Pagi-pagi sekali, sekitar pukul 06.30 para peserta putri dari kafilah kabupaten Padang lawas utara memilih bobok cantik setelah selesai melaksanakan sholat subuh. Hanya ada satu dua peserta yang masih duduk terjaga, ada yang main HP, ada juga yang latihan cabang lomba yang di ikutinya.
Gadis cantik bernama Sultanah itu sudah bangun untuk sholat tahajjud sejak pukul 03.30. Ia tidak tidur lagi sampai sholat subuh tiba, setelah selesai melaksanakan sholat subuh, ia memilih membaca al-qur'an dan memuroja'ah hafalannya. Sampai Pagi pukul 06.30 ia masih terjaga.
Gadis itu mengisi tupperwarenya dengan air hangat. Di ambilnya tissue dan minyak kayu putihnya. Tidak lupa juga la-qur'an merah maronnya dan buku tulis bersampul batik berisi materi tafsir bahasa inggris cabang lomba yang di ikutinya. Di dalam buku tulis batiknya itu sudah lengkap di ringkasnya, materi yang sudah di persiapkannya, mulai dari terjemah ayatnya, tafsirnya, asbabunnuzulnya, munasabah ayatnya, kesimpulan dan ibrahnya. Semua sudah di ringkasnya dalam bahasa ianggris. Persiapannya sudah benar-benar matang, namun ia tetap belajar dan belajar.
Gadis itu mengenakan kaos kaki, handsok, dan jilbabnya. Kemudian ia membuka pintu. Udara dingin langsung menampar wajahnya, ia menghirup udara segar sambil menutup matanya seolah menikmatinya. Di pasangnya headset di kepalanya. Di putarnya murottal al-qur'an di HPnya kemudian ia menyambungkannya ke Headset. Terdengar lantunan indah oleh Misyary Rosyid. Gadis itu begitu menyukai murottal itu. Kemudian gadis itu berjalan ke samping rumah sebelah timur.
Sultanah mengangkat kursi plastik untuk tempat duduknya. Kemudian ia meletakkan barang-barang yang di bawanya di kursi plastik yang di sediakannya persis di depannya.
Ia mulai membuka al-qur'an juz 10. Kemudian mencoba menterjemahkannya ke dalam bahasa inggris. Di tandainya ayat yang memiliki asbabunnuzul dan ia memang sudah menghafal asbabunnuzulnya Dan sudah bisa menafsirkannya dalam bahasa inggris. Setelah merasa mantap mengusai juz 10 nya, ia tersunyum puas, lalu di tutupnya juz 10. Kemudian ia menenggak satu teguk air minum dari tupperwarenya, lalu menutupnya kembali dan meletakkannya di tempat semula.
Ia kembali membuka Al-qur'an kesayangannya, di lafazkannya lagi ayat demi ayat yang sudah di hafalnya, ia mengikuti murottal Misyary Rasyid yang ia dengar dari headsetnya, manakala sampai ia pada Surah Ali imran ayat 133-134.
" Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari tuhanmu,dan mendapatkan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang di sediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun sempit,dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan kesalahan orang lain,dan allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.(Q.S. Ali Imran :133-134)
Hatinya menangis, kembali ia teringat kenangan sekitar dua tahun yang lalu.
Namanya Haikal, ia begitu menyukai lelaki itu sehingga namanya pun di sukainya. Waktu itu ia berada di detik-detik menjelang wisuda sarjananya di UINSU medan. Saat itulah Haikal datang melamar ke rumahnya. Sebelum Haikal datang melamarnya mereka sudah saling kenal. Meskipun tidak menjalin hubungan pacaran namun mereka cukup dekat. Dan sepertinya ia dan Haikal sama-sama saling menyukai dan saling jatuh cinta dalam diam.
Jujur Sultanah memang menyukai Haikal sejak di pesanteren. Kelihatannya Haikal juga menyukai Sultanah sejak di pesanteren.
Lelaki yang sudah lama di sukainya tiba-tiba datang melamarnya, yang pasti Sultanah sangat senang dan bahagia. Sebelum ia menerima lamaran Haikal ia sempatkan sholat istikhoroh terlebih dahulu. Setelah melakukan sholat istikharah barulah ia menerima lamaran Haikal. Dan hari pernikahan pun di tentukan, yaitu dua hari setelah ia wisuda. Cincin tunangan sudah melingkar di jarinya, Haikal juga sudah memilihkan Mahar untuknya, gaun pengantin juga sudah di pilih. Semua sudah di persiapkan, hanya tinggal menghitung hari.
Banyak yang iri mengetahui bahwa ia akan menikah dengan Haikal, benar-benar pasangan serasi. Begitu komentar orang yang mendengar kabar pernikahan mereka. Banyak lelaki yang patah hati begitu juga para gadis
Di hari ia akan wisuda seharusnya Haikal hadir hari itu, ia telah berjanji untuk hadir dan ia juga sudah berjanji menyiapkan hadiah untuk Sultanah. Namun sampai selesai acara wisuda Haikal tidak pernah muncul. Chat yang di kirimnya sama sekali tidak di baca oleh Haikal, dan panggilannya juga tidak di jawab. Sultanah sangat khawatir jangan-jangan terjadi sesuatu yang buruk pada Haikal.
Sampai malam tiba Sultanah masih cemas dan khawatir. Sultanah mencoba menghubunginya namun Nomornya tidak aktif lagi. Ia mencoba menghubungi ibunya Haikal namun ibunya Haikal juga bilang bahwa ia tidak bisa menghubungi Haikal dan nomornya juga tidak aktif.
