Saat si boss mengangkat kepalanya, sontak membuat Chintya terkejut dan berkata dalam hati "Apa gw gak salah lihat, bukankah pria itu pria yang gw tabrak kemarin. Apakah dia benar-benar boss disini, ah mampus deh bagaimana ini!. Ya sudahlah pura-pura lupa saja semoga saja dia gak ingat"
Sebenarnya si boss juga mengamati dan mengingat kejadian itu.
"Bukankah ini wanita yang menabrakku kemarin, kenapa dia bisa ada disini?. Oh baiklah kita lihat seberapa kuat mental dan tekadnya untuk bekerja disini" batinnya.
"Eheem, selamat siang. Perkenalkan nama saya Morens Hadinata. Saya ucapkan selamat untuk kalian yang berhasil lulus dan akan bekerjasama di perusahaan ini. Kalau begitu bisa perkenalkan diri kalian masing-masing"
"Saya Doni Andrian boss"
"Saya Rena Halim pak"
"Saya Chintya Rahman" ucapnya pelan
Setelah perkenalan, dilanjutkan dengan interview langsung dengan sang CEO secara bergantian. Ketika giliran Chintya yang diinterview oleh si boss, di tengah pembicaraan ide jahilnya boss keluar, dan sambil terus berbicara tiba-tiba dia mengedipkan matanya 2 kali kepada Chintya. Dia melakukan itu untuk melihat apakah Chintya sama seperti sekretarisnya yang dulu-dulu, yang mengandalkan kecantikan dan kemolekan tubuhnya untuk menggodanya, sehingga membuat dia merasa jijik dan jengah.
Sebenarnya Chintya terkejut ketika Morens melakukan itu, tapi dia terlihat datar dan tidak menunjukkan reaksi apapun.
"Apa-apaan dia mengedipkan matanya seperti itu, dia pikir gw bakal tergoda gitu olehnya. Jangan samain gw dengan sekretaris anda yang lain, gw gak tertarik sama cowok gampangan. Anda salah melakukan itu sama gw" batin Chintya.
"Baiklah, setelah saya mendengarkan dan mengamati hasil interview tadi. Maka saya akan langsung memberi tahu posisi yang tepat dan cocok untuk kalian.
Untuk Doni Andrian saya tempatkan kamu di divisi pemasaran, Rena Halim kamu saya letakkan di divisi keuangan dan kamu Chintya, kamu akan menjadi sekretaris pribadi ku"
Chintya terkejut "Hah apa gw gak salah dengar!!, gw jadi sekertarisnya. Berarti setiap hari gw harus berurusan dengan dia. Huh sepertinya hari-hari gw akan menjadi lebih sulit" batin Chintya sambil menghembuskan nafasnya.
"Roby, tolong antarkan Rena dan Doni ke tempatnya".
"Siap boss" saut Roby.
"Kalian berdua ikut aku" pinta Roby.
"Baik pak, boss kami pergi dulu" ucap mereka pada Morens.
Ketika ketiga orang tersebut meninggalkan ruangan, Chintya masih terdiam sambil terus berfikir. Hingga Morens menjentikkan jarinya di depan wajah Chintya, dan seketika Chintya langsung tersadar.
"Kamu lihat apa, sampai terdiam seperti itu?"
"Enggak ada boss"
"Apa kamu terpesona dengan wajahku, apa kamu tertarik dengan ku?" goda Morens
"Aduh boss jangan kepedean deh, saya bukan lagi memperhatikan anda. Lagipula saya tidak tertarik dengan anda"ceplos Chintiya tanpa sadar.
"Hahaha baru kali ini ada wanita yang tidak tertarik padaku!! , apa aku jelek?"
"Bukan begitu, saya akui boss memang tampan tapi jangan samakan saya dengan wanita yang lain. Boss bukan kriteria saya, lagipula saya hanya ingin bekerja bukan ingin menggoda laki-laki".
Chintya langsung tersadar dan langsung membekap mulutnya sendiri.
"Aduh mulut lancang banget, mati deh gw. baru saja mendapat pekerjaan bisa-bisa langsung dipecat ini" pasrahnya dalam hati.
Morens hanya menaikkan alisnya sebelah, dan ketika itu Chintya langsung berdiri hendak meninggalkan ruangan itu.
"Kalau begitu saya permisi boss"
"Tunggu, mau kemana kamu?"
"Saya akan tunggu di luar saja."
