Suara alarm terdengar nyaring berasal dari gawai Natasha yang terletak di atas nakas sebelah kiri ranjangnya. Si empunya masih malas malasan tak ingin beranjak dari dalam selimut. Suara alarm terus menerus berbunyi hingga Natasha menyerah untuk meraih gawainya. Alarm selalu berbunyi setiap harinya diwaktu subuh. Natasha bergegas menuju kamar mandi yang terletak disebelah kanan ranjangnya, membersihkan diri lalu mengambil air wudhu. Saat Natasha memakai mukenanya, terdengar suara pintu gerbang rumahnya yang terbuka. Dilihatnya dari balkon kamar Natasha. Senyuman menyungging di bibirnya melihat pemandangan didepan pintu gerbang.
"MasyaAllah...Reza udah ganteng, sholeh lagi. Subuh berjamaah di masjid komplek" Natasha memuji Reza, terpukau melihatnya memakai baju koko putih dan sarung. Pemandangan yang sudah dua hari ini saat subuh dilihatnya. Padahal Natasha pikir seorang Reza yang notabene study di luar negri memiliki pergaulan bebas. Nyatanya sholeh dan sopan, pantas saja Mama Dira suka banget sama Reza.
Selesai sholat subuh, Natasha segera turun ke lantai bawah menuju dapur melihat mamanya sudah sibuk memasak untuk sarapan.
"Pagi mama" sapa Natasha memeluk mama Dira dari belakang.
"Pagi anakku sayang..sudah sholat subuh?" mama Dira bertanya sambil terus memasak.
"Sudah mamaku sayanggg...mmuahhh" Natasha mencium pipi mama Dira.
"Masak ap ma? ada yang bisa Nat bantu?"
"Pagi ini mama bikin nasi kuning. Tumben banget mau bantuin mama, biasanya habis subuhan trus tidur lagi"
"emm...lagi pengen aja 😁. Oya ma, papa mana?" tanya Natasha melihat sekeliling mencari papanya.
"Ada dikamar, habis sholat subuh trus tidur lagi. Mungkin papa capek nak. papamu pulang jam 1 dini hari"
"ya ampun papa..kenapa sampe segitunya sih ma. papa kan gak muda lagi, kasian diforsir gitu. nanti bisa sakit" Natasha cemas akan papanya yang bekerja tanpa mengenal waktu.
"ya begitulah papamu Nat. mama sudah berkali kali bilang juga di cuekin" mama Dira pasrah akan keras kepalanya Papa Doni.
Mama Dira dibantu Natasha menyiapkan sarapan diatas meja makan. Nasi kuning, telur dadar iris, ayam goreng serundeng, orek tempe, kering kentang, sambal, mentimun dan kerupuk udang.
Suara gerbang depan terbuka, terdengar langkah kaki masuk ke teras rumah dan membuka pintu perlahan.
"Assalammualaikum" Reza memasuki rumah memberi salam.
"Walaikumsalam" jawab mama dan Natasha
'Masya Allah kenapa dag dig dug gini sih. Reza makin ganteng 10x lipat pakai koko dan sarung. Juga rambut yang masih basah kena air wudhu' gumam Natasha dalam hati, hanya dia dan Allah yang tahu 😊
"Nat..kok bengong gitu? Reza ganteng ya?" bisik mama Dira ditelinga Natasha. Natasha langsung tersadar, pipinya merah. 'kenapa mama bisa tau sih? kan aku jadi malu 🤦♀️' suara Natasha dalam hati.
Reza menyapa dan berlalu menaiki anak tangga menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
Natasha masih terdiam melihat Reza menghilang dari pandangannya. Mama Dira langsung membuyarkan segala pikiran Natasha.
"Nat..Natasha" mama memanggil Natasha yang masih mematung berdiri menghadap tangga.
"i i iya ma..kenapa?" Natasha terbata bata.
"kamu ngapain berdiri aja disitu? buruan ganti baju, dandan yang cantik biar Reza terpesona"
"mamaaaa..." Natasha berlari menuju kamarnya di lantai 2. meninggalkan mama di meja makan.
'Nice..cantik..perfect' gumam Natasha saat melihat pantulan dirinya di standing mirror dikamarnya. Kemeja lengan panjang putih bunga bunga dan rok span warna merah. Rambut panjang tergerainya kali ini dia buat curly, lipstik warna sunrise nude.
cekrekk
Pandangan dua insan saling bertemu tepat didepan kamar mereka berdua. Sudah siap dengan pakaian masing masing. Ganteng dan cantik, seperti sepasang kekasih. Cocok. Mungkin itu yang namanya jodoh 😊.
Hanya senyuman canggung saat pandangan mereka bertemu. Reza menggaruk belakang kepala yang tidak gatal. Natasha terlebih dahulu memimpin berjalan ke lantai bawah, diikuti Reza. Reza menggeleng gelengkan kepalanya saat melihat Natasha tampak belakang.
