangat tidak berguna karena tidak bisa menyelamatkan orang-orangnya menjadi sangat sedih. Dimas pun menyalahkan dirinya sendiri yang tidak bisa melakukan apapun untuk orang-orang yang setia padanya.
"Tidak! Bagaimana bisa ini terjadi?" teriak Dimas sambil menangis.
Perawat, Dokter dan Pasien lain yang mendengar Dimas berteriak menjadi terkejut. Mereka tidak mengerti alasan Dimas berteriak seperti itu padahal seharusnya Dimas bahagia karena pelaku yang telah mencoba membuatnya meninggal karena Kecelakaan Pesawat Terbang telah dihukum dengan sangat berat.
Dimas yang tidak mengendalikan kesedihannya membuat kerusahan sehingga membuat Dokter dan Perawat mengambil tindakan dengan menyuntikkan obat penenang.
Dalam waktu singkat, Dimas pun terjatuh dan tertidur. Petugas Rumah Sakit pun dengan cepat mengangkat Dimas dan membawanya kembali ke kamarnya.
Setelah beberapa jam berlalu, Dimas pun akhirnya tersadar. Dimas pun teringat kembali kejadian yang telah terjadi sehingga membuatnya semakin terpukul dan frustasi. Dimas merasa sebagai orang yang telah gagal dan tidak berguna.
"Tidak ada lagi yang bersamaku, semuanya telah pergi dan hanya aku sendiri." ucap Dimas lesu.
Dimas yang tidak bisa berfikir jernih dan telah larut dalam kesedihan yang mendalam membuatnya gelap mata dan memilih untuk bunuh diri.
Dimas pun berusaha menggerakkan tubuhnya turun dari ranjang rumah sakit. Meskipun harus merasakan sakit yang teramat sangat Dimas mengabaikan semuanya dan terus berusaha.
"Papa dan Mama maafkan aku. Aku tidak bisa menjaga Perusahaan yang telah kalian amanahkan padaku. Sekarang Perusahaan itu telah dicuri oleh Paman Guntur. Edo dan Pak Antoni maafkan aku. Aku adalah Tuan yang bodoh dan tidak berguna. Aku tidak bisa melindungi kalian." ucap Dimas
Lalu, Dimas pun merangkak dan merayap ke arah balkon Rumah Sakit dan berusaha untuk melompat ke bawah Gedung Rumah sakit. Dimas telah meneguhkan perasaan, fikiran dan tubuhnya untuk melakukan keputusan ini.
"Semuanya maafkan aku. Aku berjanji jika Dewa memberiku satu kali lagi kesempatan. Aku akan membalas mereka semua dan tidak akan satu pun aku biarkan bahagia." sumpah Dimas.
Dimas yang telah pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya kemudian menutup matanya dan melompat dari Gedung itu. Dimas yang merasa ada gaya tarik ke bawah yang begitu cepat membuatnya membuka mata.
Dimas yang melihat dirinya sendiri terjun bebas dari lantai atas Rumah Sakit ke arah tanah pun berteriak dengan sangat kuat sehingga membuat semua Dokter dan Perawat yang berjaga mencari asal teriakan itu.
"Aarrgghhh!" teriak Dimas.
Bukkkk
(Suara benda yang terjatuh dengan sangat keras)
Dimas yang terjatuh dari lantai atas Rumah Sakit pun langsung meninggal di tempat. Dokter yang mendengar suara itu segera keluar dan sangat terkejut melihat adanya orang yang terjatuh dari atas kemudian dengan cepat memeriksanya.
Dokter itu pun hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tau jika orang itu telah tiada. Dokter pun segera memerintahkan Perawat untuk segera memindahkannya.
Sementara itu di alam yang berbeda, Dimas yang telah meninggal melihat sebuah cahaya kuning keemasan yang sangat terang dan dapat membuat mata menjadi buta jika dilihat lebih lama.
Namun perlahan cahaya itu memudar dan tidak terlalu menyilaukan. Dimas yang ingat jika dirinya lumpuh dan tidak bisa berdiri lagi apalagi berjalan dan berlari tapi mendadak dirinya dapat berdiri, berjalan dan berlari seperti biasa tanpa harus merasa sakit.
Tak hanya itu, Dimas melihat hamparan warna putih yang tiada ujungnya. Dimas yang merasa banyak sekali keanehan yang terjadi mulai berfikir jika saat ini dirinya mungkin saja telah berada di Alam Kematian karena sebelumnya dirinya pasti telah meninggal karena bunuh diri.
