"Ishh.. "
"Ishh.."
Terdengar suara orang meringis seperti menahan sakit di tengah perjalanan Zahwa menuju apartemen.
"Astaga.. Siapa yang ngikutin aku? "Aduh Nyai Demit, Om Genderuwo, Tante Kunti kalau kalian mau ikut mobilku tinggal ikut aja nggak usah pake berisik.. "ucapnya di dalam mobil sambil menyetir
Kalau dibilang penakut ya penakut, tapi sepertinya sudah menjadi hal yang biasa buat Zahwa yang terkadang pulang larut malam jika seandainya dia melihat makhluk astral. Bagi Zahwa yang hidupnya sudah horor, bertemu seperti itu sudah dianggap biasa. Yang Zahwa takutkan justru jika bertemu orang yang akan berbuat jahat.
Sekian menit berlalu, Zahwa sudah sampai basement apartemennya. Suara orang meringis kembali terdengar.
"Oke teman-teman sudah sampai, udah kalian semua turun kalau mau di mobil ya boleh.. Jagain mobilku.. "ucapnya lagi sambil membuka seat belt nya
Suara ringisan itu masih terdengar, bahkan jelas. Zahwa menoleh ke arah belakang, dia melihat seperti sesosok manusia. Dengan sedikit gemetar dia menyalakan lampu mobil.
Klik
"Ya Allah.. "
Pekik Zahwa yang kemudian menutup mulut dengan kedua tangannya. Dia melihat seorang pria yang terluka dan berdarah di bagian lengan kanannya.
Jiwa kemanusiaan sebagai seorang dokter tersentuh. Tidak memikirkan orang itu baik atau jahat, Zahwa bergegas membuka pintu belakang mobil.
"Tuan.."
"Tuan.."
Panggil Zahwa sembari menepuk pelan pipi pria itu. Perlahan mata pria itu terbuka, sontak hal itu membuat Zahwa lega setidaknya dia bisa menolong pria itu.
"Tuan, mohon kerjasama nya.. Saya akan pa-pah Anda ke unit apartemen saya, akan saya bantu obati di lengan Anda.. "ucap Zahwa yang mencoba memapah pria itu
Kemudian melepas syal di lehernya dan mengikatkan di lengan pria itu untuk sementara menghentikan pendarahan di lengannya.
Dengan tenaga seadanya Zahwa memapah pria berperawakan tinggi dan besar itu. Hingga sampailah mereka di unit apartemen Zahwa.
Zahwa membaringkan pria itu di sofa ruang tamu, kemudian dia mengambil peralatan medis untuk mengobati luka pria itu.
"Astaga.. Aku tadi tidak begitu jelas melihat, ternyata Anda terkena tembak.. "Tanya Zahwa yang diangguki pelan pria itu
Tidak peduli pria itu siapa, Zahwa dengan sigap mengobati luka pria itu.
"Tahan sebentar, aku akan mengeluarkan peluru di lenganmu.. Dan tolong jangan berteriak, aku tidak mau ada orang-orang di sini curiga.. "Ucap Zahwa ke pria lagi
Pria itu yang masih dalam keadaan setengah sadar memandangi wajah Zahwa.
"Cantik.." ucap pria itu di dalam hati
Dengan cekatan dan telaten Zahwa mengobati pria itu. Zahwa menyuruh pria itu untuk menggigit bantal sofa karena dia akan mengeluarkan peluru dari lengannya. Hal itu tentunya agar teriakan pria itu tidak sampai keluar.
Hampir satu jam Zahwa mengeluarkan peluru di lengan pria. Dia juga membersihkan dan mengobati luka pria itu, pria itu masih terbaring di sofa ruang tengah. Tanpa Zahwa sadari pria itu terus mengamati, memandangi Zahwa ketika Zahwa dengan cekatan dan telaten mengobati dirinya.
"Maaf, baju Anda kotor terkena noda darah jadi alangkah lebih baik baju Anda saya gantikan.. "tawar Zahwa yang membawakan kemeja baru
"Ini kemeja baru, aku membeli untuk Papa ku tapi karena Anda lebih membutuhkan jadi lebih baik Anda pakai saja.. "lanjut Zahwa yang diangguki kepala pria itu.
Pria itu heran kenapa gadis itu --- Zahwa begitu telaten mengobati bahkan hingga bersedia menggantikan baju untuk dirinya. Apa dia tidak takut jika sebenarnya aku adalah seorang penjahat?
"Terima kasih.. "ucap lirih pria itu yang dibalas senyuman oleh Zahwa
Sebelum berlalu ke kamarnya Zahwa menyuruh pria itu untuk menghubungi keluarga agar mereka tidak khawatir. Zahwa juga menyuruh pria itu untuk istirahat di sofa itu sambil menunggu keluarga yang datang menjemputnya.
