Bab 2 Laptop Yang Tertinggal

     Sesampainya di rumah, Amira menjatuhkan tubuhnya ke sofa ruang tamu. Rambutnya sedikit lepek karena sisa hujan yang menempel. Ia buru-buru membuka tas gendong, hendak menyalakan laptop dan melanjutkan skripsinya yang sudah menunggu bab revisi.

    Namun, tangan mungil itu mendadak terhenti.

    "Ya Allah ...." Amira terhenyak memegangi kepalanya. Tas gendongnya hanya berisi charger, dompet, dan buku catatan. Laptopnya, hilang.

    Bukan hilang dicuri. Tapi hilang karena kelalaian sendiri. Ia baru sadar tadi meninggalkan laptop itu di meja kafe, bersama pria tentara yang baru dikenalnya beberapa jam lalu.

    “Kenapa aku bisa ceroboh gini sih?” gumam Amira frustrasi.

    Ia mondar-mandir di ruang tamu. Bagaimana mau mengerjakan revisi skripsi kalau laptop saja tidak ada? Mau kembali ke kafe pun percuma, pasti sudah tutup malam ini. Lagi pula, dia bahkan tidak tahu siapa nama tentara itu, apalagi nomor teleponnya.

    “Om ... eh, siapa sih dia itu? Ya Allah, laptopku.” Amira menggerutu. Air matanya hampir tumpah, mengingat dalam laptop itu ada semua file skripsinya sejak semester awal.

    Bundanya keluar dari kamar, kaget melihat Amira panik. “Amira, ada apa. Seperti sedang bingung?"

    “Bun, laptop Amira ketinggalan di kafe. Sama orang yang tadi itu …” Suaranya tercekat, Amira hampir keceplosan bicara.

    “Orang siapa?” Bunda Daisya menatap Amira penasaran.

    “Ya … tentara itu, Bun. Tadi siang Amira kena ciprat ban mobil pria itu, sampai cipratan airnya kena baju dan laptop Amira. Sialnya lagi, Amira nggak tahu nama pria tentara itu.”

    Bundanya menghela napas panjang, lalu menepuk pundak putrinya. “Ya sudah, istighfar dulu. Insya Allah kalau rezeki, laptop itu bakal kembali.” Bunda Daisya berusaha menghibur Amira.

    Malam itu, Amira gelisah. Ia berbaring, menatap langit-langit kamar, membayangkan wajah pria tentara tadi, yang entah kenapa, justru membuat hatinya lebih berdebar dibanding rasa cemas kehilangan laptop.

    ***

    Sementara itu, Yoda duduk di meja kerjanya di barak. Laptop berwarna hitam dengan stiker bunga dahlia di pojok kanan kini ada di depannya.

    “Nama gadis itu tadi … Amira, ya?” gumamnya.

    Ia membuka laptop itu pelan, khawatir rusak karena cipratan air kemarin. Tapi ternyata, mesin menyala dengan baik. Layar login menampilkan wallpaper foto seorang gadis berhijab pashmina, tersenyum ceria sambil memeluk seekor kucing abu-abu. Yoda spontan tersenyum kecil.

    “Jadi ini Amira. Senyumnya, jauh beda sama wajah judesnya kemarin."

    Saat jari Yoda hampir menutup layar lagi, matanya menangkap sebuah catatan tempel digital di pojok. Ada nomor telepon tertulis di sana. "Nomor darurat, 08xxxxxx (Amira)”.

    Yoda mengangkat alis, setengah tak percaya. “Ya ampun, dikasih jalan semudah ini? Aku bisa menghubunginya." Yoda girang.

    Ia menatap layar beberapa detik. Hatinya berdebar tak karuan, padahal ia hanya hendak mengembalikan barang. Tapi entah kenapa, ada rasa hangat saat menyebut nama itu. Amira.

    Akhirnya ia meraih ponselnya, mengetik pesan.

    “Amira, ini Kapten Prayoda yang kemarin. Laptopmu ketinggalan di kafe. Masih aman sama saya. Kapan bisa saya kembalikan?”

    Pesan itu terkirim. Dan detik-detik berikutnya terasa seperti menunggu keputusan sidang militer.

    ***

    Amira yang sedang gelisah di kamar, mendadak melompat begitu ponselnya bergetar. Ia menatap layar, membaca nama pengirim yang tidak dikenal.

