Rencana pendakian

Tok tok tok

"Selamat siang" ucap Tania sebelum memasuki ruang guru.

"Selamat siang ibu, Ada apa bu?" Tanya Tania setelah berdiri di samping meja bu indah.

"Ibu sudah periksa tugas kelompok kalian kemarin" ucap bu Indah menyerahkan beberapa kertas - kertas yang sudah terpisah dari banyaknya kertas di atas meja.

"Dan hanya kelompok kalian yang benar semua" tambah Bu indah.

"Apa hubungannya dengan saya bu?" Tanya Tania melihat hasil penilaian pada ketas - kertas di tangannya.

"bukannya yang ambil tugas ke sini biasanya irfan" batin Tania menyelidik.

"Kamu tolong jelasin ulang materi ini ke teman - teman kamu ya?" pinta Bu indah kembali menoleh pada laptop di hadapannya.

"Gimana cara ngejelasin ke mereka, bicara sama mereka saja jarang banget" batin Tania mengingat interaksinya dengan teman sekelasnya.

"Bisa ya, soalnya ibu lagi sibuk banget nih" mohon Bu indah menoleh pada tania.

"Tapi bu ...." tolak Tania terhenti oleh bu indah.

"Udah kamu gunain jam ibu nanti buat ngejelasin nanti di kelas" ucap Bu indah memotong perkataan tania kembali menyerahkan buku paket dan beberapa spidol pada tania.

"Yaudah deh bu nanti saya usaha in" pasrah Tania mengambil buku paket serta spidol tersebut.

"sekalian nanti tugas kelompok yang sudah di perbaiki kumpul di meja saya minggu depan ya?" Kata Bu indah yang kembali sibuk dengan laptopnya.

"baik bu, kalau gitu saya ke kelas dulu?" Pamit Tania yang hanya di jawab anggukan bu indah.

Saat tania keluar dari ruangan tersebut dia berpapasan dengan seorang anak yang cukup tinggi, berkulit putih bersih, nggak terlalu mancung yang tersenyum ramah pada tania. tapi tania hanya bersikap cuek menanggapinya berlalu meninggalkan ruangan itu.

"Apa aku mengenal dia, wajahnya cukup familiar" batin lintang memandangi punggung tania yang perlahan hilang di balik pintu.

"Teman - teman ini tugas kelompok kemarin yang sudah di periksa sama bu indah" ucap tania mengembalikan kertas - kertas tersebut.

"Bu indahnya mana?" Tanya rekal dari arah belakang.

"bu indah nggak masuk, lagi sibuk" ucap tania berjalan ke meja guru kemudian membuka buku paket yang dia bawa. lalu mulai menulis di papan tulis putih.

"Trus lo ngapain?" Tanya rena yang duduk di barisan depan.

"Gue di suruh ngejelasin ulang materi ini" ucap tania dengan malas tanpa mengalihkan pandangannya dari papan tulis.

"Emang lo bisa?" Tanya rena lagi dengan nada mengejek.

"Reenaaa pengen gue tabok lo atau lo gue lempar spidol aja. ngerendahin banget sih" jerit tania dalam batinnya.

"Udah dengerin dulu aja penjelasan tania" ucap irfan yang sudah siap dengan alat tulisnya.

"sama bu indah saja kita nggak paham!, apalagi sama dia?" ucap rena kembali.

Tania yang mendengar itu hanya bisa memperat spidol yang sedang dia gunakan. berusaha menahan diri agar tak terlibat masalah dalam lingkungan sekolah.

"Ya tinggal tanya sama bu indah, gampangkan?" ucap tika santai dari arah belakang.

tania kembali fokus dengan apa yang hendak ia jelaskan berdasarkan pemahamannya. tania memutuskan untuk menjelaskan mulai dari rumus - rumus dasarnya saja. Baru  berniat langsung ke latihan soal.

Sejauh penjelasan tania masih bisa dipahami anak - anak lain, mereka lebih terbuka dengan apa yang kurang mereka pahami dan saling memberi pemahan yang benar. metode ini cukup efektif karena mereka tak perlu menahan diri untuk memberi masukan dan pendapar mereka.

Hingga perhatian mereka teralihkan oleh ketukan pintu dari luar.

