Kapal itu kembali berlabuh di desa Pirita, meskipun jaraknya cukup jauh dari pelabuhan, tentu saja dia tidak akan bergabung dengan kapal-kapal para bangsawan yang datang ke desa ini, karena tujuannya adalah mengangkut barang-barang milik mereka yang pernah mengkhianati keluarganya. Sean turun dari kapalnya dengan kemejanya yang berwarna hitam melekat ditubuh kokohnya yang sixpack serta rambutnya yang hitam panjang membuatnya terlihat sangat dominan, kasar tapi tentu sangat tampan dan menggoda.
"Rembo, ikuti rencana awal kita, aku akan berpesta dengan mereka-mereka semua." Sean menyalakan cerutunya lalu menatap dari kejauhan kapal pesiar yang dua kali lebih besar dari kapalnya.
Kemudian dia menginjak cerutunya yang masih panjang, dengan smirk yang mewarnai wajahnya sean berjalan menuju kapal pesiar itu, begitu banyak penduduk desa yang datang menyaksikan pesta besar yang terjadi di kapal pesiar itu, sehingga sean yang datang dan masuk kedalam kerumunan tidak nampak mencurigakan.
"Apakah mereka semua sedang berpesta?" gumamnya sambil menatap para penduduk desa yang duduk sambil tertawa-tawa dilapangan itu. Ingatannya tiba-tiba kembali kepada gadis kecil yang ditemuinya dihutan, dia lalu tersenyum.
"Dia pasti berada disini bersama keluarganya." Ucap sean meneliti mereka, meskipun dia tidak yakin untuk mengingat wajah gadis kecil yang di temuinya di hutan, tetapi satu hal yang tidak akan membuatnya lupa, mata tosca cerah yang bersinar cantik di mata gadis itu.
~
"Benarkah? jadi kau penduduk asli di desa ini?" Pria itu membungkukkan sedikit tubuhnya, menatap Laura lekat-lekat hingga Laura merasa risih karena wajah pria dihadapannya sangat dekat dengannya, untung saja ada meja pantry yang memberi jarak di antara mereka.
"I..iya tuan." gumamnya dengan suara yang mulai mengecil.
"Kenapa kau tidak memandangku? bukankah sangat tidak sopan jika seseorang berbicara denganmu tetapi kau tidak memandangnya?" Suaranya kini lebih berat, membuat Laura menatapnya dengan tiba-tiba, "Em maafkan aku tuan, tapi kami diperintahkan untuk tidak melakukan kontak mata kepada para tamu."
Wajah pria itu membuat Laura berkedip beberapa kali, wajahnya betul-betul sangat tampan, mata coklatnya berwarna karamel yang dalam, serta rambutnya yang coklat sedikit berantakan, namun dapat membuat wanita tidak akan berhenti meliriknya, karena dia tipe pria yang membuat wanita-wanita tertarik seperti sebuah magnet kepadanya.
Pria didepannya memiringkan kepalanya, menatap langsung kemanik mata Laura yang berwarna tosca, membuat Laura sedikit tertunduk, dia yakin rona merah di wajah pucatnya kini mulai bermunculan.
"Siapa namamu?" tanyanya, dia masih memandang Laura tanpa berkedip.
"Laura Scarlett Johansson, tuan." Kata Laura gugup.
"Laura, kita akan bertemu lagi." bisiknya sambil tersenyum tipis, setelah berbicara seperti itu, pria itu kemudian pergi, Laura mengambil napas panjang sambil memperhatikan orang-orang yang sibuk dengan pekerjaannya.
"Ugh, jantungku hampir saja copot, mengapa pria itu ingin berbicara denganku, bertemu lagi?" Laura menggeleng, kemudian dia kembali fokus pada pekerjaannya.
~
Kapal pesiar itu mulai ramai karena kunjungan para kaum bangsawan, mereka telah hadir di pesta pertunangan keluarga Alexander, mereka saling menyapa mengambil beberapa minuman dari nampan yang laura bawa. Laura kembali ke pantry mengisi kembali minuman yang sudah kosong.
"Laura, pergilah ke gudang, bawakan aku beberapa anggur, kita sudah kehabisan minuman di pantry." Dengan anggukan cepat, Laura berjalan dengan tergesa-gesa menuju deck dasar tempat penyimpanan segala macam hal yang dibutuhkan untuk pesta itu.
Deck dasar itu tertutup rapat, butuh tenaga lebih untuk membukanya, deck dasar tidak begitu luas serta penerangan yang kurang, membuat deck itu terkesan menyeramkan, Laura mengambil beberapa botol anggur yang terlihat mahal itu, dengan cepat menyusunnya di keranjang, ketika Laura hendak membuka pintu dia begitu kesulitan, pintu itu betul-betul sangat keras sehingga membutuhkan tenaga dari seorang pria, beberapa kali dia mencoba membukanya, tetapi lagi-lagi tidak berhasil, Laura meregangkan kedua tangannya, kemudian dia mencoba kembali, tetapi pintu itu sama sekali tidak mau membuka.
