Vol 4

Lautan kembali menyambut sean, setelah beberapa pengejaran dari para pembajak, mereka kini berada di tengah lautan, sean meneropong tempat berikut yang akan mereka singgahi, jika beruntung mereka akan mengambil kapal barang yang melintas.

"Tuan sean, sepertinya kapal barang menuju ke arah utara." Kata Alberto yang bergabung dengan sean setahun yang lalu.

"Ikuti kapal mereka." Ucap sean sambil membersihkan pisau lipatnya.

"Oh ya, siapa gadis kecil di hutan tadi?" tanya albert. Sein memandang Alberto, dia lalu tersenyum.

"Dia akan menjadi nyonya hault jika takdir mempertemukan kami lagi." Sean tertawa mendengar perkataannya yang spontan.

"Dia akan mendapatkan pria tua, jika dia akan menikah denganmu, sungguh tidak beruntung." Alberto tertawa terbahak-bahak mendengar perkataannya sendiri.

"Salahkan gadis kecil itu mengapa dia begitu tidak beruntung bertemu perompak sepertiku." Kata sean masih mengingat wajah mungil dengan mata tosca cerah.

~

Ten years later

Mata safir menatapnya dengan berlumuran darah, mayat menumpuk di tengah hutan memanggil-manggil nama Laura, pria itu mendekati Laura dengan tubuh berlumuran darah.

"JANGAN MENDEKAT, PERGI !" Laura teriak dan terbangun dengan peluh membasahi tubuhnya, jantungnya berdetak cepat, ketakutan Seketika menyertainya.

"Ugh, mengapa mimpi buruk itu datang lagi?" Kata Laura menutup wajahnya dengan tangannya.

Teriakan Charlotte menggema di rumah itu, "Laura sayang bersiap-siaplah, sebentar lagi kita akan berangkat."

"Baik ibu." Ucap Laura. Dia melepaskan pakaian tidurnya, lalu menatap dirinya didepan kaca kamar mandi, "Ugh mengapa kulitku begitu pucat?" gumamnya, Wajah cantiknya terpantul di depan cermin besar di hadapannya.

Hari ini usianya 19 tahun, dan hari ini mereka akan berkunjung ke pemakaman ayahnya, setelah itu laura harus berangkat ke rumah stepanie, katanya ada pekerjaan bagus yang menunggunya di kapal, kalau dia beruntung, laura bisa menjadi waiters di kapal mewah itu dan membawa beberapa lembar uang untuk pengobatan ibunya.

Desanya sedikit berubah, meskipun kini para turis dari negara bagian melancong kemari, tetapi itu merupakan jackpot baginya. Pantai di desanya memang sangat indah, dan laura memanfaatkan semua itu mencari lembar demi lembar uang untuk pengobatan ibunya.

Hari ini mereka berdua kepemakaman ayah yang sangat mereka cintai, dia akhirnya pergi meninggalkanlaura bersama ibunya. Dia selalu berdoa untuk kesembuhan ayahnya, tetapi dia tidak sanggup menanggung rasa sakit yang dideritanya selama bertahun-tahun, hingga tuan Rough tidak sanggup lagi, di usia laura yang ke 14 tahun ayahnya pun akhirnya pergi.

Mereka menatap pemakaman ayahnya, ibunya akan menangis semalaman setelah berkunjung dari sini, setelah berlama-lama bersama, mereka akhirnya pulang. Dengan cepat laura memasak buat ibunya, lalu membereskan rumah dan berangkat kerumah stepanie menjelang sore hari.

Laura berlari-lari mengitari desa pirita, gaunnya berwarna biru langit berterbangan di bawa angin sejuk sore itu.

"Maafkan aku step, aku terlambat." Laura memegang dadanya yang berdetak kencang karena larinya begitu kencang.

"Berhenti memanggilku step, Laura, mereka yang mendengarnya akan merasa aneh, mereka pikir aku menderita penyakit tertentu." Sambil memutar matanya yang berwarna coklat.

"Ini pakaianmu sayang, dan hari ini kita akan menjadi pelayan di perayaan keluarga Alexander."

"Pengusaha kapal yang tampan. Percayalah ini merupakan malam jackpot buat kita berdua."

Laura tersenyum senang, sekali menjadi pelayan mereka dapat membawa pulang berlembar-lembar uang yang sangat dibutuhkannya.