'Cantik sekali 😍' gumam Reza yang terdengar oleh Natasha. Natasha tersenyum saat mendengarnya sambil menuruni tangga dan menyapa Mama Papanya di meja makan.
"Pagi papaku sayang..Mmuahh" Natasha memeluk dan mencium pipi papanya dari belakang.
"Pagi anakku" papa tersenyum bahagia mendapatkan perlakuan dari anaknya.
"Kok mama enggak sih?" mama cemburu.
"kan tadi pagi udah ma 😁" jawab Natasha meringis
"ayok nak Reza duduk, sarapan dulu" ajak papa Doni
"iya om" Reza duduk dan langsung menyantap sarapan nasi kuning yang sudah tersedia.
Sarapan berlangsung tak lama. Rezapun berpamitan kepada papa Doni. Membawa kopernya ke mobil dan membukakan pintu sebelah kiri untuk Natasha. Mereka berangkat bersama lagi.
"Nat, nanti aku jemput lagi ya? Mommy Daddy mau ketemu kamu nanti malam" Reza berharap Natasha setuju.
"kok dadakan za? aku gak bawa baju ganti. lagian pulang kerja belum mandi, lengket. Pulang dulu ya?"
"okey gak masalah. Makasih ya udah mau ketemu mom and dad" Reza menatap Natasha sebentar lalu kembali fokus menyetir.
"your welcome" Natasha tersenyum pada Reza.
"Za..a ku.." Natasha ragu ragu.
"ya Nat, kenapa?"
"a ku udah tau dari mama kalau kita mau dijodohin" pipi Natasha bersemu merah. entah kenapa perasaannya tak menentu. kadang dag dig dug, kadang kesal, kadang biasa saja.
"oh kamu udah tau. teruss..kamu gimana Nat? mau atau enggak?" tanya Reza penuh harap.
"emmm...entahlah" Natasha masih bingung menjawabnya.
"no problem Nat, its okey kalau kamu masih ragu. aku berharap cepat atau lambat kamu mau" Reza sungguh sungguh berharap.
Natasha terdiam mengalihkan pandangannya keluar jendela, memikirkan untuk menerima perjodohan ini atau tidak.
Setelah satu jam perjalanan, mereka sampai di kantor Natasha. lagi lagi Dimas melihat Natasha turun dari mobil Reza. Menahan amarahnya dengan meremas berkas yang ada di tangannya. melayangkan tinju ke jok mobil pak Tio sopir Dimas. Dimas bergegas turun dari mobilnya saat Reza sudah menghilang dari gedung miliknya. Dimas melangkahkan kakinya cepat menyusul Natasha. Natasha tak tau jika Dimas sudah ada disampingnya.
"p-ak Di-mas" Natasha kikuk.
tting
pintu lift khusus CEO terbuka. mereka masuk bersama sama. masih dalam keheningan, diam seribu bahasa. sampai pintu lift terbuka di lantai 15, mereka berdua masih sama sama diam. Menuju ke ruangan masing masing.
'huftt... gw jadi was was deket sama Bos gila itu' gumam Natasha saat memasuki ruangannya.
******
tok tok tok
"masuk" Dimas mempersilahkan Natasha masuk ke ruangannya.
"maaf pak, ini ada beberapa berkas yang harus ditanda tangani" Natasha menyerahkan beberapa berkas di meja kerja Dimas.
"hmm..." Dimas dengan sikap dinginnya langsung menandatangani semua berkas yang diserahkan Natasha. Natasha terdiam menunggu Dimas selesai.
"Terimakasih pak" Natasha menundukan kepalanya lalu berbalik ke arah pintu, namun tangannya segera ditarik oleh Dimas hingga membentur dada bidang Dimas. Natasha tidak tau Dimas secepat itu berdiri dibelakangnya dan meraih tangannya. Dimas memegang pinggang Natasha yang semakin merapatkan tubuh diantara mereka. Natasha membelakakan matanya saat nafas Dimas semakin mendekati wajahnya.
"p-ak Di-mas...saya mohon, lepaskan saya" Natasha berusaha mendorong Dimas tapi Dimas semakin erat memegang pinggang Natasha.
"aku sudah bilang, kalau aku tidak suka kamu berdekatan dengan laki laki lain. tapi kenapa kamu masih saja dengan laki laki itu?" Dimas berbicara lembut ditelinga Natasha dengan penekanan yang membuatnya semakin takut.
"ma-af pak..sebenarnya laki laki itu calon suami saya" Natasha terpaksa mengatakan itu. satu satunya jalan agar Dimas tidak bertindak seenaknya.
"Apaa???" Dimas tak percaya dan menggenggam keras dagu Natasha.
"sakittt pakk...sakit. tolong lepaskan saya" Natasha memohon untuk dilepaskan, tapi seolah Dimas tuli dan langsung melahap bibir Natasha kasar. Natasha tak membalas ciuman itu, hanya menangis. sungguh Natasha tak tahan dengan perlakuan Dimas akhir akhir ini.