"Butuh bantuan?" Suara baritonnya yang berat dan serak membuat laura terkejut, dia segera berbalik menatap seorang pria yang berdiri kokoh dihadapannya. "Si..siapa kau?" kata laura sedikit memundurkan kakinya, ketakutan menyergapnya.
Rambut panjangnya yang diikat kebelakang, garis kokoh diwajahnya serta ekspresi datarnya membuat Laura yakin dia bukan seorang bangsawan yang tersesat di deck dasar ini.
"Kau...kau tidak boleh berada di sini!" kata Laura dengan suara sedikit tegas. Pria itu melengkungkan sedikit bibirnya seakan mengejek kata-kata Laura.
"Aku melakukan apa yang kuinginkan, aku ingin mengambil segala sesuatu yang ada di sini, bukankah hal seperti itu pekerjaan seorang perompak?" Dia menaikkan sudut bibirnya melihat gadis di depannya ketakutan mendengar kata perompak.
"Perompak?" Bisik Laura, tanpa berpikir panjang Laura langsung saja berbalik dan menggedor-gedor pintu agar seseorang menolongnya. "TOLONG AKU, SIAPA SAJA DILUAR SANA TOL...MMPPHH." Suara laura teredam tangan besar berototnya yang menutup mulut Laura dan menariknya ke sudut ruangan yang lebih gelap.
Tubuh kasar yang memeluknya seakan meremukkan tubuh Laura, dia dengan kasar menyeret Laura yang memberontak di tubuhnya.
"Diam ! jangan bergerak atau kau akan kujadikan pelampiasanku, kebetulan aku sudah berbulan-bulan ini belum sempat bercinta." Laura membelalakkan matanya, tubuhnya kini gemetar ketakutan.
Sean merasakan tubuh wanita yang berada dipelukannya kini melunak, tapi semakin tubuh rampingnya melunak dan patuh membuat denyutan di selangkangannya bertambah parah.
Sean melepaskan perlahan tubuh mungilnya, tetapi seseorang membuka pintu deck itu, dengan gerakan cepat sean menarik kembali tubuh Laura dan bersembunyi di gudang yang paling dalam dan gelap, cahaya kecil hanya menyinari wajah Laura yang ketakutan.
Sean menatap tajam wajah gadis dihadapannya, wangi tubuhnya begitu menggodanya, gadis ini sangat harum membuatnya ingin mencicipinya, dia menelan ludahnya, merasakan denyut di selangkangannya semakin menjadi-jadi. Bibir penuhnya yang merah membuka, napasnya yang harum begitu menggodanya, sean menghentakkan tubuh gadis itu lebih dekat ke tubuh sean, menjelajahi leher jenjangnya dengan bibirnya, tubuhnya yang gemetar membuat sean lebih bergairah, dia menatap langsung kemanik mata gadis itu, lalu tanpa ditahannya lagi, bibirnya menempel di bibir gadis itu, menciumnya dengan kasar dan tanpa ampun, memaksanya untuk membuka.
"Mmphh...mmph." Tangan Laura memukul-mukul apa saja bagian dari tubuh pria itu, mencakarnya dengan kuat tetapi bibirnya semakin dipermainkan olehnya. Dengan kasar dia mencium dan mencumbu bibir Laura. Tangannya mulai menjelajahi tubuh Laura. Laura teriak ketika pria itu menyentuhnya. "Damn." Sean menarik dan merobek keras pakaiannya sehingga belahan dadanya dibalik bra-nya terekspos di depannya, "Kau sungguh menggoda sayang." Napasnya yang memburu dan kasar menjelajahi tubuh Laura mempermainkan gundukan bulat dihadapannya menariknya dengan kasar. Laura menangis dan berontak merasakan sakit di tubuhnya karena hentakkan tubuhnya di tembok.
Sean mendengar tangisan gadis di hadapannya, tetapi tanpa memperdulikannya lagi, mulutnya masih bermain-main di puncak sana, memainkannya dengan ahli, erangan lolos dari bibir Laura, sean tersenyum dan semakin memainkannya, Tiba-tiba kegiatannya terhenti suara-suara yang ramai mulai mendekat di deck itu, jendela besar itu terbuka lebar, sebelum sean pergi dia mencium keras bibir Laura dengan kasar, "Tunggulah sayang, laut sudah menantimu." Dengan tersenyum angkuh sean menghilang di kegelapan malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ
g inget sama warna matanya?🤔
2022-12-13
0
Martini Martini
wow wow tambah keren.
2020-12-21
2
Rani Prisca
sean .. degdegan... aku..
2020-06-24
1