chapter 2: musuh yang bersembunyi

Saat Penguasa Aturan melangkah ke dalam Zona Sampah Asal, tiba-tiba kekosongan yang hening itu retak. Sebuah retakan ruang raksasa terbuka, seakan kain realitas disobek paksa. Dari balik celah kegelapan, sebuah mata merah menyala muncul, menatap tajam ke arah sosok abu-abu yang baru saja masuk.

Tatapan itu begitu dalam, seolah mampu menembus ribuan lapisan aturan. Aura membunuh menyebar, tapi bahkan cahaya matanya tidak mampu mengguncang sosok yang berjalan dengan tenang di dalam zona itu.

"Akhirnya... kau keluar!" suara berat bergema dari balik retakan. Suara itu seperti gong besar, mengguncang lapisan dimensi. Lalu, sosok misterius itu menghilang begitu saja, meninggalkan keheningan.

Retakan ruang menutup, kembali seperti semula.

Di dalam Zona Sampah Asal, Penguasa Aturan berjalan tanpa tergesa. Matanya redup, namun penuh kewaspadaan. Ia membagi kesadarannya: satu bagian digunakan untuk memantau peta jalur yang ia buat selama jutaan tahun, dan satu bagian lagi ia gunakan untuk berjaga, siap menghadapi segala kemungkinan di luar prediksi.

Waktu berlalu…

Lima ribu tahun terasa hanya seperti satu helaan napas bagi dirinya.

 

Dari jarak triliunan tahun cahaya, sesuatu bergerak. Seekor makhluk muncul, tubuhnya menyerupai tikus, namun ukurannya tidak masuk akal, membentang hingga 5.780 tahun cahaya. Setiap helai bulunya memancarkan cahaya warna-warni, setiap tarikan napasnya mengguncang semesta kecil di sekitarnya.

Penguasa Aturan hanya perlu satu tatapan untuk tahu siapa lawannya: Penguasa Elemen, salah satu entitas tertinggi di Ekstrim lain.

Tanpa basa-basi, ia mengayunkan pedangnya. Satu tebasan energi aturan meluncur, tak bersuara, tak berwarna, tapi mampu membelah apa pun yang ada di jalurnya.

Penguasa Elemen merasakan fluktuasi. Ia membuka mulut raksasanya, menelan serangan itu bulat-bulat. Tubuhnya membengkak seketika, sebelum kembali ke ukuran semula. Namun wajahnya pucat. Ia tahu... serangan barusan hanya sekadar sapaan pembuka.

Keringat dingin menetes dari tubuh raksasanya. "Dia... dia hanya menguji?" pikirnya. Rasa takut akan kematian mengoyak hatinya. Semakin lama makhluk hidup bertahan, semakin mereka tidak ingin mati.

Namun, mati tanpa perlawanan adalah aib. Penguasa Elemen menggertakkan giginya, lalu melepaskan domain elemen.

Zona Sampah Asal yang tadinya sunyi berubah drastis. Ruang yang kosong diselimuti ribuan warna. Setiap warna mewakili elemen dasar—api, air, tanah, udara, petir, cahaya, kegelapan, dan tak terhitung lainnya.

Domain penuh warna itu menyusut, menyublim ke tubuh raksasa sang tikus. Dalam sekejap, tubuhnya berkilau seperti pelangi yang menyelimuti semesta. Dari mulutnya, energi ribuan elemen dipadatkan menjadi satu wujud murni, sesuatu yang tampak menyatu dengan semesta itu sendiri.

Sementara itu, Penguasa Aturan hanya berdiri diam. Senyum samar muncul di bibirnya. "Menarik," ucapnya. Sudah lama ia tidak merasakan kesenangan ini.

sinar Energi tak terlihat itu ditembakkan, melesat cepat menuju Penguasa Aturan. Energi itu tidak bisa dilihat, tidak bisa dirasakan, namun mampu menghapus apa pun yang disentuhnya.

