Vol 3

"Berapa lama kau menjadi kapten kapal sean?" tanya rianna yang duduk meregangkan kakinya dengan santai dengan gaun pink menjuntai sampai ke kakinya, meskipun begitu, belahan dadanya begitu rendah sehingga dia begitu tampil menggoda di hadapan sein.

"Baru setahun ini, beberapa awak kapal ikut denganku mengantar orang-orang ke beberapa negara di eropa." Kata sean yang mulai mendekati rianna.

"Apakah kau memiliki kapal sean? selain milik ayahmu?" Tanya rianna yang dengan sengaja membusungkan dadanya agar sean segera mendekatinya.

Sean menggaruk hidungnya, "Emm mungkin sebentar lagi aku akan memiliki kapalku sendiri." Tangannya mulai membelai punggung rianna.

"Oh ya, jadi kapan kita akan pergi berlibur?" Tanya rianna sambil mendekatkan bibirnya ke arah sean.

"Segera, kita akan pergi mengelilingi beberapa negara bagian sayang." Sean langsung saja menyerang bibir rianna dengan rakus, menjelajahi bibirnya dan membelai bibirnya agar membiarkan dia merasakan bibir rianna lebih dalam. Rianna memiringkan bibirnya, membalas ciuman sean dengan ahlinya.

"Kelihatannya kalian menikmatinya." Suara itu membangunkan mereka berdua dari ciuman panas mereka, "Hai Jon kau datang." Sean segera melepaskan ciumannya seketika. Rianna nampak santai dan tidak merasa terganggu dengan kehadiran Jon.

"Jadi, kapan kita akan berangkat sean, liburan akan segera berakhir kawan." Kata Jon mendesaknya.

"Emm Ok, malam ini aku akan mengambil kapal dad, tenanglah, kalian hanya perlu membawa barang-barang kalian saja. Kalau begitu aku harus pulang kan." Kata sean berlalu pergi begitu saja.

Setengah jalan menuju rumahnya, sean tiba-tiba kembali karena melupakan rompi pemberian bibinya yang sangat disukainya. Sesampainya didepan pintu villa miliknya, dia mendengar suara erangan panjang dan desahan napas yang panjang. Sean mengintip di balik pintu dengan mata safirnya yang tajam.

Melihat Jon dan rianna sedang bercumbu dengan sangat intim, tangan sean terkepal kuat, jantungnya berdetak cepat, melihat mereka mulai melepaskan satu persatu pakaiannya sambil bercakap-cakap, sepertinya hal seperti ini bukan hal baru bagi mereka, sebelum sein mendobrak pintu sialan itu, dia seketika terhenti mendengar apa yang mereka perbincangkan.

"Bagaimana? apakah ayahmu juga berhasil?" tanya rianna yang mulai duduk diatas Jon sambil mendesah, dia mulai menggerakkan pinggulnya mengoda. "Mungkin sekarang ini ayah sedang bersorak, dia berhasil memindah tangankan seluruh kapal-kapal milik Hoult tanpa tersisa sedikitpun." Jon menggeram dengan gerakan rianna.

"Jadi, bagaimana dengan sean?" tanya rianna yang mulai mengerakkan tubuhnya dengan liar.

"Tinggal tunggu waktu saja dan dia tidak akan memiliki apapun lagi." Kata Jon menggeram nikmat.

"Berhenti membicarakan pria ***** itu, sekarang kau harus memuaskanku dan berhenti bertingkah seperti wanita lugu didepan sein, membuatku jijik." Rianna tersenyum menggoda, mereka lalu menikmatinya tanpa pembicaraan apapun lagi.

Sean tidak lagi memperdulikan mereka, dia berlari sekencang-kencangnya menuju rumahnya. Beberapa kereta kuda sudah berada didepan rumahnya, dengan sembunyi-sembunyi dia memanjat pintu belakang menyaksikan banyak pria didepan rumahnya.

"Sean membuka jendela kamar ayahnya dan mendapatinya sedang terbaring di lantai dengan beberapa peluru di perutnya.

"Sein? kaukah itu sein?" Suaranya begitu lemah.

"Dad? apa yang terjadi? dad siapa yang melakukannya?" Kata sean, matanya memanas melihat ayahnya berlumuran darah.

"Kita harus kerumah sakit dad, aku akan menggendongmu".

"Sstt, sean jangan ribut, pergilah!" Desak ayahnya.

"Dad ! apa yang kau bicarakan, aku harus membawamu kerumah sakit, sekarang!"

"Dengarlah sean!" Dia terbatuk lemah sambil menggenggam tangan anaknya.

"Pergi dari sini, bawa kapal ayah yang berada di bawah jembatan Boston, pergilah! jangan sampai mereka melihatmu, dan bawa itu juga". Sambil menunjuk brangkas miliknya.

"Tapi, ayah." Sean mulai menangis, ayahnya betul-betul sangat lemah.

