Saat Penguasa Aturan melangkah ke dalam Zona Sampah Asal, tiba-tiba kekosongan yang hening itu retak. Sebuah retakan ruang raksasa terbuka, seakan kain realitas disobek paksa. Dari balik celah kegelapan, sebuah mata merah menyala muncul, menatap tajam ke arah sosok abu-abu yang baru saja masuk.
Tatapan itu begitu dalam, seolah mampu menembus ribuan lapisan aturan. Aura membunuh menyebar, tapi bahkan cahaya matanya tidak mampu mengguncang sosok yang berjalan dengan tenang di dalam zona itu.
"Akhirnya... kau keluar!" suara berat bergema dari balik retakan. Suara itu seperti gong besar, mengguncang lapisan dimensi. Lalu, sosok misterius itu menghilang begitu saja, meninggalkan keheningan.
Retakan ruang menutup, kembali seperti semula.
Di dalam Zona Sampah Asal, Penguasa Aturan berjalan tanpa tergesa. Matanya redup, namun penuh kewaspadaan. Ia membagi kesadarannya: satu bagian digunakan untuk memantau peta jalur yang ia buat selama jutaan tahun, dan satu bagian lagi ia gunakan untuk berjaga, siap menghadapi segala kemungkinan di luar prediksi.
Waktu berlalu…
Lima ribu tahun terasa hanya seperti satu helaan napas bagi dirinya.
Dari jarak triliunan tahun cahaya, sesuatu bergerak. Seekor makhluk muncul, tubuhnya menyerupai tikus, namun ukurannya tidak masuk akal, membentang hingga 5.780 tahun cahaya. Setiap helai bulunya memancarkan cahaya warna-warni, setiap tarikan napasnya mengguncang semesta kecil di sekitarnya.
Penguasa Aturan hanya perlu satu tatapan untuk tahu siapa lawannya: Penguasa Elemen, salah satu entitas tertinggi di Ekstrim lain.
Tanpa basa-basi, ia mengayunkan pedangnya. Satu tebasan energi aturan meluncur, tak bersuara, tak berwarna, tapi mampu membelah apa pun yang ada di jalurnya.
Penguasa Elemen merasakan fluktuasi. Ia membuka mulut raksasanya, menelan serangan itu bulat-bulat. Tubuhnya membengkak seketika, sebelum kembali ke ukuran semula. Namun wajahnya pucat. Ia tahu... serangan barusan hanya sekadar sapaan pembuka.
Keringat dingin menetes dari tubuh raksasanya. "Dia... dia hanya menguji?" pikirnya. Rasa takut akan kematian mengoyak hatinya. Semakin lama makhluk hidup bertahan, semakin mereka tidak ingin mati.
Namun, mati tanpa perlawanan adalah aib. Penguasa Elemen menggertakkan giginya, lalu melepaskan domain elemen.
Zona Sampah Asal yang tadinya sunyi berubah drastis. Ruang yang kosong diselimuti ribuan warna. Setiap warna mewakili elemen dasar—api, air, tanah, udara, petir, cahaya, kegelapan, dan tak terhitung lainnya.
Domain penuh warna itu menyusut, menyublim ke tubuh raksasa sang tikus. Dalam sekejap, tubuhnya berkilau seperti pelangi yang menyelimuti semesta. Dari mulutnya, energi ribuan elemen dipadatkan menjadi satu wujud murni, sesuatu yang tampak menyatu dengan semesta itu sendiri.
Sementara itu, Penguasa Aturan hanya berdiri diam. Senyum samar muncul di bibirnya. "Menarik," ucapnya. Sudah lama ia tidak merasakan kesenangan ini.
sinar Energi tak terlihat itu ditembakkan, melesat cepat menuju Penguasa Aturan. Energi itu tidak bisa dilihat, tidak bisa dirasakan, namun mampu menghapus apa pun yang disentuhnya.
Namun, dengan tenang, Penguasa Aturan mengangkat dua jarinya.
Seketika, serangan itu berbalik arah, menghantam Penguasa Elemen sendiri.
Mata Penguasa Elemen membelalak. "Tidak mungkin! Aku sudah mengunci jiwanya! Bagaimana mungkin seranganku berbalik semudah itu?!"
"Monster macam apa yang sedang kulawan?!"
BOOM!!
Ledakan maha dahsyat mengguncang Zona Sampah Asal. Kehampaan itu dipenuhi cahaya destruktif. Namun, Penguasa Elemen masih hidup. Tubuhnya hangus, tersisa tulang, namun segera beregenerasi. Dalam satu detik, ia kembali utuh.
Tapi ketika ia melirik ke arah Penguasa Aturan, tubuhnya kembali meledak berkeping-keping.
Itu bukan serangan fisik. Itu adalah aturan semesta yang dimainkan dengan mudah oleh Penguasa Aturan.
Tubuhnya terbentuk kembali, lalu hancur lagi, berulang. Ia sadar: sejak awal, lawannya hanya bermain-main.
Meskipun mereka sama-sama penguasa, kesenjangan di antara mereka adalah jurang tanpa dasar.
Senyum Penguasa Aturan menipis. Mainannya sudah cukup. Kini saatnya mengakhiri.
Di telapak tangannya, sebuah simbol kuno muncul, berputar perlahan. Aura simbol itu membuat seluruh Zona Sampah Asal bergetar.
Mata Penguasa Elemen melebar. Ia mengenali simbol itu. Ketakutan murni menyelimutinya. Ia berbalik, mencoba kabur. Namun tubuhnya yang besar membuat gerakannya sedikit lebih lambat dibanding penguasa lain.
Dan itu sudah cukup Terlambat.
Simbol di telapak tangan Penguasa Aturan bersinar. Dari atas kepala Penguasa Elemen, muncul benang merah tipis, nyaris tak terlihat.
Dengan tenang, Penguasa Aturan mengayunkan pedangnya.
memutus benang merah tersebut.
Mata Penguasa Elemen meredup. Tubuhnya runtuh, jiwanya hancur, tenggelam dalam kehampaan.
Namun, meski mati, konsepnya tidak hancur. Sebagai penguasa tertinggi Ekstrim, ia masih memiliki kemungkinan untuk dibangkitkan kembali.
Hanya saja…
Saat itu tiba, ia pasti akan mengingat, dengan ngeri, bagaimana dirinya hanya menjadi mainan singkat di tangan Penguasa Aturan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments