Sarapan Barsama

Aku terbangun ketika mendengar suara azan subuh dari masjid terdekat, aku menggeliat dan kaget melihat ada selimut asing membalut tubuhku.

Bergegas bangun dan duduk, mengingat-ingat kembali, apa yang terjadi tadi malam. ternyata aku ketiduran di ruang baca pak Viktor.

Siapa yang memindahkan ku ke sofa? dan siapa yang menyelimutiku?, apakah si manusia batu itu.?, ya Allah... jangan sampai dia menyentuhku. Heeee... seram.

Jam dinding yang terparkir dengan manis di atas rak buku, sudah menunjukkan pukul 05.15. Aku belum shalat subuh.

Aku mematikan laptop yang tadi malam lupa kumatikan, kemudian menyandang tasku, aku harus segera pulang, karena hari ini sudah janji dengan ayah akan bertemu dengan salah satu klien ayah.

Ketika kuputar grendel pintu, pintu terkunci dari luar.

"Sial!, apa lagi yang diinginkan manusia batu itu."

"Hallo!, apakah ada orang di luar." teriakku sekencangnya. Aku mengarahkan wajahku ke CCTV agar pak Viktor bisa melihatku.

"Jangan-jangan manusia batu itu, masih ngorok lagi, atau dia sebenarnya tidak di rumah ni, dari semalam tak kulihat keberadaannya."

Aku menggedor-gedor pintu dengan keras, berharap penghuni rumah ini bangun, dan membuka pintu untukku. sudah sakit punggung tanganku, tapi belum ada tanda-tanda pintu terbuka, dengan kedua tangan menangkup di mukaku, aku bersandar di daun pintu. Tiba-tiba pintu terbuka otomatis, aku yang masih berdiri di daun pintu, oleng kedepan. untuk ada tangan kokoh yang menyanggahku, kalau tidak pasti sudah jatuh kelantai. Aku terjatuh kedepan dalam pelukan pak Viktor.

"Hay... singkirkan tanganmu." teriakku.

"Ditolong bukan terima kasih, dasar sinting."

"Siapa juga yang minta tolong." Sungutku.

"Ngapain juga subuh-subuh sibuk, kayak orang kebakaran jenggot."

"Bapak ngapain ngunci pintu dari luar, aku kan jadi tak bisa keluar."

"Siapa yang ngunciin kamu, kamu halukan."

"Tuh kenapa pintunya tak bisa di buka." aku semakin sewot, rasa pengen nonjok tu manusia batu.

"Inikan ada remotenya non, tinggal tekan terbuka." kata pak Viktor sambil mengambil remote di samping pintu.

"Subhanallah, maafin aku ya pak, aku sudah suudzon sama bapak."

"Aku permisi pulang, Pak!." lanjutku sambil melangkah.

Pak Viktor menarik tanganku dengan paksa, sekali lagi aku jatuh dalam pelukannya.

"Astagfirullah bapak, kita bukan mahram, bapak tidak boleh pegang-pegang tanganku." Aku berusaha melepas tangan dari pegangan pak Viktor.

"Jangan pulang dulu, masih subuh, jam segini di luar banyak setan."

"Aku tak takut sama setan." Kataku sambil memonyongkan bibir.

"Ya, sudah, pergi sana, jangan salahkan aku, jika diperempatan jalan sana dicegat sama preman." Kata membalasku sambil mencibir, mendengar kata preman, bulu kudukku merinding.

"Kenapa?, takutkan?."

"I-iya pak."

"Tapi, aku mau pulang, mau mandi dan shalat subuh." Lamjutku.

Dia menarik tanganku, memaksa aku untuk mengikutinya, masuk kesebuah kamar, yang interiornya berbau kewanitaan gitu.

"Kamu bisa mandi dan shalat diri sini."

"Kamu boleh pakai baju apa saja yang ada di lemari itu." lanjutnya

"Ta-tapi pak."

"Jangan membantah, atau aku yang mandiin kamu."

"Iya pak... okey, sekarang bapak boleh keluar." kataku sambil mendorong pak Viktor ke pintu.

Di dinding kamar terpajang foto seorang gadis cantik dengan rambut tergerai, yang sepertinya seumuran dengan ku. Di atas meja juga ada foto gadis itu sedang berpelukan dengan pak Viktor. Siapa gadis itu?, Apakah pacarnya pak Viktor?.

Aku membuka lemari kaca, disitu tergantung rapi sebuah mukena, kemudian bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu, aku mengurungkan niat untuk mandi. Curiga aja kalau di kamar mandi ini, juga ada CCTVnya.