    “Kapten Prayoda!"

    Matanya membelalak. “Astaghfirullah … jadi namanya Prayoda?”

    Amira menelan ludah. Ia ingin langsung membalas, tapi gengsi. Tangannya gemetar di atas keyboard ponsel. Akhirnya ia hanya mengetik singkat.

    “Syukurlah. Terima kasih sudah menyimpannya. Bisa ketemu besok? Saya butuh laptop itu.” Amira membalas.

    Tak lama, balasan masuk.

    “Bisa. Saya atur waktunya. Kamu maunya di mana?”

    Amira menggigit bibir. Dalam kepalanya, ia sempat membayangkan bertemu kembali dengan tatapan tajam pria itu. Jantungnya berdetak tidak karuan.

    “Besok sore, di depan perpustakaan kota. Sekalian saya cari referensi.”

    “Baik. Besok sore, jam empat."

    Amira menutup ponsel dengan wajah panas. Entah kenapa, rasa panik karena kehilangan laptop justru berubah jadi gugup menantikan pertemuan itu.

    ***

    Keesokan harinya, langit sore mendung tapi tidak hujan. Amira berdiri di depan perpustakaan kota, memeluk tas gendongnya erat-erat.

    Mobil hitam berhenti di dekatnya. Dari sana, Kapten Prayoda turun dengan langkah tegap. Seragam lorengnya rapi, wajahnya yang tampan tampak lebih serius dibanding kemarin.

    “Amira?” suaranya dalam, membuat Amira tersentak.

    “Iya!” jawab Amira pelan.

    Yoda menyerahkan laptop itu. “Ini laptopnya. Semua aman, nggak ada yang rusak. Saya sudah cek.”

    Amira meraih laptopnya dengan lega. “Alhamdulillah… terima kasih banyak, Om Kapten.”

    Yoda tersenyum tipis dan menggeleng. “Panggil Yoda atau kakak saja. Kalau Kapten, kesannya formal banget.”

    Amira hendak membalas, tapi Yoda mendahului dengan nada serius. “Oh ya, kemarin, yang polisi itu siapa?”

    Amira kaget. “Maksudnya Bang Iqbal?”

    Yoda mengangguk pelan, matanya menelisik. “Iya. Kamu kayaknya akrab.”

    Amira terdiam sejenak. “Dia tetangga sekaligus teman masa kecil. Udah kayak abang sendiri. Kenapa memangnya?”

    Yoda menunduk sesaat, lalu tersenyum samar. “Nggak apa-apa. Cuma penasaran aja.”

    Suasana hening beberapa detik. Angin sore meniup pashmina Amira, membuat wajahnya semakin cantik di mata Yoda.

    “Aku, maksud saya, saya cuma mau pastikan kamu aman. Soalnya kamu kayaknya gampang ceroboh.” Yoda mencoba mencairkan suasana.

    Amira mendengus. "Maksudnya?" Amira kurang paham yang dimaksud Yoda.

     "Nggak ada maksud," kelitnya sambil menggeleng.

    Amira tanpa sengaja menatap mata Yoda, ia merasa ada ketulusan yang sulit ia abaikan. Pria itu tampak serba salah.

    Yoda akhirnya melirik jam tangan. “Oke, laptop sudah saya kembalikan. Tapi, boleh nggak saya traktir makan lagi? Biar beneran lunas rasa bersalah saya.”

    Amira spontan teringat kejadian memalukan perutnya yang bergemuruh di kafe tempo hari. Pipinya langsung merona.

    “Ah ... nggak usah. Nanti bisa-bisa makan saya ngabisin satu kafe," canda Amira terkekeh.

    Yoda ikut terkekeh. “Ya, nggak apa-apa. Kafenya biar bisa cepat habis."

    Amira mendelik. “Ih, Om Kapten ini, ngeselin.”

    Tapi jauh di dalam hatinya, ia tahu, pertemuan kedua ini bukan kebetulan semata.

     Amira akhirnya luluh juga. Ia mengangguk pelan menerima ajakan makan Yoda, meski wajahnya masih setengah malu dan merona. “Baiklah. Tapi sekali ini aja, ya.” Aika meminta syarat.

