Sudah satu setengah bulan setelah kejadian ibu Fandy masuk rumah sakit. Hari ini Fandy dan Nawal akan melangsungkan pernikahan.
Fandy mematut dirinya di cermin dengan raut wajah lesu dan tak bersemangat. entahlah. fandy bener-bener bingung harus ngapain lagi. Satu-satunya cara yang bisa ia lakukan untuk keluarganya adalah dengan menikahi Nawal, sang wanita sialan bagi Fandy.
Seseorang mengetuk pintu kamarnya kemudian pintu terbuka perlahan. Ibu Fandy muncul dengan wajah sumringah. "lho... putra ibu ini mau nikahan tapi kok tampangnya kusut sih?", sebenernya ibu Fandy tau penyebab si Fandy kusut gitu. Tapi ya sok nggak tau demi lancarnya pernikahan ini. Si ibu yakin, Fandy perlahan akan menyukai Nawal nantinya jika mereka tinggal satu atap. Cinta ada karna terbiasa.
"Hmm...", Hanya itu yang mampu Fandy lakukan. Fandy seperti tak menemukan semangat untuk banyak berkata.
"Ya udah yuk, mobilnya udah nungguin di depan. Senyum dong sayang. Rileks... semua laki-laki pasti mengalami yang namanya gugup menjelang pernikahan. Dulu, ayahmu juga gitu...". Fandy hanya diam saja sambil beranjak keluar kamar.
Setelah semua siap, mobil pun perlahan berlalu meninggalkan pelataran rumah yang bisa dikatakan megah sih. Fandy emang berasal dari keluarga yang berkecukupan, meski nggak terlalu kaya_kaya benget sih. Tapi bisa dibilang sukses juga karna ayahnya pak Jatmiko punya perkebunan kopi di daerah Banyuwangi. Fandy sendiri sebenernya masih kuliah di salah satu universitas di Banyuwangi, Ia kuliah sama kerja paruh waktu di salah satu Hotel mewah di Banyuwangi.
Setelah mobil sampai di pelataran rumah sederhana milik keluarga Nawal, Semua keluarga Fandy turun dan saling menebar senyum kebahagiaan kecuali Fandy, si Fandy malah makin muak dengan semua ini, tapi tak apa, ini hanya sandiwara, gitu deh pikirnya.
Suasana begitu ramai dan diselimuti dengan kebahagiaan. Semua orang menyambut kedatangan keluarga Jatmiko Mahardika dengan suka cita. Dua keluarga ini menunjukkan kebahagiaan. Namun, berbeda dengan Fandy, hatinya mulai berkecamuk dan semakin gelisah.
Fandy merasa muak dan ingin mengakhiri pernikahan yang ia bilang bodoh ini. Gimana bisa seorang Fandy yang masih muda harus menikahi Nawal yang ia sebut wanita tua? Huh.... Fandy benci dengan yang namanya perjodohan,benar-benar benci.
Setelah Fandy disambut sebegitu baiknya, akhirnya Fandy duduk dilantai ruang tamu beralaskan karpet bulu yang begitu halus nan lembut, ruangan itu disulap menjadi ruangan berdekorasi pernikahan. Meski tidak terlalu mewah, namun terkesan elegan. Simpel tapi terlihat megah.
Fandi duduk berhadapan dengan penghulu yang lebih dulu hadir, di sisi kanan meja. Disisi kirinya akan ditempati mempelai wanita nanti.
Sedang didalam kamar, Nawal nampak gugup dan sedikit tegang. Hari ini hari pernikahannya. Hari dimana ia di ikat dengan janji suci. Ibu Zainab terdengar memanggil Nawal dan mengetuk pelan pintu kamar Nawal kemudian membukanya perlahan.
"Loh anak ibu kok kaku gitu. Rileks nduk tidak usah tegang. Nak Fandy seluarga sudah menunggu di depan. Ayo keluar. Akadnya akan dimulai", ucap ibu Nawal dengan menggandeng tangan Nawal.
"Buk...." Nawal ingin bicara tapi ada keraguan yang menari-nari di hatinya. Ibunya menoleh lalu menaikkan sebelah alisnya, bertanya tanpa kata.
"Apa iya Fandi bisa jadi su....."
"Mas Fandy nduk. Panggil dia mas Fandy mulai sekarang. Sebentar lagi kalian akan sah menjadi suami istri", Nawal mencebik tak suka dengan nasihat ibunya. Bagi Nawal ini berlebihan. Bukannya usia Fandy berjarak tujuh tahun lebih muda dari Nawal? Kenapa memanggilnya harus dengan embel-embel mas? Bikin sakit kuping rasanya.
Ibuk menuntun Nawal keluar kamar. Rumah sederhana yang hanya memiliki Empat kamar kecil itu terlihat sesak dengan kehadiran para tetangga dan kerabat untuk menyaksikan acara akad nikah Nawal dan Fandy.
Semua mata tertuju pada mempelai wanita yang baru datang. Mereka nampak takjub dengan penampilan Nawal yang sangat elegan. kebaya putih dengan sedikit Payet dan terdapat renda di bagian belahan dadanya yang rendah. Menonjolkan bentuk dada. Rambutnya disanggul rendah dengan assessoris mutiara di sisi kanan kepalanya.
