🌹Jangan lupa kasih emak vote ya anak anak kesukaan emak.🌹
🌹Igeh emak ada di : @REDLILY123.🌹
🌹Emak sayang kalian, selamat membaca ya.🌹
Medina dengan wajah semangatnya pergi ke gedung perusahaan milik kekasihnya. Karena karyawan di sini sudah tahu siapa dirinya, Medina dihormati. Bukan hanya karena dirinya kekasih Luke, tapi dirinya juga model terkenal yang sudah setara dengan artis papan atas.
Banyak pancaran kekaguman atas kecantikannya saat orang orang itu menatapnya. Medina tetap berjalan tegak dengan kacamata hitam bertengger di hidungnya.
Dia memasuki lift VVIP dan menuju lantai paling atas milik sang kekasih. Ketika berjalan di koridor, Medina berpapasan dengan Dev. “Hallo, Dev.”
“Nona Medina?” tanya Dev terheran heran. “Apakah ada acara fashion di sekitar sini?”
Medina tertawa. “Tidak, aku akan menemui Luke dan membawakannya makan siang.”
“Apa?” tanya Dev terkejut, pria tua itu tahu bagaimana gaya berpacaran mereka yang jarang melakukan hal hal seperti ini. Apalagi Medina yang selalu berpergian setiap saat.
“Dimana Luke? Dia di dalam?”
“Tuan masih berada di ruangan rapatnya, anda bisa menunggu di dalam.”
“Oke, suruh dia datang ke ruangannya. Jangan makan di luar.”
“Baik, Nona,” ucap Dev menatap Medina yang memasuki ruangan Luke.
Ini yang pertama kalinya Medina datang ke sini, dan dia melihat ruangan Luke terlihat sangat luas dan mewah. Medina berdecak kagum melihat ruangan yang sangat menakjubkan dengan tema futuristic. Membuat Medina yakin kalau Luke sangatlah kaya.
“Oh, aku tidak salah. Dia akan menjadi suamiku.”
Medina menyimpan dahulu kotak makan siang buatan Rara itu di meja, sementara dirinya berkeliling melihat sekitar. Ada sebuah pintu lain di ruangan itu yang membuat Medina penasaran.
Saat membukanya, ternyata itu tempat istirahat Luke. Di sana ada ranjang yang sangat rapi, membuat Medina berbaring di sana dengan seenaknya.
Dia memejamkan mata beberapa saat sampai terdengar panggilan, “Medina?!”
Itu suara kekasihnya, tapi karena Medina malas bergerak, dia menjawab dari sana, “Aku di sini.”
Luke mendekat. “Kenapa kau di sini?”
“Aku lelah.”
“Kau datang hanya untuk tidur?”
Mendengar kalimat sindiran dari Luke, Medina langsung berdiri dan tersenyum. Dia mendekat pada Luke lalu memeluknya. “Maaf. Aku membawakanmu sesuatu, ayo makan.”
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Rara sedang mengemasi pakaian untuk Medina pergi ke Selandia Baru, dia menarik napas dalam ketika melihat sebuah pakaian yang sebelumnya ingin dia pakai saat sudah dewasa. Tujuh belas tahun adalah umur yang masih muda untuk mengalami hal hal buruk. Keluarganya bangkrut, dituduh melakukan kejahatan memakan uang rakyat, banyak utang dan sempat tidak memiliki tempat tinggal sampai akhirnya ayahnya bunuh diri. Disusul dengan ibunya yang meracuni anak anaknya beserta dirinya agar mati. Sayangnya, saat itu Rara yang selamat.
Banyak berita di mana mana tentang keluarganya.
Kemudian keluarga yang dirugikan datang dan menumpahkan kekesalannya pada Rara untuk membayar utang. Kini sudah tujuh tahun dia bekerja di bawah tekanan Medina.
Medina biasanya memberinya uang jika ingat. Karena gaji dirinya di sini digunakan untuk membayar utang. Dan terhitung, itu masih butuh waktu 10 tahun lagi untuk membayar semuanya.
Saat sedang berkemas, Rara mendengar suara bel berbunyi. Jika itu Medina, maka tidak akan menggunakan bel. Jadi Rara turun untuk membuka.
Ternyata itu adalah Isa yang sebelumnya datang.
“Ada yang bisa aku bantu?” tanya Rara.
“Ada yang ketinggalan. Jangan khawatir, aku sudah menghubungi Medina dan dia mengizinkanku.”
Bertepatan setelah Isa mengatakan itu, telpon rumahnya berbunyi. Dia menjawabnya sebelum mempersilahkan Isa masuk.
“Hallo?” Rara yang bersuara duluan.
“Temanku Isa akan datang, lakukan dia dengan baik. Jika dia minta dibuatkan makan siang, lakukan saja.”
“Baik, Nona.”
Rara baru memmpersilahkan Isa masuk. “Kau ingin minum, Nona?”
“Buatkan aku makan siang, ala ala Jepang.”