    Yoda tersenyum puas. “Deal. Sekali ini aja, kalau kamu nggak ketagihan.”

    Mereka melangkah berdampingan menuju sebuah kafe. Amira sebenarnya masih kikuk, tapi di dalam hatinya ada getaran hangat yang ia sendiri sulit dimengerti.

    Namun tepat ketika mereka memasuki kafe. Suara seseorang menyapa Amira akra.

    “Amira!"

    Amira menoleh kaget. Di sana, Iqbal dengan seragam polisi lengkap, berdiri menatap tajam. Tatapan itu bukan sekadar heran, melainkan campuran antara curiga dan cemburu.

    “Kenapa kamu di sini. Siapa dia?” suara Iqbal terdengar tegas, bahkan menusuk telinga Amira.

    Amira tercekat. Kata-kata mengendap di tenggorokannya. Sementara Yoda, meski masih berdiri tegap, bisa merasakan ada sesuatu di balik sorot mata pria polisi itu.

    Sejenak, waktu seolah berhenti. Tiga pasang mata saling bertemu dalam keheningan yang penuh tanda tanya.

    Hati Amira berdegup makin keras. Ia tidak tahu harus menjawab siapa terlebih dulu. Pria masa kecil atau pria asing berseragam loreng yang baru dikenalnya, namun entah kenapa sudah mulai menempati ruang di dadanya.

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

Amira sukanya hijau atau coklat? 🤭

2025-10-04

1

citra marwah

citra marwah

Pilih kacang ijo aja Al lebih sehat bnyak Gizi...klo Coklat manis takut sakit gigi dan diabet😆