Fandy yang melihat kehadiran Nawal hanya melirik tanpa menelisik penampilan calon istrinya itu. Sebal. Kesal. Benci. Bercampur jadi satu. Itulah yang dirasain si Fandy.
Setelah Nawal dan si Fandy duduk bersebelahan, penghulu akhirnya menikahkan mereka. Fandy mengucapkan ijab Qabul hanya dengan satu tarikan nafas, "Saya terima nikah dan kawinnya Nawalisya Nasyirah binti syamsuri dengan maskawin seperangkat alat sholat dan emas seberat dua belas gram dibayar tunai".
"Bagaimana para saksi?"penghulu bertanya pada para saksi yang hadir disana
SAH
SAH
SAH
POV NAWAL
Hari ini, resmi sudah aku menyandang status menjadi seorang istri, istri seorang Fandy. Fandyka Satya Mahardika. Seorang suami yang usianya tujuh tahun lebih muda dariku. Entah akan seperti apa kehidupanku dimasa depan nanti.
Setelah ijab Qabul selesai, aku saling memasangkan cincin dijari kami masing-masing. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Fandy. Begitupun juga denganku. Hingga petang menjelang, aku dan fandy melngsungkan resepsi pernikahan untuk. Untuk versi desa ku, acara tergolong meriah. Tapi mungkin tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keluarga Fandy yang bisa dibilang berkecukupan, namun tak terlalu kaya.
Malam pun telah tiba. Setelah acara berlalu, aku sudah nggak tahan buat masuk kamar mandi. Rasanya tubuhku lelah selelah lelahnya. Aku bergegas mandi setelah penata rias mencopot semua asesoris dan kebaya yang ku kenakan. Fandy terlihat memainkan ponselnya dan duduk sisi kanan ranjang menyandarkan punggungnya. Dia melirik sekilas kemudian mengalihkan pandangannya kembali ke arah ponselnya.
"Mas Fandy, kamu nggak mandi dulu?" Kau bertanya dengan halus, membuka suara lebih dulu kurasa tidak salah. Daripada hanya diam.
"Aku nggak bisa mandi air dingin kalau malem", ia menjawab dengan nada dingin.
"Aku buatin dulu air panasnya mas". ucapku sambil berjalan menuju pintu. Pikirku mungkin dia minta dibuatin air hangat hanya mungkin sedikit malu memintanya dariku. Aku sih memaklumi aja.
"Tunggu", Akupun berbalik badan.
"Gausah manggil aku kayak gitu. Sakit kupingku dengernya".
"Mulai sekarang kamu harus terbiasa dengan kehadiran dan sikapku mas. Biar bagaimanapun aku istrimu dan kamu suamiku. Jadi tolong pahami itu. Pernikahan bukan permainan, jadi kumohon dengan sangat, bijaklah dalam bersikap dan belajarlah menerimaku".
"Kamu mau kuanggap sebagai istri?" Mas Fandy bertanya dengan nada dingin. Aku sedikit terkejut dengan sikap dinginnya ini.
"Tentu saja. Sudah seharusnya seperti itu kan? Memang apa namanya pasangan yang sudah menikah? suami istri mas. Kamu mau aku menyebut apa? Pasangan duet?" Aku pun menjawab tak kalah sinisnya. Dia pikir, hanya dia saja yang bisa bersikap angkuh? Aku juga bisa... .
"Ha ha ha ha.... Jangan mimpi!" Ucapnya sambil menatapku tajam.
"Meski aku sudah menjadikan kamu istri, Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, aku akan tetap menikahi pacarku, Mila. Dengan ataupun tanpa persetujuan dari kamu".
Aku terkejut, tentu saja. Ini malam pertama kami setelah pernikahan tadi, tapi dia udah berani sesumbar menikah lagi. Aku punya madu? Tidak tidak dan tidak. Aku nggak mau. Titik.
"Jangan macam-macam mas. Ada perasaan orang tua yang harus kita jaga" Entah kenapa, mendengar pengakuan suami kecilku ini, aku merasa sakit dan entahlah.... sulit untuk ku ungkapkan.
"Lalu menurutmu aku mesti gimana?" Tanyanya kemudian berdiri dan melipat tangannya di depan dadanya.
"Tentu saja jadi suami istri sungguhan mas. Aku akan menerimamu, dan kumohon kamu juga harus belajar Nerima aku. Kalau kita saling berusaha, bukankah pernikahan ini akan berhasil?" Aku menatap lekat wajah suamiku yang egois ini. Kulihat matanya penuh dengan kebencian.
"Jangan harap. Aku nggak sudi menikahi perawan tua kayak kamu. pernikahan ini karna dipaksa ya. Jangan berharap lebih. Kamu, kunikahi saja harusnya beruntung, jangan Tamak dan nuntut lebih dong".
"Aku tetap nggak mau kayak gitu mas. Kamu harus bisa Nerima aku. Pikirkan perasaan orang tua kita masing-masing".
"Bodoh"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Nartadi Yana
dari judulnya kayae Nawal bakal nangis kuku nih diduain sama suaminya
2021-08-10
0
Aida Fitriah
aku mampir thor
2021-06-02
1
Kendarsih Keken
Mulsiii Syukaaak
2021-05-25
1