"apa kami terlalu ribut? hingga mengganggu kelas lain?" duga tania menghentikan kegiatannya.

"Selamat siang, maaf ganggu waktunya bentar" ucap perempuan dengan ramah mendorong pelan pintu untuk memberi jalan pada mereka.

Tania langsung meletakkan buku paket ke meja guru. sebelum perempuan yang biasa dipanggil dian masuk disusul lintang dari belakang.

"Oh kalian lagi belajar matematika" ucap dian setelah melirik tulisan di papan tulis yang terdapat tulisan logaritma.

"Hmm jadi kita bakalan ngadain pendakian gunung minggu depan" kata dian membuka suara yang berdiri membelakangi tania yang bersiri mematung sejenak. kemudian kembali mengerjakkan soal latihan yang sempat dia tulis tadi.

"Ini tuh bentuk kerja sama osis dengan sispala" ucap dian dengan senyum manisnya yang tak pernah hilang dari wajahnya.

"sudahlah lanjutin saja dulu tulisnya, biar nanti tinggal jelasin" batin tania tanpa menoleh.

"Siapa ketua kelasnya" tanya dian yang langsung dijawab anak - anak sekelas dengan menyerukan nama irfan.

"Yang mau ikutan daftarnya ke irfan yah, biar nanti kita sediain surat pernyataan buat orang tua" jelas dian, lalu melirik ke arah lintang yang terduduk di meja guru.

"Nih cewek hebat juga, bisa ngerjain tanpa alat bantuan" batin lintang menatap tania yang masih sibuk.

"Hmm bisa tolong berhenti nulis dulu nggak" kata dian dengan penuh penegasan. membuat Tania menghentikan kegiatannya, menyadari semua tatapan yang terarah padanya.

"Yaudah deh gue berhenti dulu, daripada harus berurusan dengan senior yang merangkak jadi osis ini" batin tania mengambil tempat di samping papan tulis. "Kak berapa hari kegiatannya" tanya rena tersenyum pada lintang mengalihkan perhatian.

Lintang yang mendapat tatapan tersebut pun angkat bicara.

"Kita akan gunakan 3 hari dek, hari pertama pembekalan materi pendakian sekalian buat istirahat setelah sampai di sana, hari kedua baru pendakiannya dan setelah pendakian kita masih nginap disana" jelas lintang dengan senyumnya yang dipermanis dengan lesung pipinya. Membuat semua cewek disana ikut tersenyum. Kecuali tania yang masih tanpa ekspresi memainkan spidol di tangannya.

saat jika hati sudah pernah merasakan sakit kita karena kecewa maka akan ada tembok untuk menghalangi rasa peduli yang mungkin bisa menghangatkan perasaan.

Setelah kepergian lintang dan dian. tania kembali melanjutkan penjelasannya. meski yang lain tidak sefokus tadi. banyak yang mulai antusias membicarakan pendakian.

"Terserah kalian mau nangkap penjelasan gue dengan baik atau sibuk ngomongin pendakian" batin tania merasa risih dengan temannya yang sudah mulai berisik.

"oh iya, nilai kelompok yang di bawah kkm agar segera diperbaiki untuk dikumpulkan kembali minggu depan" jelas tania meletakkan spidol sejajar dengan buku 0aket ke atas meja guru.

mendengar penjelasan tania mereka mulai menanyakan nilai yang di dapat tiap kelompok.

"kelompok kita gimana?" tanya Rekal pada tika dan tania yang sudah duduk di kursi pojok.

"aman!" ucap tika mengangkat ibu jarinya di atas udara.

"memang nilai kelompok kalian berapa?" tanya Risna menyelidik

"97 dong" kata tika menunjukkan kertas tersebut.

"wah nanti bantuin gue dong ngerjainnya, yang lain pasti udah sibuk sama pendakian" tutur risna

"tanya sama tania gih, soalnya bukan kami yang ngerjain. kami cuman bantuin ngitung pake kelakulator hari itu" jelas tika menggeser kertas ke hadapan tania.

"boleh yah tan?" tanya risna memastikan

"iya boleh, nanti tentuin saja waktu. tapi usahain di sekolah yah ngerjainnya" pintah tania tak ingin risna datang ke rumahnya.

"baiklah, makasih yah sebelumnya" ucap risna.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!