"Harusnya dia sudah sampai 6 jam yang lalu, tapi kenapa Rendi belum menelponku." Ucapku saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 8.25 malam.
"Rendi kemana ya, apa aku telpon aja." Aku berpikir untuk menelponnya.
"Driiiing...driiiing..." ponselku tiba-tiba berbunyi. Baru saja aku akan menelponnya, Rendi sudah menelponku lebih dulu. Rasanya lega saat mendapat kabar darinya.
Via Telpon...
"Assalamualaikum sayang." Ucap Rendi
"Wa alaikumsallam, suamiku."
"Maaf sayang, aku baru bisa menelponmu pekerjaanku siang tadi cukup melelahkan jadi aku tidak sempat melihat ponsel." Jelas Rendi.
"Iya sayang, tadi aku hanya khawatir untung aja kau cepat menelponku."
"Sekali lagi aku minta maaf ya sayang sudah membuatmu menunggu." Dari nada bicaranya terdengar Rendi merasa bersalah.
"Kamu masih dirumah mama." Sambungnya.
"Tenanglah suamiku, aku tidak marah. Aku nginap dirumah mama bolehkan, Ren."
"Tentu boleh sayang, tapi kalau aku dirumah kamu tidak bisa kemana-mana nanti aku yang kesepian, siapa yang mau ku peluk saat tidur jika istriku tidak dirumah." Ujar Rendi mulai menggodaku.
"Iya sayang, jika suamiku dirumah mana mungkin aku tega meninggalkannya."
"Sayang, aku rindu... boleh gak aku minta satu permintaan dari istriku." Ungkapnya dengan nada manjanya.
"Haha... suamiku mulai aneh masa sama istri sendiri harus minta izin, memangnya suamiku ini mau minta apa." Aku merasa geli mendengar permintaan Rendi.
"Harus izin dong, nanti kalau kamu nolak gimana, kan gagal permintaanku." Jawab Rendi.
"Katakan. Suamiku ini ingin apa?" Tanyaku penasaran.
"Peluk dan cium..."
"Kok kamu diam sayang." Sambungnya karna aku hanya diam setelah mendengar Rendi ingin di peluk dan dicium.
"Peluknya peluk guling ya, ciumnya lewat ponsel ya sayang."
"Iya, mana ciumannya..." pinta Rendi yang seperti sudah tidak sabar.
"Muach muach muach i love you sayang." Balasku.
"Muach muach muach i love you too. Terima kasih sayang, sekarang kita tidur besok aku akan menelponmu lagi sayang" Ucap Rendi.
"Baiklah sayang."
"I miss you so much, baby." Ucap Rendi.
"I miss you too, honey." Balasku. Tak lama Rendi langsung menutup telponnya. Akhirya aku merasa lega setelah mendapat kabar dari Rendi.
***** 3 Hari Kemudian
setelah berberes dan makan pagi aku langsung berpamitan dengan mama dan papaku.
"ma, pa, Clara pulang dulu ya." Ucapku.
"Iya sayang, kamu hati-hati ya." Ujar mama lalu memelukku.
"Sering-sering jenguk papa dan mama." Ucap papaku.
"Iya pa, insha allah Clara pasti sering datang kesini."
"Clara pergi dulu ma, pa, pak Ucup udah lama menunggu." Ucapku.
"Assalamualaikum." Aku bersaliman dengan mama dan papaku.
"Wa alaikumsallam, hati-hati." Sahut mama.
"Iya ma. Daaaah..." Kami saling melambaikan tangan.
Sebenarnya aku masih sangat merindukan kedua orang tuaku, tapi mengingat sekarang statusku sudah bersuami aku sadar tidak pantas rasanya pergi meninggalkan rumah terlalu lama meskipun suamiku sedang berada diluar kota.
***** Tiba Dirumah
Bi Rika membukakan pintu. Saat aku melangkah masuk kerumah mataku dikejutkan dengan dekorasi seperti akan ada pesta ulang tahun, tapi aku tidak tau siapa yang akan ulang tahun. Dimana balon-balon dan bunga tersusun dengan dengan rapi menghiasi setiap sudut rumah ini, dan langit-langitnya tapi tidak ada kue dimeja.
Lalu aku melihat sesosok laki-laki yang ku kenal turun dari atas menyusuri tangga. Aku kaget melihatnya, dia bilang akan pergi selama seminggu tapi dia sudah datang di hari ke tiga. Dia langsung memelukku aku membalas pelukkannya.
"Selamat datang istriku sayang." Ucapnya setelah melepaskan pelukkan kami.
"Aku sangat merindukanmu." sambungnya.
"Kamu yang melakukan ini?" Tanyaku penasaran.
"Bukan sayang." jawabnya.
"Lalu siapa?" tanyaku lagi.
Bersambung...
Biasakan like dan komen ya kakak😊 kalau mau komen jangan yang negatif cukup kasih saran karna author masih pemula.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Nero_Kyrie
Good story 👍
❤️ + five ⭐
2020-05-02
0
Rara
bagus ceritanya💕🖒..aku ninggalin jejak dulu ya...
2020-04-01
0
Heni Darajat
👍👍👍👍😁
2020-02-21
1