"Maafkan aku, Ren. Ibu benar aku bukan istri yang sempurna, aku tidak berguna, bahkan sampai saat ini aku belum bisa membahagiakan kamu dan keluargamu, segala cara dan pengobatan pun sudah ku tempuh tapi tidak ada hasilnya, dokter memvonisku sehat tapi tetap saja tidak ada hasilnya." batinku teringat perkataan mertuaku.
Ya Allah, kuatkanlah hamba, berilah petunjuk untuk hamba jika hamba pantas berada disisi suami hamba maka izinkanlah hamba selalu bersamanya dan bantulah hamba. Tapi jika bukan hamba, carikanlah dia istri yang bisa memberinya keturunan yang membawa kebahagiaan untuk mereka semua, Ya Allah." Batinku sambil menatap wajah suamiku yang tertidur pulas disampingku.
"Cup... hiks...hiks" aku mencium keningnya. Aku menangis mulai pasrah dengan keadaan, ketidak berdayaan membuatku lemah menghadapi masalah ini.
Aku membalikkan badan membelakangi suamiku, tiba-tiba kurasakan pelukkan suamiku melingkar diperutku. Aku kaget segera ku hapus air mataku agar dia tidak melihatku menangis.
"Sayang." Bisiknya ketelingaku.
"Hmmm..." sahutku ternyata suamiku terbangun dari tidurnya.
"Sayang, kamu menangis?" Tanyanya sambil memalingkan tubuhku menghadapnya.
"Ti...dak, aku kelilipan Ren." Aku mencari alasan sambil menggosok kedua mataku.
Dia bangkit dari rebahannya sambil menarik tanganku untuk duduk berhadapan. Tiba-tiba dia memelukku lalu mencium keningku.
"Aku tau kapan istriku menangis dan kapan dia merasa bahagia matamu menjelaskan semuanya, sayang. Kamu tidak bisa membohongiku, aku bisa merasakannya jika kamu menangis maka dadaku juga akan merasa sesak." ucapnya sambil mengarahkan tanganku ke dadanya.
"Sayang, tidak ada istri yang tidak sempurna, mereka sempurna dengan caranya masing-masing. Sayang, kamu tau Siti Aisyah istri Baginda Nabi Muhammad SAW seumur hidupnya beliay tidak bisa mengandung tapi beliau tidak pernah merasa tidak sempurna. Baginda Nabi pun sangat mencintainya, jadi istriku sayang tidak boleh merasa tidak sempurna karna semua adalah kehendak Allah, dan aku pun akan selalu mencintai istri." Ucap suamiku panjang lebar yang membuatku sangat terharu, rasanya kesedihanku mulai pudar semangatku telah kembali setelah mendengar penjelasannya.
Aku merasa sangat beruntung memiliki Rendi. Dia sosok suami yang sangat pengertian, dan yang terpenting dia sangat mencintaiku tanpa memandang kekuranganku.
Hari ini Rendi akan pergi ke luar kota karna ada kantor cabang perusahaan yang bermasalah, jadi dia akan pergi selama seminggu. Ini bukan pertama kali Rendi pergi keluar kota, sebulan sekali pasti dia pergi keluar kota. Tapi entah kenapa kepergiannya kali ini membuatku jadi cemburu buta.
"Sayang, aku ikut ya sama kamu." pintaku memaksa Rendi.
"Tidak bisa sayangku, aku kesana untuk bekerja bukan pergi liburan. Kamu disini saja sayang, aku janji nanti aku akan ajak kamu liburan kemana saja yang kamu suka, ke luar kota, luar negeri akan aku turuti." ujar Rendi sambil memelukku dari belakang.
"Tapi janji ya, jaga mata kamu jangan lirik wanita lain selain aku." ucapku.
"Janji sayang, tenanglah. Cup..." Rendi mencium keningku.
"Aku bolehkan izin kerumah mama, aku akan merasa bosan dirumah sendirian setelah kamu pergi, sayang." pintaku.
"Tentu boleh, sayang. Nanti pak Ucup akan mengantarmu." jawab Rendi.
"Kamu jaga diri baik-baik ya." Rendi memelukku.
"Sampaikan juga pada ayah dan ibu, aku tidak bisa datang menemanimu pergi ke rumah mereka, sayang." ucap Rendi.
"Iya sayang, mereka pasti mengerti suamiku ini super sibuk, jangan lupa telpon aku kalau sudah tiba disana." jawabku sambil merapikan kerah kemeja Rendi.
"Iya sayangku. Aku berangkat dulu. Daaaah..." Rendi pun berlalu pergi.
"Ya Allah, lindungi suamiku jauhkan dia dari pandangan wanita-wanita diluar sana." gumamku merasa cemburuku ini tak beralasan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Ayunina Sharlyn
semangat terus ya ❤👌
2020-05-07
0
MikhaiLa
sepertix Bau PeLakor sdh Tercium
2020-04-17
0
R'C19
semnangat thor
2020-04-06
0