Seperti sebelumnya, Rara terdiam sesaat. Kata Jepang membuatnya kembali mengingat masa masa menakutkan saat orang orang tersayangnya perlahan mati. “Baik.”
Dan karena Isa penasaran, dia mengikuti Rara memasak di dapur. Isa duduk di bangku mini bar sambil menatap Rara dan supaya bisa berbincang bincang dengannya.
“Kau pintar memasak makanan, apa kau belajar sejak kecil?”
“Tidak.”
“Lalu darimana kau belajar memasak?”
“Dari rasa takut.”
Isa terdiam sebelumnya, sampai akhirnya dia paham. “Ah, aku paham. Kau terpaksa harus mempelajarinya.”
Rara diam, kebetulan dia memasak membelakangi lawan bicaranya.
“Oh iya, boleh aku bertanya?”
Tidak ada jawaban membuat Isa melanjutkan, “bagaimana orang orang disekitarmu mati? Maksudku,…., aku mendengar kalau ibumu memberikan pil tidur pada kalian? Atau meracuni air yang kalian minum?”
Rara menelan ludahnya kasar, ingatan yang buruk dan menyeramkan untuk dia ingat.
“Aku hanya penasaran, tolong beritahu aku. Aku juga mendengar sebelumnya ibumu berdiskusi dengan bayangannya sendiri untuk mencari cara membunuh kalian semua.”
Rara masih diam.
“Itu tertulis di buku diary nya? Benar kan? Aku ingin membaca buku itu, dimana itu?”
“Aku tidak tahu.”
“Sayang sekali, nasibmu begitu jelek. Padahal kau mantan model cilik, hidup memang kejam ya?”
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Luke memakan makanan yang dibawa oleh kekasihnya. “Makanan Jepang ini enak, dari mana kau membelinya?”
“Pembantuku yang membuatnya.”
“Rara?”
“Berhenti memanggilnya dengan cara seperti itu, aku tidak suka. Bilang saja dia pembantuku.”
“Oke terserah,” ucap Luke yang malas berdebat.
Dia mengakhiri makan siangnya saat merasa sudah kenyang.
“Kau masih marah?” tanya Medina. “Aku minta maaf. Ayo bersenang senang di Selandia Baru nanti.”
“Oke.”
“Luke, lihat aku,” ucap Medina yang kesal terus diabaikan.
Medina memutar cara untuk bisa mendapatkan perhatian Luke kembali. Dia tiba tiba naik ke pangkuan pria itu lalu mencium bibir pria itu. Medina tidak memberikan kesempatan Luke untuk mejauh hingga akhirnya Luke membalas ciuman Medina.
Medina pandai menggoda pria, dia memojokan Luke sehingga dia tidak bisa mengelak.
Namun saat Medina akan melepaskan dasi kekasihnya, Luke Manahan tangannya. “Apa? Kenapa?”
“Kau tahu kenapa.”
“Astaga, Luke. Kita memiliki kamar, kenapa kita tidak tidur saja berdua? Apa aku kurang seksi di matamu?”
Bukan karena memiliki prinsip tidak berhubungan sebelum menikah, tapi Luke memang tidak tertarik dengan Medina. Ciuman sudah cukup menurutnya. Jika itu hubungan ranjang, Luke perlu benar benar tertarik dengan lawannya. Dan selama ini belum ada lawan jenis yang membuatnya sangat penasaran.
“Kita hidup di zaman modern. Lagi pula kita akan menikah, kenapa kau tidak mau melakukannya denganku?”
“Sudah cukup.”
“Kau membuat harga diriku tergores,” ucap Medina saat dia didudukan di sofa.
“Bukan begitu maksudku, aku hanya tidak ingin melakukannya. Kecuali jika kita menikah,” ucap Luke berharap akan dijadikan pertimbangan oleh Medina.
“Kenapa harus menunggu sampai menikah? Inilah kenapa kita sering bertengkar, kau bahkan tidak ingin tidur denganku.”
“Itu bukan alasan untuk kita menjadi bertengkar, kau selalu tidak punya waktu untukku. Kau sibuk dengan dunia permodelan itu.”
“Maka izinkan aku masih di dunia itu jika kita menikah.”
“Kau bercanda? Kau ingin sering meninggalkanku? Berpesta dengan teman temanmu begitu?”
Medina kesal, dia mengambil tasnya.
“Medina kau mau kemana?”
“Menemui Kakek Nobles, supaya kau tidak seperti ini lagi.”
Luke menatap tidak percaya. “Apa katanya?”
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
TO BE CONTINUE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Ester_V.
kakek nya emg guoblok 🤣🤣
2022-11-28
0
dd
Bius.. masukin peti mati trus tenggelemin kedasar samudra laut. biar ga ketemu2 jasadnya. jd deh hantu penunggu laut si medinaaaa😄😄😄😄
2021-12-30
0
Nona Azis
mending nikah sama kakeknya .. si medina amit2 aduuhh gregetan gw
2021-10-09
1