Selesai menunaikan sholat, aku membuka aplikasi Al qur'an, kemudian membaca surah Al Waqi'ah dan Ar Rahmad. Selesai mengaji akupun merebahkan tubuhku di ranjang, ku lirik sekilas jam di ponselku, menunjukkan pukul 05.45, masih terlalu pagi untuk pulang.

Aku membuka akun facebook dan memberi komentar seperlunya di status teman-temanku. Akupun mengecek chat yang masuk di group Whatsapp, ada beratus chat yang belum ku baca, dan biasanya aku akan mengabaikannya. Karena menurutku tidak ada yang penting-penting amat.

"Tok... tok...." ada yang mengetuk pintu, aku bangun membuka pintu.

"Non, ditunggu tuan muda di ruang makan." seorang wanita paroh baya tersenyum padaku.

"Eh... ibu tunggu." kataku meraih tangan wanita itu, yang beranjak meninggalkanku.

"Iya, Non, ada yang bisa bibi bantu."

"Antar saya menemui tuan muda."

"Ayuk Non." ujar wanita itu, terus masuk lift, dan menekan lantai dasar.

"Bik, bolehkah aku bertanya."

"Iya Non."

"Di sini tuan muda, tinggal dengan siapa saja."

"Maaf Non, Non tanya langsung saja dengan tuan muda."

"Kita sudah sampai. Non lurus, kemudian belok kiri, di sana tuan muda sudah menunggu." ujar bibi, sambil meninggalkanku. pembantu dan tuan, sama-sama aneh. gumamku, akupun melanjutkan langkah sesuai petunjuk si bibi.

"Duduk di sini." kata pak Viktor sambil menarik kursi di sampingnya. Aku menarik kursi yang ada di depanku.

"Di sini!." katanya dengan nada tinggi, aku kaget, dengan gugup aku bergeser dan pelan-pelan duduk di sampingnya.

"Jangan takut, aku tak makan orang kok." bisiknya di telingaku, membuat aku merinding. aku hanya menunduk tanpa berani menandangnya. Pak Viktor mengambil piring dan meletakkan di depan ku.

"Biar aku saja pak." kataku ketika melihat pak Viktor menyendok nasi untukku.

"Kamu diam saja, kamu tamuku, aku yang melayani." katanya sambil memasukkan ayam goreng kepiringku.

"Ta-tapi pak."

"Sudah, jangan membantah."

"Atau mau kusuapi makannya." katanya menggodaku, aku tersipu, pasti pipiku terlihat merah.

"Sudah pak, sudah cukup." cegahku ketika pak Viktor ingin menambah laukku.

"Makanlah, kalau mau pulang, habisin." katanya memandangku sambil tersenyum, duh... senyumnya pak Viktor mengaduk-aduk hatiku, tiba-tiba ada debaran di jantungku, jangan sampai pak Viktor mendengarnya aku kan jadi malu.

"Ayuk makan, kok dipandangi dari tadi." katanya membuyarkan lamunanku. Aku makan dengan lahapnya sampai tak bersisa, karena memang aku lagi lapar.

"Tambah." kata pak Viktor sambil mengambil sendok nasi.

"Tidak pak, sudah cukup." sahutku dengan cepat.

Selesai makan, aku mengangkat piring bekas makan ku dan pak Viktor.

"Tidak usah, ini kerjaan bibi." ujar pak Viktor sambil memegang tanganku. Aku mulai risih dengan perlakuan pak Viktor.

"Boleh aku permisi pulang pak." tanyaku sambil manarik tangan dari genggaman pak Viktor.

"Tidak ingin kembali ke ruang baca, mengambil novel bunda Asma Nadia." tanya pak Viktor sambil menatapku. duh... tatapannya rasa menembus ke jantungku.

"Lain kali saja pak." ujurku sambil menggelengkan kepala.

"Okey, kalau lain kali, berarti masih mau nemani aku sarapan di sinikan." katanya sambil memegang kedua bahuku, dan memaksaku menatapnya. Deg... jantungku berdetak kencang, Aku tak berdaya, hanya mengangguk yang kulakukan.

"Terima kasih my baby." katanya sambil beranjak dan menggandeng tanganku, aku pun hanya mengikutinya melangkah keluar.

"Apa?, tak salah dengarkah aku, dia menyebutku my baby." Kay... Kay jangan senang dulu, paling dia hanya ingin menggodamu. jadi kuatkan imanmu.

OMG... apa yang terjadi denganku, kenapa aku merasa bahagia diperlakukan manusia batu ini. Duh... jangan sampai dia tahu perasaanku.