☆
☆
☆
Terbangun dari mimpi indahnya semalam, kini Zahwa yang sudah selesai menjalankan ritual mandi dan ibadah kepada sang pencipta bergegas menuju dapur.
Dress rumahan sederhana sebatas lutut, rambut setengah basah yang dicepol asal memperlihatkan betapa indah leher jenjangnya.
Tidak memasak pada umumnya, hanya membuat teh hangat untuk dirinya dan pria yang semalam dia selamatkan dari mara bahaya. Pada saat di dapur Zahwa melirik ke arah sofa, dia melihat ternyata pria itu masih terlelap.
Yang tidak Zahwa sadari sebenarnya pria itu sudah terbangun saat Zahwa keluar dari kamarnya. Dia diam-diam memperhatikan Zahwa hingga ke dapur.
Glek
Pria itu menelan ludah melihat Zahwa penampilan Zahwa.
Pemandangan yang indah di pagi hari, dia pria normal yang melihat hal seperti itu jiwa kelelakiannya bergejolak. Dia kembali berpura-pura tidur saat Zahwa membawakan teh hangat dan roti untuk sarapan.
"Tuan.."
"Tuan.."
Panggil Zahwa yang mencoba membangunkan pria itu dengan menepuk lembut lengannya. Perlahan mata pria itu terbuka dan melihat Zahwa yang duduk di sofa singel di sampingnya.
Pria itu pun bangun dan menyandarkan tubuhnya di sofa kemudian Zahwa menawarkan secangkir teh hangat yang diterima baik oleh pria itu. Ketika pria itu selesai menyeruput teh hangat Zahwa mengatakan jika pagi ini dia harus ke rumah sakit, karena pagi ini dia akan melakukan operasi ke pasien yang sudah terjadwal.
"Maaf, bukan saya mengusir Anda tapi saya rasa keadaan Anda sudah membaik.. "ucap Zahwa ke pria itu
"Iya, terima kasih sebelumnya Anda telah menolong saya.. Jika tidak, entah apa yang terjadi dengan saya.. "jawab pria itu yang dibalas senyum Zahwa
Seerrrr
Melihat senyum gadis itu membuat jantung pria tampan berperawak tinggi itu berdisco.
"Ini jantung kenapa deg-deg an gini lihat senyum tuh cewek? Tapi emang manis sih gadis itu? Kira-kira dia udah punya pacar belum ya? "Beberapa pertanyaan yang pria itu ucapkan dalam hati
"Tuan.. "
"Tuan.. "
Panggil Zahwa yang membuyarkan lamunan pria itu.
"Ah iya? Gimana? "Jawab sekaligus tanya pria itu
"Hm, apa Anda sudah menghubungi keluarga Anda? "Tanya Zahwa yang dibalas anggukan kepala pria itu
"Baiklah, kalau begitu tunggu saja dulu.. Maaf saya tinggal sebentar.. "pamit Zahwa namun dicegah pria itu.
"Tunggu Nona.." ucap pria itu yang menghentikan langkah Zahwa
Seketika itu Zahwa berhenti dan membalikkan tubuhnya.
"Hm.. Maaf, dari semalam saya belum tau nama Anda.. Apa boleh saya berkenalan dengan Anda? "Tanya pria itu yang sudah berdiri di hadapan Zahwa dan mengulurkan tangannya
Dengan senyum manisnya Zahwa membalas uluran tangan pria itu lalu memperkenalkan dirinya.
"Saya Zahwa.. "
"Saya Theodore , panggil saja Theo.. "jawab pria itu
"Salam kenal Tuan Theo.. "
"Panggil Theo saja.. "
"Baiklah, hm tapi sepertinya kurang sopan dan saya lihat sepertinya Anda lebih tua dari saya.. Bagaimana kalau saya panggil Anda Mas Theo.. "pinta Zahwa ke Theo
Apa terlihat tua? Ganteng begini dibilang tua? Sepertinya baru kali ini ada gadis yang bilang ke Theo tua. Tapi, sepertinya bagus dan unik juga dia dipanggil Mas. Seperti manja-manja gimana gitu? Batin Theo berucap sambil senyum-senyum
"Ehm.." suara deheman Zahwa membuat Theo tersadar
"Perasaan dari semalam aku nggak ngasih obat aneh-aneh ke Mas Theo? Kenapa senyum-senyum gitu? Aduh, kayaknya mending Mas Theo pulang sekarang aja deh daripada bertambah gila nya.. "ucap Zahwa yang membuat Theo mengerutkan dahi nya
"Gila? Siapa yang gila? "Tanya Theo ke Zahwa
"Kamu.. "jawab santai Zahwa ke Theo yang membuat Theo geram
"Kau...!!! "Pekik Theo menunjuk Zahwa
Ting
Tong
Ting
Tong
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments