Mata Hugo terbuka lebar menatap tidak percaya wajah Elsa, sepertinya ada yang salah dengan diri Elsa, tidak akan mungkin Elsa yang dulu selalu mendekatinya tiba-tiba saja berkeinginan membatalkan pertunangan mereka.
"Tapi kenapa? Apa ada yang salah?" tanya Hugo memastikan.
"Ah... Aku tau, kau begini pasti karena cemburu."
Elsa hanya diam, Hugo kembali melirik wajah Elsa, suasana kembali hening dengan semburan angin yang menghantam wajah mereka.
"Saya serius Pangeran, apa ucapan saya ini terlihat tidak serius?" jawab Elsa, yang membuat Hugo kembali diam.
"Hah... Terserah kau saja Elsa, aku akan menuruti semua keinginan mu, kau mau pertunangan kita batal? Baiklah ayo kita batalkan!" jawab Hugo, yang langsung pergi meninggalkan Elsa sendiri di sana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dulu Elsa dan Hugo merupakan teman bermain dari kecil, itu dikarenakan orang tua mereka yang sudah sangat akrab dari dulu, ayah Elsa merupakan kepala administrasi kerajaan yang juga merupakan tangan kanan Kaisar.
Dari kecil Elsa sudah sering dibawa ke istana oleh ayahnya, dari kebiasaan itulah Hugo dan Elsa bisa menjadi sangat akrab, mereka sering bermain bersama, belajar, bahkan masuk sekolah sama-sama.
Tepat pada usia kedewasaan mereka, kedua orang tua Elsa dan Hugo membuat sebuah rencana diluar pemikiran mereka.
Melihat Elsa dan Hugo yang semakin dekat membuat kaisar Fersta berpikir untuk menjodohkan Hugo dengan Elsa yang saat itu umur mereka masih terbilang muda.
Di saat Elsa lulus sekolah di usia 16 tahun dan Hugo lulus sekolah di usia 17 tahun, mereka sudah mulai menyelenggarakan pesta pertunangan bersamaan dengan bangkitnya kerjaan Fersta dari keterpurukan.
Pesta perayaan yang diselenggarakan oleh kerajaan Fersta memanglah mewah, terlihat dari dekorasi ruangan hingga santapan makanan yang sudah dihidangkan.
Acara itu memanglah sangat meriah, namun dua hari setelah itu Elsa dan Hugo diharuskan untuk berpisah dikarena kan Hugo akan kembali masuk ke Akademik untuk melanjutkan sekolah militernya selama kurang lebih 5 tahun.
Berpisah dengan Hugo memanglah berat, apa lagi dia juga merupakan cinta pertama Elsa saat itu, hidup yang selalu di atur, serta tidak pernah diberi kebebasan untuk hidup membuat Elsa kerap kali merasa bosan dan ingin sekali memberontak.
Tapi jika dia mengingat bahwa dirinya merupakan calon dari Putri Mahkota membuat Elsa dengan cepat tersadar, bahwa saat ini sikapnya tidak boleh sembarangan dikelurkan karena takut ada saja yang melihat sifat asli dari dirinya yang sedikit gila ini.
Selama berpisah dengan Hugo, Hugo tidak pernah sekalipun mengabaikan Elsa, sama halnya dengan Elsa mereka saling mencintai satu sama lain, sampai akhirnya waktu itu tiba, waktu kelulusan Hugo, Elsa di undang ke istana bersama dengan sepupunya Tias.
Dipertemuan itu Elsa tidak pernah menyangka sekali pun bahwa cintanya Hugo bakal goyah hanya karena sebuah senyuman dari Tias, sejak saat itu Hugo mulai jarang memberikan surat pada dirinya namun malah sebaliknya Tias terlihat sangat bahagia setelah acara kelulusan itu diselegrakan.
Awalnya Elsa biasa saja saat Hugo secara terang-terangan menunjukan rasa sukanya dihadapan Tias, dia pikir itu hanyalah sifat biasa saja, sampai akhirnya dirinya menemukan sebuah fakta yang begitu menyakitkan, tepat setahun meninggalnya kedua orangtuanya, Elsa mendapatkan Tias dan Hugo saling berciuman di sebuah kamar kosong, hatinya yang saat itu masih dalam keadaan berduka kembali dibuat sakit dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh cinta pertamanya serta orang yang paling dia percaya.