"Jangan kembali ke kota ini sebelum kau betul-betul menjadi orang yang berhasil dan membalas mereka yang menghancurkan kita, ingat kata ayah, Pergi...pergilah sejauh mungkin, arungilah lautan, itu adalah mimpimu."

Suara pintu di gedor-gedor keras, sean menangis dalam diam, kini ayahnya betul-betul tidak bergerak, dia mengecup kening ayahnya, lalu dengan cepat membuka brangkas dan mengosongkan isinya dengan tas yang dibawanya, mengambil beberapa barang milik ayahnya didepan meja kerjanya yang menjadi kenangan terakhirnya. Sean kemudian melompat dari jendela dan segera berlari kencang di kegelapan malam.

~

"Sudah hampir setahun rough menggunakan tongkatnya untuk menopang tubuhnya, meskipun dia tidak lagi bekerja di tempat Wilker tempat pandai besi, rough kini lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Laura yang sekarang berumur 9 tahun, wajah mungilnya semakin terlihat sangat mempesona dan semakin cantik, hal ini sangat disadari oleh Charlotte, dia dengan berhati-hati menjaga putrinya, menjauhkannya dari keramaian dia akan begitu mencolok dengan wajah cantiknya dengan kulit pucat mempesona.

"Kapal berlabuh lagi?" kata rough menatap kapal besar di seberang dermaga yang sudah dibangun sepanjang tahun ini di desanya, sehingga kapal-kapal dapat ditambatkan ketika berlabuh.

"Halo rough bagaimana kabarmu?" Seorang pria bernama Alferd mendekat kepada rough dan langsung saja duduk disampingnya.

"Halo Al seperti yang kau lihat, aku sangat sehat." Mereka bercakap-cakap sehingga pengawasan rough kepada Laura sedikit berkurang.

Laura kecil berlari-lari mengejar kelinci didekat semak belukar, "Ayolah kelinci kecil temani aku bermain, ayolah." Dia sudah setengah jalan ketika Laura berada di dalam hutan.

"Kelinci, kelinci." Teriaknya lagi, suara mungilnya membangunkan seorang pria yang bersandar di pepohonan, dia mengernyitkan alisnya mendengar suara kecil yang mengganggu tidurnya.

Rambutnya hitam panjang sebahu, meskipun acak-acakan dia terlihat sangat tampan, kulitnya berwarna coklat karena seringnya dilautan, pancaran matanya sangat tajam berwarna safir yang indah, tubuhnya begitu tegap dan kokoh, sean mengerling menatap gadis kecil berjalan sambil teriak-teriak membelakanginya.

"Kau ribut sekali gadis kecil." Kata sean menopang tangannya diatas lututnya. Matanya memandang rambut coklat panjang dari Laura. Seketika Laura berbalik, dia menatap pria dihadapannya tanpa rasa takut sedikitpun.

"Kau melihat kelinciku?" Mata tajamnya menatap ke manik mata berwarna tosca cerah milik Laura.

"Kelincimu? tidak ada yang memiliki kelinci didalam hutan ini anak kecil."

"Pergilah ! ayahmu akan mencarimu." Bentaknya. Laura terkejut dia mundur selangkah tidak ada seorangpun yang membentaknya, sehingga dia begitu ketakutan.

"Siapa kau? tanya Laura kecil, sean terkekeh, "Aku seorang perompak, kenapa? sekarang kau takut?"

Laura mundur ketakutan, dia mendengar kalau seorang perompak sangat menakutkan, mereka pernah menyerang ayah dan hampir membunuhnya.

"Tuan sean sembunyilah para pembajak mengejar kita sampai ke desa kecil ini." Pria itu terkejut menatap gadis kecil di tengah hutan.

Dengan santai sean berdiri dia meregangkan tubuhnya, rambutnya yang panjang diikatnya, dia lalu memandang Laura.

"Hei anak kecil sembunyilah ! jika tidak, mereka juga akan membunuhmu."

Laura dengan cepat bersembunyi di belakang semak-semak yang lebat, sean menunggu pria-pria pembajak menghampirinya dengan senjata-senjata di tangannya.

Sean dengan gerakan cepat menebas mereka, sehingga darah bercucuran di tubuhnya, dengan lincah menangkis serangan dan tanpa ragu menghilangkan nyawa para pembajak itu. Laura berjongkok dengan ketakutan. Tubuh sean dipenuhi darah para pembajak, dia lalu mendekat ke tempat Laura bersembunyi.

Dia mengeluarkan liontin kecil lalu dengan tiba-tiba memasangkannya di leher Laura. "Suatu saat kita akan bertemu lagi gadis kecil." Sean kemudian pergi tanpa berbalik menatap Laura yang ketakutan melihat mayat-mayat di hadapannya.

Terpopuler

Comments

Rin's

Rin's

di umur brp kira2 Laura akn bertemu Sean kembali,,,dan Laura sdh tumbuh mjd gadis yg cantik jelita

2020-12-23

1

Martini Martini

Martini Martini

yes yes...suka sukaaaas

2020-12-21

0

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

sukaaaaa

2020-10-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!