2025-09-19

2

hayasna

hayasna

ini lanjutan cerita yang mana ÿaa, otw baca

2025-09-17

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Cipratan Air Hujan
2 Bab 2 Laptop Yang Tertinggal
3 Bab 3 Dokter Baru Di Batalyon
4 Minta Pendapat Readers
5 Bab 4 Jejak Yang Mengusik Hati
6 Bab 5 Ungkapan Hati Iqbal
7 Bab 7 Pertemuan Yoda Dan Amira Yang Tidak Disangka
8 Bab 8 Gadis Muda Dan Pria Dewasa
9 Bab 9 Amira Pacar Iqbal?
10 Bab 10 Tidak Akan Menunggu Lagi
11 Bab 10 Merasa Pesimis
12 Bab 12 Penemuan Yoda
13 Bab 13 Kecewa Dan Bahagia
14 Bab 14 Pertemuan Yoda dan Lahat
15 Bab 15 Hubungan Profesional
16 Bab 16 Ungkapan Yoda Yang Belum Terjawab
17 Bab 17 Bertemu Lahat
18 Bab 18 Galau
19 Bab 19 Keputusan Yoda
20 Bab 20 Ujian Dalam Pesanan Amira
21 Bab 21 Penilaian Amira
22 Bab 22 Bayangan Yang Semakin Kuat
23 Bab 23 Menghindar
24 Bab 24 Luka Yang Membuka Hati
25 Bab 25 Pertemuan Yoda Dan Kedua Orang Tua Amira
26 Bab 26 Kedatangan Iqbal Kecewa Yoda
27 Bab 27 Ungkapan Cinta Yoda
28 Bab 28 Bertemu Lahat Dan Aika
29 Bab 29 Kekasih Dapat Maksa
30 Bab 30 Harapan Orang Tua Amira Yang Tersambut
31 Bab 31 Ternyata Anak Pak Harimurti
32 Bab 32 Curhat Dengan Om Kesayangan
33 Bab 33 Pilihan Hati Amira
34 Bab 34 Antara Kecewa, Penyesalan, dan Bayangan Ancaman
35 Bab 35 Cemburu dan Kecewa Yoda
36 Bab 36 Mengungkapkan Keseriuasan
37 Bab 37 Terungkap
38 Bab 38 Yoda Berusaha Mayakinkan Amira
39 Bab 39 Sedih Dan Kecewa Dokter Serelia
40 Bab 40 Niatnya Memberi Kejutan Malah Terkejut Duluan
41 Bab 41 Pengajuan Nikah
42 Bab 42 Ajakan Makan Malam Romantis
43 Bab 43 Bertemu Dokter Serelia
44 Bab 44 Berita Pengajuan Nikah Yoda
45 Bab 45 Persiapan Pernikahan
46 Bab 46 Pernikahan/ Sah
47 Bab 47 Pedang Pora
48 Bab 48 Bulan Madu Yang Gagal
49 Bab 49 Bulan Madu Yang Gagal 2
50 Bab 50 Pulang
51 Bab 51 Buket Bunga dan ATM Mengembalikan Senyum Amira
52 Bab 52 Nasi Goreng Ala Amira
53 Bab 53 Lagi-lagi Gagal
54 Bab 54 Penjelasan yang Membuat Amira Tenang
55 Bab 55 Malam Pertama
56 Bab 56 Bertemu Iqbal
57 Bab 58 Sebuah Kejujuran
58 Bab 58 Hujan Sore yang Bahagia
59 Bab 59 Kisah yang Berakhir Indah (END)
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1 Cipratan Air Hujan
2
Bab 2 Laptop Yang Tertinggal
3
Bab 3 Dokter Baru Di Batalyon
4
Minta Pendapat Readers
5
Bab 4 Jejak Yang Mengusik Hati
6
Bab 5 Ungkapan Hati Iqbal
7
Bab 7 Pertemuan Yoda Dan Amira Yang Tidak Disangka
8
Bab 8 Gadis Muda Dan Pria Dewasa
9
Bab 9 Amira Pacar Iqbal?
10
Bab 10 Tidak Akan Menunggu Lagi
11
Bab 10 Merasa Pesimis
12
Bab 12 Penemuan Yoda
13
Bab 13 Kecewa Dan Bahagia
14
Bab 14 Pertemuan Yoda dan Lahat
15
Bab 15 Hubungan Profesional
16
Bab 16 Ungkapan Yoda Yang Belum Terjawab
17
Bab 17 Bertemu Lahat
18
Bab 18 Galau
19
Bab 19 Keputusan Yoda
20
Bab 20 Ujian Dalam Pesanan Amira
21
Bab 21 Penilaian Amira
22
Bab 22 Bayangan Yang Semakin Kuat
23
Bab 23 Menghindar
24
Bab 24 Luka Yang Membuka Hati
25
Bab 25 Pertemuan Yoda Dan Kedua Orang Tua Amira
26
Bab 26 Kedatangan Iqbal Kecewa Yoda
27
Bab 27 Ungkapan Cinta Yoda
28
Bab 28 Bertemu Lahat Dan Aika
29
Bab 29 Kekasih Dapat Maksa
30
Bab 30 Harapan Orang Tua Amira Yang Tersambut
31
Bab 31 Ternyata Anak Pak Harimurti
32
Bab 32 Curhat Dengan Om Kesayangan
33
Bab 33 Pilihan Hati Amira
34
Bab 34 Antara Kecewa, Penyesalan, dan Bayangan Ancaman
35
Bab 35 Cemburu dan Kecewa Yoda
36
Bab 36 Mengungkapkan Keseriuasan
37
Bab 37 Terungkap
38
Bab 38 Yoda Berusaha Mayakinkan Amira
39
Bab 39 Sedih Dan Kecewa Dokter Serelia
40
Bab 40 Niatnya Memberi Kejutan Malah Terkejut Duluan
41
Bab 41 Pengajuan Nikah
42
Bab 42 Ajakan Makan Malam Romantis
43
Bab 43 Bertemu Dokter Serelia
44
Bab 44 Berita Pengajuan Nikah Yoda
45
Bab 45 Persiapan Pernikahan
46
Bab 46 Pernikahan/ Sah
47
Bab 47 Pedang Pora
48
Bab 48 Bulan Madu Yang Gagal
49
Bab 49 Bulan Madu Yang Gagal 2
50
Bab 50 Pulang
51
Bab 51 Buket Bunga dan ATM Mengembalikan Senyum Amira
52
Bab 52 Nasi Goreng Ala Amira
53
Bab 53 Lagi-lagi Gagal
54
Bab 54 Penjelasan yang Membuat Amira Tenang
55
Bab 55 Malam Pertama
56
Bab 56 Bertemu Iqbal
57
Bab 58 Sebuah Kejujuran
58
Bab 58 Hujan Sore yang Bahagia
59
Bab 59 Kisah yang Berakhir Indah (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!