Namun, dengan tenang, Penguasa Aturan mengangkat dua jarinya.

Seketika, serangan itu berbalik arah, menghantam Penguasa Elemen sendiri.

Mata Penguasa Elemen membelalak. "Tidak mungkin! Aku sudah mengunci jiwanya! Bagaimana mungkin seranganku berbalik semudah itu?!"

"Monster macam apa yang sedang kulawan?!"

BOOM!!

Ledakan maha dahsyat mengguncang Zona Sampah Asal. Kehampaan itu dipenuhi cahaya destruktif. Namun, Penguasa Elemen masih hidup. Tubuhnya hangus, tersisa tulang, namun segera beregenerasi. Dalam satu detik, ia kembali utuh.

Tapi ketika ia melirik ke arah Penguasa Aturan, tubuhnya kembali meledak berkeping-keping.

Itu bukan serangan fisik. Itu adalah aturan semesta yang dimainkan dengan mudah oleh Penguasa Aturan.

Tubuhnya terbentuk kembali, lalu hancur lagi, berulang. Ia sadar: sejak awal, lawannya hanya bermain-main.

Meskipun mereka sama-sama penguasa, kesenjangan di antara mereka adalah jurang tanpa dasar.

 

Senyum Penguasa Aturan menipis. Mainannya sudah cukup. Kini saatnya mengakhiri.

Di telapak tangannya, sebuah simbol kuno muncul, berputar perlahan. Aura simbol itu membuat seluruh Zona Sampah Asal bergetar.

Mata Penguasa Elemen melebar. Ia mengenali simbol itu. Ketakutan murni menyelimutinya. Ia berbalik, mencoba kabur. Namun tubuhnya yang besar membuat gerakannya sedikit lebih lambat dibanding penguasa lain.

Dan itu sudah cukup Terlambat.

Simbol di telapak tangan Penguasa Aturan bersinar. Dari atas kepala Penguasa Elemen, muncul benang merah tipis, nyaris tak terlihat.

Dengan tenang, Penguasa Aturan mengayunkan pedangnya.

memutus benang merah tersebut.

Mata Penguasa Elemen meredup. Tubuhnya runtuh, jiwanya hancur, tenggelam dalam kehampaan.

Namun, meski mati, konsepnya tidak hancur. Sebagai penguasa tertinggi Ekstrim, ia masih memiliki kemungkinan untuk dibangkitkan kembali.

Hanya saja…

Saat itu tiba, ia pasti akan mengingat, dengan ngeri, bagaimana dirinya hanya menjadi mainan singkat di tangan Penguasa Aturan.

Episodes
1 chapter 1: perjalanan baru
2 chapter 2: musuh yang bersembunyi
3 chapter 3: kunci utama
4 chapter 4:penguasa
5 chapter 5: aturan terbalik
6 chapter 6: hal tak terduga
7 chapter 7: menjaga
8 chapter 8: tolong jaga cucuku
9 chapter 9: harta karun teknologi
10 chapter 10: menuju ke bintang besar semesta part 1
11 chapter 11: menuju ke bintang besar semesta part 2
12 chapter 12: pedang dimensi
13 chapter 13: mahluk kosmik
14 chapter 14: keindahan dibalik kehancuran
15 chapter 15: rasi bintang
16 chapter 16: skill dan bakat
17 chapter 17: deteksi kehadiran
18 chapter 18: langkah wujud alam
19 chapter 19: kemampuan tempur lintas dua tingkat
20 chapter 20: cakram pemecah formasi
21 chapter 21:sungai petir
22 chapter 22: mengulur waktu
23 chapter 23: kekuatan penghancur murni
24 chapter 24: terjebak dalam sangkar burung
25 chapter 25: asal usul nama limusis
26 chapter 26: pergi bermain
27 chapter 27: kekuatan bekingan
28 chapter 28: ukiran evolusi
29 chapter 29: hiburan
30 chapter 30: pasar
31 chapter 31: seperti bulan yang menyinari gelapnya malam
32 chapter 32:lupa akan sesuatu yang penting
33 chapter 33: legenda burung pemakan bakat
34 chapter 34: membuat cetak biru meriam.
35 chapter 35: formasi memecah
36 chapter 36: melupakan sesuatu yang penting
37 chapter 37: kedatangan seseorang
38 chapter 38: gundukan barang pesanan
39 chapter 39: silahkan ambil sendiri
40 chapter 40: bunga hukum kosmik
41 chapter 41: kelopak bunga
42 chapter 42:membuka ruang rahasia
43 chapter 43: dioptimalkan
44 chapter 44: perjalanan selama 5 tahun
45 chapter 45: zero night
46 chapter 46: lokasi ruang rahasia
47 chapter 47: membahas ide bisnis baru
48 chapter 48: sesuatu yang ditakuti
49 pengumuman soal update.
50 chapter 49: apa tujuannya?
51 chapter 50: orang-orang perlahan menghilang menjadi abu.
52 chapter 51: keberadaan yang tidak masuk akal
53 chapter 52: keterampilan dengan kosmsumsi energi besar.
54 chapter 53: bukan orang biasa
55 chapter 54: jangan pikir bisa kabur!
Episodes

