Bab 3 Pertemuan Pertama

"Sudah dipastikan mereka akan membenci dan pasti memukulmu sampai mati..!!"

"Oh bukan.. Bukan mereka tapi aku, aku yang akan memukulmu dan mengirimmu ke planet pluto.. "ucap seseorang dengan nada tinggi

Orang itu geram ke asisten pribadinya kenapa pekerjaannya semakin menumpuk. Bukan malah berkurang justru malah bertambah. Hal itu tentu membuat dia tidak bisa kembali ke Indonesia karena pekerjaannya yang semakin menumpuk.

Jika seperti ini dia tidak bisa bertemu gadis yang selama ini menganggu hati dan pikirannya.

"Maaf Tuan, memang ini beberapa berkas yang harus Tuan koreksi dan tanda tangani.. Kalau Tuan tunda lagi justru akan semakin menumpuk.. "ucap Asisten pria yang sedang geram dan kesal itu.

"Apalagi jika Tuan masih suka ke club bermain-main dengan wanita nggak akan kelar kerjaan ini.. "gumam Asisten itu yang bisa didengar oleh Tuan nya.

"Apa kamu bilang? "Tanya pria yang menatap tajam ke arah Asisten nya

"Tidak ada Tuan.. "ucap Asisten itu sembari menunduk

Theodore Lucas Johnson --- Pria yang sedang disibukkan dengan beberapa berkas laporan di depannya.

Dia adalah seorang CEO Johnson Group dan juga seorang cassanova yang tentunya hobby bermain dengan wanita-wanita malam di club. Perilaku buruk itulah yang membuat sang Papa mengirimnya ke luar negeri mengurus perusahaan cabang di sana. Harapan sang Papa dengan dia sibuk jadi tidak ada waktu lagi untuk bermain-main ke club atau wanita yang tidak jelas.

Padahal yang tidak semua orang tau dia sudah tidak bermain-main dengan wanita malam. Sejak satu tahun yang lalu dia bertemu dengan seorang gadis yang telah mengubah hidupnya, seorang gadis yang menolong dirinya di saat dia terluka karena serangan musuh.

Selain menjadi CEO, Theodore atau Theo adalah seorang bos mafia di dunia bawah yang ditakuti para musuhnya. Akan tetapi, malam itu mungkin hari sialnya karena dia terluka dan tertembak hingga hampir merenggut nyawa nya. Beruntung dia bertemu dengan seorang gadis yang menolong dirinya.

Satu tahun yang lalu.

"S-shit..! "Umpat Theo yang kehabisan peluru untuk menembak musuhnya.

Dia menoleh ke arah anak buahnya, dan sayangnya dia justru tertembak oleh pihak musuh.

"Aaa... "pekik Theo yang tertembak di lengan kanannya.

"Bos..!! "Pekik anak buah Theo yang melihat Bos nya terkapar.

"Aku tidak pa-pa.. Rocky, kamu dan yang lainnya segera bereskan mereka.. "ucapan Theo diangguki kepala oleh Rocky

Walau terkesan kejam tetapi Rocky mematuhi perintah Bos Theo, dia dan beberapa anak buah Theo meninggalkan Theo yang terluka bersimbah darah. Sebenarnya hal itu ditujukan agar Theo bisa menyelamatkan diri jadi Rocky dan beberapa anak buah yang lainnya berusaha menghalau Theo dari musuh yang mengincarnya.

Theo yang terluka bersimbah darah di lengannya mencoba berjalan dengan tertatih dan masuk ke salah satu mobil yang tidak terkunci yang mana terparkir di bassement sebuah club malam.

Baku tembak yang terjadi di basement sekarang berpindah keluar dari basement, karena para musuh sudah melarikan diri. Tak tinggal diam, Rocky dan lainnya mengejar mereka.

Di sebuah club malam

Suara dentuman musik memekikkan genderang telinga, lampu gemerlap membuat silau bahkan bisa saja membuat sakit mata jika ada orang yang tidak pernah menginjakkan di tempat yang penuh kemaksiatan ini.

"Ampun deh Papa, bisa-bisanya nyuruh aku jemput Michelle di tempat kaya gini.. Lagian ngapain itu anak kod0k pake dijemput segala palingan dia ngamuk nggak mau pulang bareng aku.. Haish, demi jadi anak yang baik coba aja deh.. "gerutu Zahwa yang sudah berada di club malam

Padahal tubuh dan pikirannya sudah lelah karena mengikuti seminar kesehatan yang menguras tenaga. Pengen cepet pulang biar bisa rebahan, akan tetapi di tengah perjalanan akan pulang ke apartemen dia ditelepon Papa nya untuk menjemput adiknya di sebuah club malam.

Terkadang Zahwa heran, kenapa Papa nya mengijinkan Michelle buat bermain di tempat seperti itu. Jangankan ke club malam, ke taman kota saja Zahwa jarang. Papa dan Mama nya selalu menyuruhnya belajar dan belajar. Ya, Alhasil ada benarnya juga sekarang dia sudah menjadi seorang Dokter Spesialis Jantung di salah satu rumah sakit terbesar di ibukota.

"Michelle.. "panggil Zahwa yang menepuk bahu Michelle yang sedang berjoget dengan teman pria nya

Michelle yang merasa ditepuk bahunya menoleh ke arah Zahwa. Dia memasang muka sebal karena merasa diganggu Kakaknya.

"Apaan sih Kak? Mau nyuruh aku pulang bareng? Ogah..! Aku mau pulang sama Hendrik.. "ucap Michelle dengan nada ketus

Zahwa menghela nafas, belum dia bertanya sudah dapat jawaban dari adiknya.

"Ya udah kamu kabari Papa dulu aja, tadi dia nyuruh Kakak jemput kamu.. Bilang kalau kamu mau pulang sama Hendrik, biar Papa nggak khawatir..! "balas Zahwa tak kalah ketus

"Iya iya..! Udah sana pulang..! "Ucap Michelle ketus mengusir Zahwa

Dalam hati Zahwa tanpa disuruh pulang pun, dia akan pulang dari tempat terkutuk ini. Mending rebahan di kamar daripada bermain di tempat seperti ini, begitu ucap Zahwa dalam hati.

Melangkah keluar dari club malam, Zahwa menuju basement dimana mobil dia terparkir. Sebelum masuk ke mobilnya dia menelpon sang Papa, dia mengatakan jika Michelle tidak mau pulang bersamanya. Dia mau pulang bersama Hendrik pacarnya, Zahwa sendiri pulang ke apartemennya. Dia lebih memilih tinggal di apartemen daripada di rumah Papa nya.

Dia masuk dan melajukan kuda besi nya di tengah malam dengan suasana yang cukup lenggang dan sepi.

"Ishh.. "

"Ishh.."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!