Irfan

Setelah sebulan merasakan kembali dunia sekolah, identitas tania masih terbilang aman. Semua temannya dan beberapa guru masih beranggapan bahwa tania sungguh berasal dari keluarga yang sederhana.

sedangkan, tania mulai berusaha membuka diri pada tika teman sebangkunya. Mereka sering bercanda gurau bersama, belajar bersama di perpustakaan untuk mengisi jam kosong.

Sebenarnya kurang tepat jika dikatakan belajar bersama mungkin lebih mengarah pada memperdalam pengetahuan. tika yang sering diberi pemahan oleh tania dan tania bisa yang lebih memahami kembali pengetahuan yang sudah mulai dia lupakan sebagian.

meski begitu, tania hanya membuka diri pada tika seorang, tidak dengan teman sekelasnya yang lain. Tania masih bersikap cuek dan dingin pada mereka, berusaha membangun dinding yang membatasi setiap kegiatan dan interaksi mereka.

"Udah bel nih ke kantin yuk" ajak tania pada tika yang masih membereskan peralatan tulisnya.

"traktir yah!" ucap tika menghentikan sementara aktifitasnya menunggu jawaban tania.

"oh tidak mungkin" kata tania terkekeh sambil melipat tangan di dada.

"kamu bisa berhutang dulu" lanjut tania memberi saran.

"hahaha itu tidak mungkin? bagaimana kalau gue nggak bisa bayar, trus gue dijodohkan sama anak pemilik kantin sebagai jaminan akan hutang gue nantinya" kata tika yang sukses membuat tania tersenyum lebar karena ceritanya yang absurd.

"Yaudah ayo, udah lapar banget nih" kata tania yang langsung membuat senyum tika mengembang.

"Nah gitu baru teman gue" ucap tika merangkul bahu tania berjalan sejajar.

"Hai kalian mau ke kantin ya?" Tanya irfan melangkah ke arah mereka.

"Boleh bareng nggak?" Tanya irfan ketua kelas sekaligus anak basket yang berhidung mancung.

membuat mata Tika berbinar - binar, memandangi wajah irfan yang sudah dari dulu menjadi cinta dalam diamnya.

tika langsung mengambil posisi diantara tania dan irfan.

" boleh dong " ucap tika dengan senyum yang tak pernah hilang menghiasi wajahnya. Sedangkan tania kembali pada ekspresi dinginnya, tak berniat menambah teman lagi.

Tika selalu mengekori irfan dengan menyamakan apa yang irfan ambil sambil berusaha menciptakan interaksi yang bisa mendukung mereka ke depannya, dengan cerita tentang hal - hal yang dianggap nggak berfaedah oleh tania.

Tania hanya mengambil kerupuk kentang, roti coklat serta air mineral. snack yang biasa dia beli seperti biasa.

"Hitung sekalian dengan punya saya mbak" celetuk irfan meletakkan jajananya di samping milik tania dan tika.

sontak membuat tika memandang ke arah tania yang hanya diam tak bergeming.

huftt "gimana sih? anak basket dari keluarga yang berada masa minta traktiran kayak begini, untung loe ganteng" tutur tika dalam batinnya menanggapi tindakan irfan.

"Nih mbak" ucap irfan menyerahkan uang seratus ribu untuk membayar.

"nggak usah irfan, kita bayar sendiri saja" ucap tania menolak tindakan irfan.

"Udah nggak papa sekali - sekali" ucap irfan tersenyum penuh arti.

"Makasih fan, loe yang terbaik deh" ucap tika sambil menggenggam erat tangan tania. berharap tania membiarkan irfan membayarnya sehingga mereka dapat memberi jalan hubungan mereka. dimulai dari hubungan pertemanan.

Tania menatap sinis pada kotak susu ultra yang sempat di berikan irfan sebelum meninggalkan mereka.

benda yang membuat bulir hangat lolos dari pelupuk matanya.

 "ternyata dimana pun aku pergi, aku akan selalu mengingat dirimu" batin tania mengalihkan padangannya.

"kamu juga suka ini tan?" Tanya tika mengambil kotak susu tersebut.

"Nggak juga" jawab tania yang sudah menguasai dirinya kembali.

"itu pemberian irfan tadi" jelas tania menghindari tatapan tika.

"irfan baik yah?. udah ganteng, friendly lagi" tutur tika memuji sikap irfan.

"Lo suka sama dia?" Tanya balik tania menatap lekat wajah tika.

"Siapa sih yang nggak suka irfan. selain baik dia juga berasal dari keluarga yang berada juga" ujar tika antusias tersenyum malu.

"Gue nggak" ucap tania yang langsung membuat tika merubah ekspresinya.

"oh Tuhan bukalah otak serta cairkanlah hati teman ku ini" ucap tika menangkup wajah tania dengan kedua tangannya.

"Emang otak bisa dibuka trus emang hati bisa beku. gue kan masih hidup" ucap tania memasukkan roti coklat kedalam mulutnya.

"bukan otak loe yang secara fisik terbuka tapi cara pandang loe terhadap dunia ini, dan hati itu harusnya merasakan hangatnya perasaan pada orang disekitar kita" jelas tika menyerah. "Udah ah gue ke kelas duluan" ucap tika setelah menghabiskan snacknya.

"yah ngambek! " ucap tania memandang tika yang sudah berdiri hendak berlalu meninggalkan tempat duduk mereka.

"panggilan kepada Tania dari kelas XI ipa 1 agar segera menghadap bu indah di ruang guru sekarang!" suara speeker sekolah menyampaikan pengumuman.

"Perlu gue temanin nggak?" Tanya tika pengumuman tersebut selesai terdengar.

"balik saja ke kelas duluan, ntar gue nyusul setelah dari ruang guru" tolak tania memutar balik langkahnya menuju ruang guru.

"mau ke ruang guru?" tanya irfan basa basi saat berpapasan dengan tania. dengan keringat yang berkucuran dan rambutnya yang basah semakin membuat ketampanan irfan meningkat.

"iya nih, habis latihan basket?" tutur tania memandang beberapa anak basket yang berdiri dibelakang irfan.

"sekali lagi panggilan kepada Tania Angelika wi..., agar segera menghadap bu indah" suara speeker sekolah untuk kedua kalinya.

"Iya iya, ini udah kesana" kata tania kesal, pasalnya orang yang membuat pengumuman hampir menyebut nama wijaya. Bisa - bisa satu sekolahan tahu siapa dirinya.

"gue duluan yah!" ucap tania sebelum berlalu meninggalkan irfan.

sedangkan siswa lain yang berada di dekat sana memandang aneh pada tania, mereka yang senantiasa menjadi pemandu sorak dadakan untuk memberi semangat pada tim basket. tak pernah digubris oleh irfan anak basket favorit cewek - cewek di sekolah tersebut. lalu siapa tania yang hanya anak baru dengan penampilan sederhana mampu mendepat perhatian dari irfan. "mungkin hanya karena mereka satu kelas maka dari itu irfan bersikap baik padanya" duga anak lain.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!