Updated 55 Episodes

1
chapter 1: perjalanan baru
2
chapter 2: musuh yang bersembunyi
3
chapter 3: kunci utama
4
chapter 4:penguasa
5
chapter 5: aturan terbalik
6
chapter 6: hal tak terduga
7
chapter 7: menjaga
8
chapter 8: tolong jaga cucuku
9
chapter 9: harta karun teknologi
10
chapter 10: menuju ke bintang besar semesta part 1
11
chapter 11: menuju ke bintang besar semesta part 2
12
chapter 12: pedang dimensi
13
chapter 13: mahluk kosmik
14
chapter 14: keindahan dibalik kehancuran
15
chapter 15: rasi bintang
16
chapter 16: skill dan bakat
17
chapter 17: deteksi kehadiran
18
chapter 18: langkah wujud alam
19
chapter 19: kemampuan tempur lintas dua tingkat
20
chapter 20: cakram pemecah formasi
21
chapter 21:sungai petir
22
chapter 22: mengulur waktu
23
chapter 23: kekuatan penghancur murni
24
chapter 24: terjebak dalam sangkar burung
25
chapter 25: asal usul nama limusis
26
chapter 26: pergi bermain
27
chapter 27: kekuatan bekingan
28
chapter 28: ukiran evolusi
29
chapter 29: hiburan
30
chapter 30: pasar
31
chapter 31: seperti bulan yang menyinari gelapnya malam
32
chapter 32:lupa akan sesuatu yang penting
33
chapter 33: legenda burung pemakan bakat
34
chapter 34: membuat cetak biru meriam.
35
chapter 35: formasi memecah
36
chapter 36: melupakan sesuatu yang penting
37
chapter 37: kedatangan seseorang
38
chapter 38: gundukan barang pesanan
39
chapter 39: silahkan ambil sendiri
40
chapter 40: bunga hukum kosmik
41
chapter 41: kelopak bunga
42
chapter 42:membuka ruang rahasia
43
chapter 43: dioptimalkan
44
chapter 44: perjalanan selama 5 tahun
45
chapter 45: zero night
46
chapter 46: lokasi ruang rahasia
47
chapter 47: membahas ide bisnis baru
48
chapter 48: sesuatu yang ditakuti
49
pengumuman soal update.
50
chapter 49: apa tujuannya?
51
chapter 50: orang-orang perlahan menghilang menjadi abu.
52
chapter 51: keberadaan yang tidak masuk akal
53
chapter 52: keterampilan dengan kosmsumsi energi besar.
54
chapter 53: bukan orang biasa
55
chapter 54: jangan pikir bisa kabur!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!