~

Pesta mewah yang diselenggarakan oleh keluarga bangsawan Alexander, yang berasal dari British raya merupakan pesta pertunangan anaknya bernama Edmund Alexander dan seorang putri dari keluarga bangsawan yang berasal dari swedia, mereka akan mengadakan pesta besar-besaran di kapal pesiar yang berlabuh di desa pirita Estonia.

gemerlapnya kapal itu, membuat penduduk di desa pirita beramai-ramai datang ke sana meskipun mereka hanya duduk di lapangan besar didekat pelabuhan memandang terkagum-kagum lampu yang gemerlapan, mereka bahkan menjadikan tontonan dan membawa putra putrinya seperti mengadakan perayaan.

Laura bersama teman kecilnya stepanie mengenakan dress panjang hitam dengan celemek putih di bagian roknya yang mengembang, rambutnya yang coklat kehitaman di Gelung sehingga tampak kelihatan rapi.

"Step bagaimana penampilanku?" kata Laura memandang dirinya lalu memutar tubuhnya.

"Kau sungguh terlihat sangat, Waiters mereka kemudian tertawa-tawa, suara ketukan sepatu seorang wanita membuat mereka terkejut.

"Perhatikan langkah kalian, lakukan dengan profesional dan jangan ada kesalahan sedikitpun, ingat ! jangan berbuat kesalahan sedikitpun, dan yang paling penting jangan melakukan kontak mata dengan mereka selama di pesta, tundukkan pandangan kalian." Suaranya melengking memperingati.

Wanita tua dengan kacamata seperti burung hantu memperingatkan mereka, dia adalah kepala pelayan keluarga Alexander. Mereka semua serentak menjawabnya sambil sedikit tertunduk.

"Yes mam."

Laura sedang mengatur-atur gelas di dapur dan menyusuri pantry menata kembali gelas-gelas yang akan dituangkannya dengan minuman.

"Berikan aku segelas minuman itu," Suara seorang pria itu begitu merdu jelas dan tenang, meskipun Laura mendengarnya dia sama sekali tidak menatapnya apalagi mengangkat kepalanya. Dia betul-betul mengikuti apa yang diperintahkannya.

"Terima kasih." Ucap pria itu. Laura hanya sedikit membungkuk lalu kembali menuangkan minuman pada gelas-gelas. Pria itu masih belum beranjak dari tempat Laura berdiri di dekat pantry, Laura sedikit mengerling menatapnya, tetapi tidak melihat wajahnya.

"Apa yang kau lakukan di sini Edmund? kau seharusnya bersiap-siap, mereka sebentar lagi akan tiba." Seorang wanita tua menarik tangan pria bernama Edmund.

"Ayolah grandma, aku hanya ingin sedikit bersantai." Dia memutar matanya tetapi tetap mengikuti perintah wanita tua itu. "Kali ini kau tidak bisa menolak, pertunangan ini akan berlangsung Edmund sayang, aku sudah tua dan ingin melihat cucuku dengan cepat."

Edmund masih belum beranjak dari tempat berdirinya, ini adalah pertunangan ke tiga kali baginya, Edmund sama sekali tidak perduli tentang pernikahan, di usianya yang ke 28 tahun dia masih lajang, seorang tuan Muda dari keluarga terpandang yang membenci ikatan apapun.

Tubuhnya yang tinggi dan bahunya yang lebar seketika berdiri di hadapan Laura.

"Berikan aku minuman lagi." Suaranya begitu lembut, pikir laura. Laura yang tanpa penasaran sedikitpun tidak mengangkat kepalanya dan dengan cepat mengambilkannya segelas minuman.

"Baru kali ini aku melihatmu, kau baru di sini?" Suaranya tiba-tiba membuat Laura berhenti dari kegiatannya membersihkan gelas. Dia dengan hati-hati masih tertunduk tetapi tetap menjawab dengan sopan.

"Iya tuan, saya kerja paruh waktu di kapal ini."

Kata Laura masih tertunduk tanpa mau menatap pria yang berdiri dihadapannya.

"Kau tinggal di desa ini?" tanyanya lagi, matanya yang coklat tidak melepaskan pandangannya ke arah Laura.

"Iya tuan, saya tinggal di desa ini." Kata Laura yang mulai gugup, baru kali ini dia bercakap-cakap dengan seorang bangsawan, mengapa tuan muda ini berbicara padanya?

Terpopuler

Comments

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ

kenapa baru nemu bacaan ini ya.ke mana aja aku selama ini 🤭

2022-12-13

0

joong

joong

suka penggambaran suasana jaman dulu 👍😊

2022-04-21

0

Hanny Bund

Hanny Bund

q cari2 akhirnya ketemu thor karyamu

2021-07-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!