Aku sudah berada di atas motorku, pak Viktor masih menerima telpon, terpaksa aku menunggu dia selesai nelpon, mau pergi tanpa pamit tak sopan, mau pamit dia lagi nelpon kurang ajar. yah... sudah sabar non sabar. Pak Viktor mengakhiri telponnya, aku pamit pulang.

"Hati-hati, jangan ngebut bawa motor." katanya sambil melambaikan tangan, aku hanya membalasnya dengan mengangguk.

*****

Terpopuler

Comments

Pricila Bianca Aidelin

Pricila Bianca Aidelin

Viktor suka sm kamu Kay...

2022-03-31

0

Erma Wahyuni

Erma Wahyuni

pak viktor suka sama kayla, masih penasaran sm wanita yg kamarnya ditempati kayla

2022-01-01

1

Jelita Silaban

Jelita Silaban

bagusss ceritanyaa :)

2021-07-17

1

lihat semua
Episodes
1 Terjebak
2 Dipermaikan
3 Sarapan Barsama
4 Kecewa
5 Dapat Petunjuk
6 Pertemuan yang mengharukan
7 Permintaan Viktor
8 Dinner 1
9 Dinner 2
10 Ketemu Kakek
11 Kebohongan
12 Permainan Dimulai
13 Dalila Bikin Kejutan
14 Membujuk Dalila
15 Hadiah dari Dava
16 Tabir Tersingkap
17 Ke kampus Utama
18 Kalah
19 Dalila Depresi
20 Terusir
21 Di Aparyement Kayla
22 Di Pelelangan
23 Di Rumah Viktor
24 Tidur Sekamar
25 Menjemput kakek
26 Membohongi Kakek
27 Rencana Pernikahan
28 Pernikahan Kayla
29 Kayla Terjatuh
30 Kayla Amnesia
31 Malam pengantin tidur di lantai
32 Kayla Kembali Ke Kampus
33 Kembali ke Kampus
34 Aku Mencintaimu Kayla
35 Pergi Ke Salon
36 Konferensi Pers
37 Saya Mencintainya
38 Kekesalan Dania
39 Malam yang ditunggu-tunggu
40 Rahasia Dania Mulai Terkuak
41 Rahasia Dania Mulai Terkuak 𝟐
42 Dania Menemukan Sertifikat Berharga
43 Mencari Jejak Asisten Dania
44 Menemui Nana
45 Arumi menerima beasiswa
46 Ulang Tahun Arumi
47 Menghadiri Reunian SMA
48 Hukuman Untuk Kayla
49 Kayla Masuk Rumah Sakit
50 Kabar Duka dari Kayla
51 Kayla Kembali Ke Rumah
52 Menjemput Arumi
53 Dania Menyusun Rencana
54 Dalila dan Doni
55 Dalila ke Singapora
56 Dalila Bertemu Orang Tua Kandungnya
57 Mencari Pemilik Kalung 1
58 Mencari Pemilik Kalung 2
59 Kayla Diculik
60 Pencarian Kayla
61 Denis Kembali Ke Jakarta
62 Bertemu Ayah
63 Denis Kembali ke Jerman
64 Kayla Kembali Ke Rumah
65 Arumi Kecewa
66 Pupusnya Harapan Arumi
67 Kabar Gembira Untuk Arumi
68 Dalila dan Dion
69 Pertemuan Arumi dan Zea
70 Dalila Kembali ke Indonesia
71 Dalila Ingin Kembali ke Jalan yang Benar.
72 Dalila menjadi Direktur group Doni Gemilang
73 Menghadiri Undangan Kakek Arman
74 Dinner di rumah kakek.
75 Dalila Menjadi Trending Topik
76 Ulang Tahun Kayla
77 Pupusnya Harapan Zea
78 Viktor ke Panti
79 Kehadiran Dania
80 Handoko ke Apartement Dalila
81 Handoko Kehilangan sertifikat berharga
82 Arumi Kembali Ke Indonesia
83 Hasil Tes DNA Arumi
84 Pertemuan Dalila dan Mery
85 Mery Ke Kantor Dalila
86 Mery Masuk Rumah Sakit
87 Menyampaikan Pesan Mery
88 Menemui Arumi
89 Dalila Ke Rumah Dion
90 Dalila Hilang
91 Mengunjungi Mery
92 Ketidak Jelasan Keberadaan Dalila
93 Mencari Keberadaan Dalila
94 Rencana Tuan Doni dan Tuan Handoko
95 Dava melamar Arumi
96 Hari Bahagia bagi Kayla