"Apa saat ini aku benar-benar telah meninggal? Tempat ini sangat aneh." gumam Dimas.
Lalu, cahaya yang berwarna keemasan itu mendekat ke arah Dimas. Dimas yang ketakutan pun refleks memundurkan langkahnya dan tiba-tiba cahaya keemasan itu pun mengeluarkan suara yang membuat Dimas semakin takut hingga terjatuh.
"Benar sekali. Kau telah meninggal dan saat ini kau sedang berada di Alam Kematian." ucap Dewa Kematian.
"Si-siapa kau? To-tolong jangan bunuh aku!" ucap Dimas ketakutan.
"Aku tidak akan membunuh bodoh. Bukankah kau sendiri telah meninggal saat ini? Bagaimana aku bisa membunuh?" tanya Dewa Kematian menghela nafas.
'Tunggu dulu! Semua yang dikatakannya itu benar sekali. Aku kan telah melakukan bunuh diri dengan cara lompat dari balkon ruangan Rumah Sakit dan saat ini pasti aku telah meninggal.' ucap Dimas dalam hati.
"Dasar manusia aneh! Padahal mereka sendiri yang meminta tapi mereka sendiri yang tidak mengingatnya." ucap Dewa Kematian menyerah.
"Tu-tungu dulu Tuan. A-aku..." ucap Dimas yang terhenti.
"Tuan Tuan Tuan... Siapa yang Tuanmu. Aku ini adalah Dewa Kematian." ucap Dewa Kematian kesal.
Dimas yang mendengar perkataan Dewa Kematian sangat terkejut. Dimas tidak bisa bergerak bahkan bibirnya keluh dan tidak bisa mengatakan apapun. Dewa Kematian yang melihat ekspresi Dimas menjadi sangat senang karena pada akhirnya manusia yang ada di depannya dapat merasakan ketakutan juga.
"Jangan takut! Aku tidak berniat membawamu ke alam baka. Aku justru membawamu kesini untuk mengabulkan permintaan terakhir sebelum kematianmu." ucap Dewa Kematian.
'Permintaan terakhirku? Jangan-jangan kematian orang yang telah menyakitiku' fikir Dimas.
"Kau salah. Aku tidak akan melakukan hal seperti itu. Kau yang harus melakukannya sendiri." ucap Dewa Kematian.
"Ka-kau membaca fikiranku?" teriak Dimas terkejut.
"Dasar bodoh! Tentu saja aku bisa melakukan itu. Aku adalah Dewa. Aku bisa melakukan apapun. Pantas saja selama ini kau ditipu dan diperdaya tapi tidak menyadarinya." ucap Dewa Kematin.
"Alu tidak bodoh!" teriak Dimas kesal.
Dewa Kematian yang kesal karena Dimas meninggikan nada suaranya pun membuat gravitasi di tempat itu berat sehingga membuat Dimas kesulitan bernafas dan bergerak.
"Jangan sembarangan bertindak! Ingat kau hanyalah manusia dan aku adalah Dewa!" tegas Dewa Kematian.
"Ma-maafkan aku ya Dewa." ucap Dimas ketakutan.
Setelah mendengar perkataan permintaan maaf itu, Dewa Kematian pun membuat gravitas kembali normal dan berbicara dengan nada yang biasa.
"Baiklah. Aku akan membuatmu bereinkarnasi kembali ke waktu sebelum semua hal buruk yang menimpamu terjadi. Aku juga akan memberikan ingatan tentang kehidupanmu yang terdahulu dan mengembalikan kekuatanmu yang dulu." ucap Dewa Kematian.
Dimas yang merasa jika ini adalah kesempatan emas baginya untuk membalas dendam pun merasa sangat senang dan sangat berterima kasih kepada Dewa Kematian yang telah membantunya.
Dewa Kematian kemudian menjentikkan jarinya satu kali dan membuat Dimas merasakan pusing yang sangat hebat hingga akhirnya jatuh pingsan.
#**Bersambung#
Jangan Lupa Tekan LIKE, KOMEN, VOTE..
🥰😍😘😚
Terima kasih**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
yeyen melia😍😍
hemm
2023-04-25
1
Cahaya yani
bru x ini q nemu time ravel cwok, biasa ny cewek ters yg q bca, moga novel ny bgus
salm thor dr pnggemar baru mu, q bca novel mu yg ke 2
2023-01-14
1
Oi Min
berarti Edo dan pak Antoni msh hidup donk nnti??? bagus 2
2022-10-07
1