"Siapa yang menyuruh kamu keluar?"
"Tidak ada, bukankah sudah selesai!"
"Siapa yang bilang?, memang kamu tahu dimana ruangan mu?,"
Chintya menggelengkan kepalanya
"Kalau begitu duduklah"
Morens langsung mengangkat telepon, "Cepat ke ruanganku"
Tak lama terdengar bunyi ketukan pintu.
"Masuk" ucap Morens
Ketika Roby sudah masuk.
"Kamu siapkan satu set meja di dalam ruanganku, lengkap dengan perlengkapannya"
"Baik boss"
Sambil menunggu meja datang, Morens berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Chintya hingga berjarak 3 meter.
"Meja kerjamu sedang disiapkan, dan mulai besok kamu mulai bekerja disini satu ruangan denganku, agar aku lebih mudah menghubungimu. Kamu juga harus mengatur semua jadwal ku, juga harus menyiapkan dan menemaniku bila ada meeting di luar kantor".
"Baik boss. Kalau begitu apa saya sudah boleh langsung pulang?".
"Kamu boleh pulang, bersamaan dengan para pegawai yang lain".
"Baiklah kalau begitu, lalu apa yang harus saya kerjakan sekarang?, meja saya kan belum ada".
Morens terdiam dan langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Chintya.
Chintya syok dan terkejut ketika wajah Morens mendekat. Namun Chintya tidak memberikan reaksi apapun dia hanya terdiam seperti patung, sampai Morens berkata dan menyadarkannya.
"Buatkan saya kopi capuccino, kopinya 2 sendok, gula 1 sendok, airnya setengah gelas saja dan jangan terlalu panas".
"Hah".
"Apa kamu paham, waktumu hanya 3 menit".
Kemudian Chintya langsung berlalu menuju pantry, sambil berjalan dia terus saja mengomel.
"Apa-apaan ini, gw disuruh bikin kopi. Buat apa ada office boy, lagipula kenapa harus pakai waktu, memangnya gw lagi ikut kompetisi masak yang harus menyelesaikan tugas dalam waktu tertentu, dasar aneh".
Setelah kopinya jadi dia langsung menuju ke ruangan boss dan mengetuk pintu.
"Masuk" saut dari dalam
Setelah di dalam "Kenapa kamu lama sekali?, apa kamu tidak bisa membuat kopi?".
"Hah, ini bahkan belum sampai 3 menit. Lagipula bukankah ada office boy, kenapa tidak meminta mereka yang membuat" saut Chintya sambil meletakkan kopinya di meja kerja.
Chintya terdiam dan dia melihat meja kerjanya sudah siap.
"Apa kamu lupa dengan isi kontrak kerjanya?".
Chintya hanya diam tidak menjawab
"Kenapa kamu letakkan kopiku di meja kerjaku?"
"Lalu harus saya letakkan dimana?, apa harus diletakkan di meja kerja saya!!"
"Kamu bisa letakkan di meja dekat sofa"
"Kenapa bapak tidak bilang??" saut Chintya kesal
"Kenapa kamu tidak bertanya?"
Chintya diam menahan kekesalannya, dan mengambil kopi tadi dan memindahkan ke meja dekat sofa. Kemudian Chintya langsung berjalan menuju ke meja kerjanya sambil mengumpat "Dasar menyebalkan".
"Apa kamu berbicara sesuatu?" tanya Morens
"Tidak, saya sedang bernyanyi" jawabannya asal
"Kamu duduklah dan pelajari tugasmu, jika ada yang mau ditanyakan kamu bisa bertanya kepada Roby atau langsung kepadaku".
"Baik"
Karena terlalu serius mempelajari tugasnya, dia tidak sadar bahwa Morens menatapnya sambil tersenyum karena dia sudah berhasil membuat Chintya kesal setengah mati.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
mohon maaf kalau disini masih typo, karena saya hanya penulis recehan yang amatir dan mencoba menyalurkan hobi menulis saya disini.
dan jangan lupa mohon Like dan votenya, supaya saya lebih semangat dalam menulis cerita ini dan yang lainnya.
saran dan kritik ditunggu ya, agar lebih membaik dalam membuat karya.
i love u all. mmmuuaaachhh
Bersambung cuy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Ayu Ayu
aku masih nyimak
2022-01-10
1
Ndhe Nii
mantap thorr. ...kerenn😍
2021-07-02
1
choirunissa
makin seru
2021-06-08
1