97 Berkumpul di Rumah Viktor
98 Mencari Keberadaan Handoko dan Doni
99 Dipenyekapan
100 Memasuki Markas Dania
101 Viktor dan Kayla Masuk Rumah Sakit
102 Kayla Melahirkan.
103 Mery Kembali Ke rumah
104 Berpisah dengan Dion, Dilamar Antonio
105 Pesta Pernikahan Berdarah
106 Dalila mengalami Kebutaan
107 Mata Untuk Dalila
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Terjebak
2
Dipermaikan
3
Sarapan Barsama
4
Kecewa
5
Dapat Petunjuk
6
Pertemuan yang mengharukan
7
Permintaan Viktor
8
Dinner 1
9
Dinner 2
10
Ketemu Kakek
11
Kebohongan
12
Permainan Dimulai
13
Dalila Bikin Kejutan
14
Membujuk Dalila
15
Hadiah dari Dava
16
Tabir Tersingkap
17
Ke kampus Utama
18
Kalah
19
Dalila Depresi
20
Terusir
21
Di Aparyement Kayla
22
Di Pelelangan
23
Di Rumah Viktor
24
Tidur Sekamar
25
Menjemput kakek
26
Membohongi Kakek
27
Rencana Pernikahan
28
Pernikahan Kayla
29
Kayla Terjatuh
30
Kayla Amnesia
31
Malam pengantin tidur di lantai
32
Kayla Kembali Ke Kampus
33
Kembali ke Kampus
34
Aku Mencintaimu Kayla
35
Pergi Ke Salon
36
Konferensi Pers
37
Saya Mencintainya
38
Kekesalan Dania
39
Malam yang ditunggu-tunggu
40
Rahasia Dania Mulai Terkuak
41
Rahasia Dania Mulai Terkuak 𝟐
42
Dania Menemukan Sertifikat Berharga
43
Mencari Jejak Asisten Dania
44
Menemui Nana
45
Arumi menerima beasiswa
46
Ulang Tahun Arumi
47
Menghadiri Reunian SMA
48
Hukuman Untuk Kayla
49
Kayla Masuk Rumah Sakit
50
Kabar Duka dari Kayla
51
Kayla Kembali Ke Rumah
52
Menjemput Arumi
53
Dania Menyusun Rencana
54
Dalila dan Doni
55
Dalila ke Singapora
56
Dalila Bertemu Orang Tua Kandungnya
57
Mencari Pemilik Kalung 1
58
Mencari Pemilik Kalung 2
59
Kayla Diculik
60
Pencarian Kayla
61
Denis Kembali Ke Jakarta
62
Bertemu Ayah
63
Denis Kembali ke Jerman
64
Kayla Kembali Ke Rumah
65
Arumi Kecewa
66
Pupusnya Harapan Arumi
67
Kabar Gembira Untuk Arumi
68
Dalila dan Dion
69
Pertemuan Arumi dan Zea
70
Dalila Kembali ke Indonesia
71
Dalila Ingin Kembali ke Jalan yang Benar.
72
Dalila menjadi Direktur group Doni Gemilang
73
Menghadiri Undangan Kakek Arman
74
Dinner di rumah kakek.
75
Dalila Menjadi Trending Topik
76
Ulang Tahun Kayla
77
Pupusnya Harapan Zea
78
Viktor ke Panti
79
Kehadiran Dania
80
Handoko ke Apartement Dalila
81
Handoko Kehilangan sertifikat berharga
82
Arumi Kembali Ke Indonesia
83
Hasil Tes DNA Arumi
84
Pertemuan Dalila dan Mery
85
Mery Ke Kantor Dalila
86
Mery Masuk Rumah Sakit
87
Menyampaikan Pesan Mery
88
Menemui Arumi
89
Dalila Ke Rumah Dion
90
Dalila Hilang
91
Mengunjungi Mery
92
Ketidak Jelasan Keberadaan Dalila
93
Mencari Keberadaan Dalila
94
Rencana Tuan Doni dan Tuan Handoko
95
Dava melamar Arumi
96
Hari Bahagia bagi Kayla
97
Berkumpul di Rumah Viktor
98
Mencari Keberadaan Handoko dan Doni
99
Dipenyekapan
100
Memasuki Markas Dania
101
Viktor dan Kayla Masuk Rumah Sakit
102
Kayla Melahirkan.
103
Mery Kembali Ke rumah
104
Berpisah dengan Dion, Dilamar Antonio
105
Pesta Pernikahan Berdarah
106
Dalila mengalami Kebutaan
107
Mata Untuk Dalila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!