Di kehidupan yang dulu Elsa merupakan anak yang paling penurut, apapun yang orang katakan dia pasti patuhi demi kepentingan hidupnya, dulu ibunya pernah berpesan pada dirinya jika ingin dihargai oleh orang lain maka kau lebih dulu menghargai orang lain.
Dulu ibunya memang berpesan seperti itu, itu sebabnya kenapa Elsa dari dulu selalu patuh pada kelurga pamannya bahkan dia sendiri tidak pernah sakit pun menolak ataupun memberontak terhadap kemauan pamannya, itu karena paman dan bibinya selalu mengucapkan kata-kata manis yang membuat Elsa sendiri menjadi Engan untuk menolak, termasuk menyerahkan harta warisan milik kelurganya.
"Apa kau sadar Elsa, kau baru saja membuang kesempatan emas?" sahur Emma dengan nada Ketus.
"Lebih baik aku membatalkan duluan pertunangan ini dari pada kedepannya aku akan tersiksa," jawab Elsa, yang langsung dapat tamparan telak dari Emma.
"Kau ini... Apa begini caranya mu berterima kasih dengan bibi hah? Kau tau ada berapa banyak waktu yang sudah bibi buang demi dirimu hah?"
Elsa tidak menjawab, matanya dengan tajam melirik ke arah Emma, "Memang apa yang sudah bibi berikan pada ku?" tanya Elsa sambil tersenyum kecut.
"Rumah ini milik kelurga ku, tanah ini juga milik kelurga ku, jabatan itu juga milik kelurga ku, semua yang ada di sini adalah milik kelurga ku! Apa aku ada salah berbicara bibi?" tanya Elsa, Emma maupun Tias langsung terdiam mendapatkan respon dari Elsa.
"Kakak? Apa yang sudah Kakak katakan pada ibu?" tanya Tias tak percaya.
"Kenapa? Apa aku ada salah bicara?" tanya Elsa dengan remeh.
"Keluar lah dari kamar ku! Aku perlu ketengaan untuk bisa belajar," sahut Elsa yang kembali membuka bukunya.
"Kau ini..."
"Ibu sudah, sebaiknya kita pergi sekarang, sepertinya pikiran kakak saat ini sedang kacau," sahut Tias yang mencoba membawa ibunya keluar dari kamar Elsa.
Setelah kepergian Tias beserta ibunya, Elsa dengan sepontan mengembuskan napas kasar, jika dipikirkan memang enak namun jika sudah dijalankan rasanya itu begitu berat, apa lagi dia sering dikenal sebagai anak yang paling penurut.
"Ibu... Apa perbuatan ku ini sudah benar," gumam Elsa sambil menatap ke arah luar jendela.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam harinya diwaktu makan malam, Elsa baru saja tiba diruang makan dimana di sana sudah ada paman, bibi serta Tias yang tiba lebih dulu.
"Selamat malam paman" sapa Elsa yang langsung duduk di kursinya.
Para pelayan dengan tenang menaruh beberapa menu ke atas meja, wajah Emma masih terlihat kesal menatap wajah Elsa mungkin dia masih teringat dengan kejadian tadi siang.
"Paman dengar kau ingin membatalkan pertunangan mu dengan Pangeran, apa itu benar?" tanya Isak.
"Iya itu benar paman."
"Kenapa? Boleh paman tau alasannya?" tanya Isak menatap wajah Elsa.
Ingin sekali Elsa menjawab bahwa alasan dia ingin membatalkan pertunangan ini karena anaknya Tias yang telah mengkhianatinya.
"Alasannya karena saya ingin belajar lebih dalam soal politik," jawab Elsa yang membuat semua orang di sana terdiam.
"Apa?"
"Mungkin paman tidak akan percaya dengan apa yang saya ucapakan, saya bilang seperti ini karena bagi saya mengurus wilayah kekaisaran sepertinya lebih menyenangkan dibanding harus menjadi ibu negara di mana saya hanya bisa mengurus istananya saja tapi tidak untuk diluar istana."
Mata Elsa terlihat sayu serta bibinya yang sedang menampilkan senyum manis itu menatap penuh lekat wajah Isak yang terlihat bingung menatap wajah Elsa.