Tidak tau lagi harus berbuat apa, semua harta kelurganya telah di ambil alih oleh pamannya, mansion tempat dia berlindung kini menjadi sebuah penjara untuknya, tidak ada lagi tempat yang aman untuk dirinya, hanya kematian jalan satu-satunya yang bisa membuat dia tenang.
Ya itu adalah pemikiran terakhir, sudah tidak ada lagi cara lain untuk bisa hidup tenang, dia hanya ingin mati dan kembali berkumpul bersama kedua orang tuanya.
Dengan pemikiran kosong Elsa mulai melangkahkan kakinya menuju sebuah danau yang ada di samping kediamannya, dengan pelan dia melangkah kakinya mendekat bersamaan air matanya yang terus keluar.
"ELSA!"
Byur
Walaupun suara itu tidak jelas, namun dirinya masih bisa mendengar suara teriakan dari seseorang yang jauh di sana, dia tidak tau siapa yang memanggilnya, suara itu terdengar begitu jauh sampai akhirnya matanya tertutup.
Dari terakhir yang dia liat hanyalah sebuah bulan purnama yang begitu terang, serta air danau yang begitu dingin menusuk kulitnya, ini merupakan jalan terakhir dirinya untuk bisa hidup, ya awalnya dia berpikir seperti itu.
Sampai akhirnya dirinya tersadar, dengan perasaan yang campur aduk Elsa beranjak dari tempat duduknya, apakah selama ini dia hidup di alam mimpi, kenapa kejadian itu begitu nyata, kulitnya yang terlihat sehat, badannya yang terlihat berisi, apakah ini merupakan rekaan ulang dari kejadian kemarin.
Melihat Melly yang masih hidup membuatnya sedikit bahagia, melihat para pekerja yang dulu dia pecat kembali bekerja, tukang kebun, juru masak, semuanya kembali hadir di sini, ini seperti sebuah mimpi.
Bahkan taman yang dulu memiliki air mancur kini berubah dengan banyak sekali macam-macam bunga milik ibunya, merasakan bahwa dirinya kembali ke masa lalu membuat dia merasa senang sekaligus bingung, bagaimana bisa dirinya yang seharusnya mati malah kembali hidup seperti ini.
Di tambah lagi ini merupakan kejadian satu tahun lalu, tepatnya seminggu setelah meninggalnya kedua orangtuanya, di waktu ini lah pengikut kelurganya serta kaisar Fersta memberikan sebuah jabatan pada Isak pamannya untuk mengolah kembali tugas administrasi kerajaan yang seharusnya merupakan tugas dari ayah kandungnya.
"Kali ini kejadian setahun yang lalu tidak boleh terulang kembali, aku harus bisa berpikir bagaimana pun caranya, harta kelurga ku tidak boleh jatuh ke tangan orang lain."
Banyak sekali misteri yang ingin sekali dia pecahkan, dari waktu yang kembali terulang, bagaimana dirinya bisa hidup kembali, serta balas dendam yang ingin dia bayar atas penghianatan yang dilakukan Kelurga pamannya termasuk Tias serta Hugo yang merupakan cinta pertamanya.
"Kali ini aku tidak boleh gagal mengambil harta milik kelurga ku!"
Brak
Tepat saat Elsa sedang memikirkan cara untuk mendekati pamannya, tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka menampilkan wajah kesal dari bibinya, ditambah lagi dibelakang bibinya ada Tias yang terlihat panik menenangkan ibunya.
"Elsa! Apa-apa ini, apa kau pikir ini semua hanya untuk main-main?"
"Ibu tenanglah, ka Elsa pasti punya alasan."
"Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa bibi tiba-tiba saja marah?"
"Hah?" dengan wajah kesal Emma yang merupakan ibu kandung Tias ini, menunjuk wajah Elsa dengan kesal.
"Apa maksudnya ini Elsa? Jelaskan padaku! Kenapa kau mau membatalkan pertunangan mu dengan Putra Mahkota?" tanya Emma, Elsa hanya diam dengan wajahnya yang datar.
"Menurut bibi?" tanya Elsa balik, yang mampu membuat Emma serta Tias terdiam.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments