" Ben, you can't says with your ayah slowly and smooth? " tanya mama Ayden.
" Yes, Opah. I try it" jawab Ben.
" Okay, good boy. Let's we eaten now" balas mama Ayden.
Ben hanya mengangguk mendengar permintaan Opahnya. Dia sangat menuruti semua perkataan Opahnya. Dan dia sangat menyayanginya. Karena baginya tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang Ibu. Karena Ibunya sudah tiada saat melahirkannya.
Di posisi lain Ayden sangat memikirkan perasaan anaknya. Saat ini anaknya sudah mulai tumbuh besar. Sudah berani meminta dan memprotes dirinya. Bahkan permintaan terhadap dirinya tidak tanggung - tanggung. Ayden sangat menyayangi putra semata wayangnya itu. Dia akan melakukan apapun untuk anaknya itu.
Tetapi kali ini permintaan anaknya terlalu berat untuknya. Karena hati dan pikiran yang akan bekerja keras. Tapi dia yakin anaknya meminta itu bukan tanpa alasan. Ben butuh sosok seorang Ibu. Seorang Ibu yang bisa memeluk, mencintai, memperhatikan, mendidik, mengayomi, membesarkan dan lain - lain.
Ayden semakin lama merasa sangat tidak enak hati dengan apa yang akan dirasakan anaknya jika dia masih mempertahankan perasaannya kepada almarhumah istrinya itu. Disisi lain Ben butuh sosok seorang Ibu.
" Ya Allah... " keluh Ayden dengan membuang nafasnya dalam - dalam.
Temannya yang memperhatikannya nampak bingung dengan kelakuan Ayden. Kenapa dia sampai membuang nafasnya dalam - dalam. Pasti ada yang dia pikirkan dan sangat berat. Tetapi mereka semua tidak pernah mau mengorek pribadi dari masing - masing. Karena mereka juga punya kehidupan pribadinya yang privasi.
" Ay.. istirahatlah dulu.. saya tahu anda banyak pikiran. Berserah diri kepada Tuhan anda. Pasti Dia akan membantu anda " saran dari salah satu teman kantornya.
" Okay daniel, Thank's" ucap Ayden.
" Sama - sama" jawab Daniel.
Ayden kemudian beristirahat sejenak. Ternyata waktu dhzuhur sudah tiba. Segera dia meminta ijin kepada teman sekerjanya untuk melaksanakan ibadah. Banyak temannya yang non muslim. Mereka sangat menghargai satu sama lain.
Ayden kemudian menuju masjid di dekat kantornya. Dia kemudian mengambil air wudlu. Setelah itu dia segera menuju tempat sholat untuk segera bermunajat kepada Tuhannya.
" Allahuakbar" suara takbir dari mulut Ayden.
Dia terus melaksanakn ibadahnya dengan sangat khusuk. Selesai melaksanakn sholatnya dia bermunajat merendahkan diri serendah rendahnya kepada penciptanya. Karena hanya Dia yang mampu mengubah segalanya.
" Ya Allah Ya Rab.. berikanlah jalan yang lapang dalam menghadapi cobaanMu yang maha dasyat ini. Berikanlan jalan terbaik dariMu. Segerakanlah jika memang harus segera. Bimbinglah selalu hamba bersujud kepadaMu" dengab sangat halis dan lirih Ayden terus memohon dan meminta belas asih dari Tuhannya. Berkeluh kesah agar sesak didadanya berkurang. Agar segala pikirannya dilonggarkan.
Ayden merasa lebih lega setelah dia melaksanakan kewajibannya. Kemudian dia kembali bekerja. Karena mereka bergantian menghadapi monitor. Semua pekerjaannya di jalanlan oleh digital. Jika diperlukan dalam pembenahan maka mereka akan turun.
" Ay, sudah enakan? " tanya salah satu temannya.
" Alhamdulillah. Thak's ya .." jawab Ayden.
Ayden masih bersantai dan masih di depan monitor. Salah satu temannya membawakan burger kesukaannya dan segelas teh hangat kesukaannya. Dia segera mengambilnya dan berterimakasih kepada temannya. Ayden masih mengamati hpnya. Dia menscrool keatas dan kebawah. Tidak ada panggilan atau chat dari Ibunya.
Dia kemudian berselanjar ke dunia maya. Menjelajahi berbagai negara. Dia kemudian membuka Insta***m. Kemudian dia melihat sosok wanita berhijab, dengan senyumnya yang manis, mungil dan menarik.
Kemudian dia mencoba memfolownya. Ternyata mendapatkan konfirmasi dari siempunya. Segera dia mengirimkan DM untuk berkenalan.
Ayden : " Hay.. How are you" .
Dia : " Hay.. Fine . And You?"
Ayden : " Fine too".
Dia : " Can I Help you ?".
Ayden : " Oh.. No Sorry if I bother you".
Dia : " It's okay. Don't worry".
Ayden : " Are you already married and have son?".
Dia : "Yes. of course."
Ayden : " Okay.. Sorry if I bother you".
Dia : " No problem.."
Ayden : "Where you came from? And what your job?".
Dia : " Indonesia. Teacher".
Ayden : " Can I have your WA".
Dia : " 08xxxxxxxxxx"
Tanpa ada kata apapun mereka segera menutup chatnya. Di Negara sebrang seorang wanita yang masih muda dan dia memandangi chatnya dengan aneh.
" Aneh sekali dia " ucap Rayina
Ya.. Rayina adalah seorang guru di salah satu SMA Swasta terbaik di kotanya. Dia sangat tekun dan telaten. Dia juga seorang single mother untuk anak semata wayangnya itu. Dia mempunya anak lelaki yang sangat menggemaskan. Anak lelakinya itu usia 1,5 tahun. Masih sangat lucu dan aktif sekali.
Rayina tergolong wanita yang sangat mandiri. Dia bekerja dan menghidupi kebutuhannya dan anaknya seorang diri tanpa bantuan orang tuanya. Padahal orang tuanya adalah salah satu pengusaha genteng terkaya di daerahnya. Tapi Rayina memilih mandiri dan tidak bergantung kepada kedua orang tuanya.
Rayina sudah didik dengan keras dari kecil. Sehingga untul menghadapi masalah hidup dia sangat santai dan enjoy. Menikmati setiap kehendak Yang maha Kuasa. Ujian silih berganti kepadanya. Mulai dari kebangkrutan almarhum suaminya karena ditipu rekan bisnisnya. Kemudian meninggalnya sang suami. Sekarang dia hanya hidup dengan anak lelakinya dan seorang pengasuh untuk menjaga anaknya saat dia bekerja.
Rayina adalah seorang guru cerdas, cantik, lembut. Parasnya sangat menawan. Tidak sedikit lelaki yang tertarik kepadanya.
"Maksud dia apa si? Nggak jelas banget" gerutu Rayina.
Rayina segera memasukkan ponselnya ke tasnya dan segera mengendarai motor matic kesayangannya pulang kerumah. Karena dia tahu ada sesesosok makhluk kecil sedang mengharapkannya pulang dan mendapatkan sebagian kecil perhatiannya.
Rayina selalu ceria saat akan pulang kerumah. Hatinya selalu bahagia ketika sekelebat dibenaknya malaikat kecilnya hadir. Rasa penat lelah letih sudah tidak di rasakannya lagi.
Sesampainya dirumah ponselnya berbunyi, seperti ada sebuah pesan masuk. Dia tidak menggubrisnya. Saat ini prioritasnya adalah anaknya. Dia segera masuk rumah dan benar saja dia begitu girang melihat Rayina pulang. Rayina kemudian menyapanya.
" Hai.. anak Bunda.. Nanti dulu ya, Bunda mau mandi dulu setelah itu Bunda mau segera sholat. Oke sayang? " ucap Rayina kepada anaknya.
" Ote " sambil mengacungkan jempolnya ke arah Ibunya.
Ganesha segera kembali ke kamarnya. Menunggu Ibunya menyelesaikan semuanya. Ganesha anak yang sangat periang, penurut dan cerdas. Dia sangat mengerti dengan kondisi sang Ibu yang bekerja sendirian untuk menghidupinya. Dia termasuk balita yang mempesona. Paras putihnya, bibir merah mungilnya dengan mata coklat bulat yang sangat eksotis.
Ganesha sangat bahagia sekali mendengar suara Ibunya saat pulang.
"Nda.. Nda.. mbak.. Nda uyang" kata kata Ganesha yang belum jelas.
Ganesha menyampaikan kepada mbak yang mengsuhnya.
" Iya sayang, Bunda udah pulang ya. Nanti dedek sama Bunda ya sebentar. Mbak mau gantian sholatnya sama Bunda" ucap Mbak pengasuhnya.
" Iyah " jawab Ganesha singkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Adam Arrosid
Thor pkai bhsa Indonesia aja, soal nya gk
2021-06-16
1
Siti Asmaulhusna
lanjuuuttt
2021-01-01
1