"Saya ingin belajar ilmu politik, agar saya bisa mengurus administrasi kerajaan yang pernah ayah saya lakukan, hanya itu yang saya inginkan paman."
"Kamu mau belajar ilmu politik?" tanya Isak mengulang.
Dengan semangat Elsa menganggukkan kepalanya, "Benar, apa paman mau membantu saya belajar?" tanya Elsa yang membuat Isak langsung terdiam.
Bagaimana paman? Kau pasti tidak akan menyangka kan, keponakan mu yang dulu kau manfaatkan kini telah berani melawan arah.
"Sebaiknya kita makan dulu, nanti kita bicarakan lagi masalah ini," jawab Isak yang langsung disetujui oleh semuanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tepatnya pada siang hari tadi, setelah Hugo selesai berkunjung ke kediaman kelurga Pervis, Melly yang merupakan pelayan setia Elsa datang ke ruang kerjanya.
"Selamat siang Tian, maaf telah mengaggu waktu kerja anda."
"Tidak apa-apa, katakan saja maksud kedatangan mu ke sini."
"Iya Tuan, saya hanya ingin menyampaikan sebuah pesan dari Nona saya, beliau ingin meminta 10% anggaran yang masuk bulan ini untuk membeli beberapa kebutuhan Nona saya."
"Meminta 10% Anggaran?" tanya Isak mengulang.
"Benar Tuan, anggaran tersebut akan digunakan untuk membeli beberapa pakaian serta perhiasan."
"Apa?"
"Hah..." Isak langsung menghembuskan nafas kasar mendegar alasan Elsa meminta anggaran.
"Tidak bisa, apa dia tidak bisa berpikir bahwa ekonomi kelurga Pervis sedang berjalan tidak baik, sampaikan padanya untuk memakai pakaian yang ada dulu, sampai ekonomi stabil anggaran untuk dirinya akan segera ku kirim," jawab Isak yang langsung disetujui oleh Melly.
"Sial!"
Isak pikir Elsa meminta anggaran karena memang ingin beberlanja layaknya anak perempuan lain, dia pikir dengan sedikit memberi bujukan kasih sayang, Elsa bisa luluh dan tidak akan peduli dengan pemasukan keluarga Pervis yang terus naik setiap bulannya.
Tapi apa ini, apa yang baru saja dia dengar, ingin membatalkan pertunangan, meminta anggaran sebanyak 10%, ditambah lagi dia ingin belajar ilmu politik, bagaimana bisa ini terjadi, anak yang dulunya lugu dan sangat penurut itu, tiba-tiba saja berubah dalam sekejap, gaya bicaranya, tatapan matanya, semuanya telah berubah, seperti ada yang aneh dengan sikap Elsa, tidak mungkin anak manja seperti dirinya tiba-tiba saja mau belajar ilmu politik.
"Jika dari sekarang dia sudah bertekad seperti itu, apa mungkin saja dia menjadi engan memberikan jabatan kepala kelurga Pervis."
"Tidak-tidak itu tidak akan mungkin terjadi, anak seperti Elsa tau apa soal politik, dia pasti hanya asal saja bicara seperti itu," sahut Isak penuh keyakinan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Namun semua itu berbeda dengan apa yang dia pikiran malam itu, pagi ini disaat dirinya ingin memulai kerja, Elsa sudah berdiri didepan pintu ruang kerjanya bersama Melly pelayan setianya menuggu kedatangan Isak datang.
"Elsa apa yang kau lakukan di sini?" tanya Isak.
"Apa lagi? Seperti yang saya telah katakan tadi malam, saya ingin belajar ilmu politik bersama paman, agar kedepannya nanti saya bisa mengurus administrasi kerajaan seperti ayah saya."
"Apa?"
"Apa paman mengira saya hanya becanda mengatakan itu? Melly bilang ekonomi kita menurun, saya ke sini berniat untuk membantu, sekalian ingin belajar juga dari paman."
"Paman tidak keberatan kan?" tanya Elsa sambil menunjukan senyum manisnya.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments