Beyond The Rules
Di suatu dimensi yang sangat tinggi, dimensi yang bahkan tidak dapat dibayangkan oleh makhluk biasa, hiduplah seseorang yang tak terkalahkan di seluruh Ekstrim.
Ia memiliki banyak sekali julukan: Penguasa Abadi, Raja dari Seribu Aturan, Pedang yang Membelah Kekosongan. Namun, yang paling dikenal semua makhluk adalah Sang Penguasa Tertinggi Aturan.
Dengan satu tatapannya saja, semua makhluk di Ekstrim tunduk. Dengan satu gerakan jarinya, galaksi runtuh. Sosok itu mengenakan pakaian panjang berwarna abu-abu, sederhana namun megah, seperti kain itu ditenun langsung dari hukum kosmos. Setiap helaian rambutnya berkilau samar, seperti untaian hukum itu sendiri, bergetar seiring denyut aturan.
Di tangannya, ia memegang sebuah pedang. Pedang itu tampak biasa, lurus, tanpa ukiran rumit. Namun, jika seorang makhluk berani menatapnya walau hanya sekejap, kesadarannya akan hancur dan tubuhnya mati tanpa sempat menyadari penyebabnya. Pedang itu adalah Pedang Asal Aturan, senjata yang tidak dapat dipahami oleh akal manapun. atau bisa disebut sebagai pedang kekosongan.
Dia sudah berada di tingkat tertinggi dalam kurun waktu yang tak terbatas. Tidak ada satu pun penguasa, bahkan gabungan seluruhnya, yang berani menentangnya. Semua tahu, melawan dirinya sama saja dengan menantang hukum eksistensi itu sendiri.
Namun, keabadian ternyata lebih menyakitkan daripada kematian. Hidup di atas langit, di singgasana yang tak tersentuh siapa pun, tidak seindah yang ia bayangkan. Dia tidak memiliki seorang pun yang disayangi. Tidak ada yang ingin ia lindungi. Tidak ada tantangan. Yang tersisa hanyalah kesendirian yang membeku, menggerogoti hatinya selama era demi era.
Suatu hari, ketenangan itu terusik. Penguasa Siklus, satu-satunya murid yang pernah dimiliki Penguasa Aturan, datang ke istananya.
Hubungan mereka renggang, bukan karena benci, tapi karena jarak kekuatan dan pandangan yang terlalu jauh. Meski begitu, mereka tidak pernah benar-benar bermusuhan.
Penguasa Siklus melangkah masuk ke ruangan luas tanpa ujung, tempat di mana Penguasa Aturan duduk sendirian di singgasananya. Ia melihat gurunya tengah mengamati sebuah pertunjukan , tidak lebih dari sekumpulan makhluk hidup yang dipilihnya sebagai hiburan.
Untuk menutupi kebosanan, Penguasa Aturan sering kali menunjuk makhluk-makhluk dari dunia rendah. Ia memberi mereka kekuatan melampaui batas, lalu mengamati bagaimana mereka berkembang, bertarung, jatuh, dan bangkit kembali.
Bukan hanya satu atau dua. Ratusan, bahkan ribuan makhluk yang dipilih olehnya tumbuh menjadi penguasa besar. Bisa dibilang, dialah pencipta generasi tak terhitung penguasa. Semua penguasa besar yang dikenal di Ekstrim, jejak benihnya bersumber dari dirinya.
"...Tuan, aku ada berita baik untuk Anda" ucap Penguasa Siklus dengan nada sopan, menunduk dalam-dalam.
Namun, sosok abu-abu itu sama sekali tidak bereaksi. Matanya tetap menatap panggung kecil ciptaannya, seolah dunia luar tak lebih penting.
Waktu berlalu.
Setahun. Dua tahun. Tiga tahun.
Penguasa Siklus tetap dalam posisi memberi salam hormat, tanpa bergerak sedikit pun. Baginya, waktu memang bukan masalah. Namun, rasa gentar membuat setiap detik bagai pedang yang menggantung di lehernya.
Akhirnya, setelah tiga tahun, Penguasa Aturan bersuara. Suaranya dingin, namun bergema seperti ribuan hukum kosmos bersuara bersamaan.
"...Apakah jalan menuju Dunia Atas sudah ditemukan?"
Penguasa Siklus menarik napas dalam-dalam. "Sudah ditemukan, tapi..." Ucapannya terhenti. Bibirnya bergetar.
"Katakan saja." Nada santai, tapi justru itulah yang membuat tekanan makin mencekik.
Penguasa Siklus menelan ludah. Ia tahu betul sifat gurunya. Satu kesalahan dalam kata-kata bisa membuat eksistensinya lenyap tanpa bekas.
Akhirnya, dengan keraguan ia berkata, "Hanya ada satu jalan untuk naik ke Dunia Atas... yaitu melewati Zona Sampah Asal."
Hening.
Kemudian, tawa meledak. Suara tawa Penguasa Aturan bergema, menggetarkan seluruh Ekstrim. Gunung runtuh, lautan bergejolak, bintang-bintang jatuh. Namun bagi semua makhluk, suara tawa itu adalah kebahagiaan mutlak. Mereka bersujud, menangis gembira, seakan hanya dengan mendengar tawa itu, hidup mereka menjadi sempurna.
Bahkan Penguasa Siklus, yang biasanya tenang, bersujud hingga tubuhnya bergetar.
Tanpa sepatah kata pun lagi, Penguasa Aturan menghilang dari istana.
Penguasa Siklus menutup matanya, menyadari satu hal: keinginan terbesar gurunya adalah meninggalkan dunia ini. Dan ia, sebagai murid, tidak memiliki hak, apalagi keberanian, untuk mencegahnya.
Di tepi Zona Sampah Asal, tempat yang bahkan penguasa besar enggan mendekat, Penguasa Aturan muncul.
Dengan sekali hentakan kakinya, sebuah formasi raksasa terbentuk. Dalam sekejap, formasi itu meluas hingga mencakup seluruh Ekstrim, menjelajahi setiap lapisan hukum.
Formasi itu memiliki dua tujuan.
Pertama, sebagai koordinat untuk dunia lain. Selama ini, ia sudah berkali-kali keluar dari Ekstrim, tapi selalu kembali tanpa hasil. Kali ini, ia bertekad mencapai Dunia Atas, tempat yang belum pernah disentuhnya.
Kedua, sebagai jangkar kehidupan. Jika ia mati di luar, formasi itu akan menarik kesadarannya, mereinkarnasikan dirinya, dan membawanya kembali ke puncak dalam waktu singkat.
Tatapannya mengarah ke belakang. Ekstrim, tanah kelahirannya, tempat ia menjadi yang tertinggi. "Aku akan kembali... setelah bertemu Dunia Atas."
Pola formasi bersinar terang, memecah kekosongan.
Tanpa ragu, ia melangkah masuk ke Zona Sampah Asal. Sosoknya menghilang. Namun getaran dari kepergiannya, akan tercatat dalam sejarah semua dimensi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Muhammad Jesi Maulana
apasih ngaco banget
2025-10-29
0