Dimas menyudahi pagutannya pada bibir Natasha yang membengkak dan lipstik yang berantakan. mengusap lembut dengan ibu jari.
"kamu milikku Natasha...kamu milikku Natasha Bleecker" teriak Dimas dan mengguncang guncangkan bahu Natasha. Natasha terdiam.
'ada yang salah dengan Dimas. dia hanya terobsesi padaku, bukan rasa sayang atau cinta. dasar psikopat' Natasha mencibir dalam hati.
"Natasha jawab..jawab!!!" Dimas kembali berteriak.
"cukup pak..saya tidak ada rasa untuk bapak. saya sudah mau menikah. tolong hargai keputusan saya" Natasha menepis tangan Dimas dibahunya, segera berlari secepat mungkin ke ruangannya dan menguncinya.
"NATASHAAAA!!!" Dimas kembali emosi, frustasi. Dilemparnya laptop ke tembok. Hancur lebur.
*******
Walau bagaimanapun Natasha tetap profesional dalam pekerjaannya. Kembali bersikap sebagai sekretaris biasa, menemani bosnya bertemu klien dan makan siang bersama. Sesekali Dimas tetap mencuri kesempatan untuk memegang tangan ataupun merangkul pinggang Natasha saat berjalan bersama. Sudah pasti ditepis Natasha dengan sopan agar tidak mempermalukan bosnya itu didepan orang banyak. Pemandangan itu, Reza tak sengaja melihatnya saat makan siang di restoran yang sama. Reza geram dengan sikap bos Natasha yang tidak sopan itu. Bisa bisanya mengambil kesempatan pada calon istrinya.
Pukul 17.00 WIB
"Natasha...aku sudah didepan. Cepat keluar" Reza mengirim pesan whatsapp pada Natasha.
"Iya Za, sebentar" buru buru Natasha memasukan handphonenya ke dalam tas dan berjalan menuju lift setelah tau bahwa Dimas sudah pulang lebih awal.
"huftt...aman" Natasha menekan tombol turun dan begitu terkejutnya melihat Dimas berdiri disamping Natasha.
'aduuhhh kenapa masih ada dikantor sih. tadi kan udah pamit pulang duluan. dikerjain gw. Matiii 🤦♀️" gumam Natasha dalam hati.
"P-ak Dimas...kok belum pulang?" tanya Natasha basa basi tapi sebenernya was was juga.
"Nungguin kamu baby" Dimas mengerlingkan matanya dan merangkul bahu lalu mencium ujung kepala Natasha.
"Maaf pak" Natasha melepaskan rangkulan Dimas
Ttingg
pintu lift terbuka. mereka masuk bersama, hanya berdua, ya karna memang lantai 15 saat ini hanya ada mereka berdua. Roy asisten Dimas masih berada di luar kota.
Didalam liftpun Dimas tetap mengambil kesempatan. memegang tangan Natasha dan mengecupnya.
"Apaan sih pak? saya mohon dengan sangat. jangan seperti ini. saya katakan lagi bahwa saya akan segera menikah. calon suami saya sudah ada dibawah" Natasha geram dengan perbuatan Dimas. pelecehan lebih tepatnya.
"tapi belum kan? belum tentu juga jadi nikah sama dia. nikah aja sama aku. pasti kamu lebih bahagia. apapun akan kuberikan baby" Dimas menyentuh dagu Natasha. Natasha tepisnya lagi. Beruntung pintu lift terbuka. Natasha bergegas keluar menghampiri Reza yang sudah menunggu.
"Rezaaaa...sayanggg" Natasha memeluk Reza yang sedang berdiri bersandar pada mobilnya. Reza syok dengan panggilan sayang dan Natasha memeluknya. 'Ada apa? kenapa?' tanya Reza dalam hati.
Natasha sengaja melakukannya didepan Dimas, agar Dimas berhenti merayu dan melecehkannya.
'maaf za, aku memanfaatkanmu' gumam Natasha yang sangat lirih tak didengar Reza.
"sayangg ayokk" ajak Natasha masuk ke dalam mobil. Reza hanya mengangguk.
******
POV Dimas
Aku berdiri didepan pintu loby melihat Natasha memeluk laki laki yang bernama Reza, yang dipanggilnya sayang, yang katanya calon suaminya. Aku tak semudah itu percaya. Lihat saja apapun bisa aku lakukan untuk mendapatkanmu Natasha Bleecker.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Momy
diehhh apaan c dimas keluar aja kerja nya nat
2021-04-30
0
🌹di🅰nmama️°𝐍𝐍᭄✔️
Dimas kasi sambel matah aja yg level setan,
gemesh ih
2021-02-18
1
neomujeongmal_
Mampus lu dimas,nat nat manggil sayang ke orang lain di depan elu!😏
2021-02-01
1