Hingga pagi tiba, Haikal menghubungi Sultanah melalui panggilan WA. Singkat sekali lelaki itu bicara.
"Apa kamu baik-baik saja? kenapa tidak memberiku kabar? Kamu janji akan hadir dan memberiku hadiah, aku menunggumu sepanjang hari, aku sangat khawatir, "
Kata Sultanah waktu itu.
"Sepertinya aku tidak bisa melanjutkan ini, aku belum siap untuk menikah, "
Kata Haikal tiba-tiba.
"Apa semua ini?
Tanya Sultanah heran.
"Kita akhiri dulu sumuanya, aku belum ingin menikah, "
Lanjut Haikal lagi.
"Apa? Jangan bercanda, ini serius"
Kata Sultanah lagi
"Ia aku serius, jadi terima aja lamaran orang lain, aku dengar banyak lelaki yang kamu tolak jadi terimalah orang-orang itu, "
"apa? Jika kamu belum siap untuk menikah aku akan menunggu, tidak apa-apa. jangan begini, "
Kata Sultanah tidak terima.
"Jangan menungguku. Maari kita serahkan pada tuhan. Jika berjodoh kita pasti akan bertemu. Namun begitupun tidak usah menungguku, terimalah lamaran orang lain,aku akan melakukan hal yang sama,"
"Haikal! mana bisa seperti ini,apa alasannya ini?
"Harusnya kamu mengerti alasanku ketika ku katakan terimalah lamaran orang lain. begitulah bahasaku mengatakan kita sudah berakhir, dan aku agak sibuk! Assalamualaikum,"
Haikal langsung mematikan teleponnya, dan nomornya langsung tidak aktif.
Sultanah merasa hancur. Cincin yang melingkar di jarinya seolah seperti api yang membakar jiwanya, gaun pengantin di kamarnya terasa seolah membakarnya hidup-hidup.
Banyak hal yang ingin di tanyakannya pada Haikal, jika belum siap menikah kenapa memberiku harapan dan datang melamar ke rumah? Sebenarnya apa alasan yang sesungguhnya? Apa salahku? Tidak bisakah bicara baik-baik dan menemuiku seperti saat kau datang padaku untuk meminang?
Begitulah kira-kira pertanyaan yang ingin di ketahuinya jawabannya. Namun, jangankan bertanya bahkan berbicara pun ia tidak di beri ijin.
Ia benar-benar galau setengah gila, ia benci sumuanya, ia marah pada Haikal, lelaki itu menggores luka di hatinya, menghancurkan harapannya dan mematahkan hatinya, menyakiti dan menghianati,dan mengingkari janjinya, pergi tanpa pamit, tanpa minta maaf. benar-benar kejam dan sadis.
Ketika itu ia benar-benar hancur,. Ia ingin lari namun entah mau lari kemana. Ia malu pada dirinya, ia merasa dirinya dan hidupnya menyedihkan.
Hari-hari di habiskannya hanya untuk menangis, menangis dan menangis, waktu seperti berjalan sangat lambat. Hingga seolah tidak sanggup lagi untuk hidup. Fikirannya sudah mulai menyimpang dan kacau, hampir saja ia bunuh diri, sudah di persiapkannya ancang-ancang untuk melakukannya saat ia sudah mulai putus asa.
Ia pergi ke sebuah mesjid dengan sebotol racun di tangannya, terlebih dulu ia solat mohon ampun sebelum meminum racun yang sudah di persiapkannya.
Setelah ia sholat dua rokaat, perlahan di bukanya butul racun itu, lalu di tenggaknya sampai habis.
Namun tuhan mengirimkan seseorang untuk menyelamatkannya, orang itulah yang membawanya ke sebuah ma'had tempat menghafal al-qur'an, di sanalah ia menata hatinya dengan bimbingan ustazd-ustazdah yang luar biasa, di sana pulalah ia mendapat hidayah besar, akhirnya ia menghafal al-qur'an sampai tiga puluh juz. Selain menghafal al-qur'an, di lingkungan ma'had juga wajib berbahasa arab dan inggris. Di sanalah ia belajar bahasa arab dan bahasa inggris, juga mendalami al-qur'an dengan mentafsirkannya.
Di sana juga ia bertemu guru-guru yang luar biasa dan teman-teman yang mengagumkan, yang membawanya pada kehidupan islam yang kaffah.
"Allah.... berat sekali memaafkan orang yang bahkan tidak meminta maaf. Astaghfirullah! ampunilah hamba yang lemah ini, "
Gumam Sultanah ketika tersadar dari lamunannya tentang kenangan dua tahun lalu.
"Ah kini aku berada di kabupaten Dairi, sedang mengikuti MTQ tingkat provinsi, hmm... kini aku sudah tumbuh dan berkembang dan sudah baik-baik saja,"
Gumamnya sambil menyunggingkan senyum meski hatinya sedikit menangis. Namun ada rasa syukur dalam hatinya, bahwa luka dan patah hatinya mengantarkannya pada sesuatu yang lebih besar dan jauh lebih baik.
Di sunggingkannya lagi sesungging senyum, ia teringat kata-kata dari guru pembimbing tahfizdnya
"Tidak semua orang di dunia ini bisa menghafal al-qur'an, jika kamu bersama al-qur'an maka kebaiakn-kebaikan akan menghampirimu"
"Al hamdulillah! Terima kasih ya allah! Sudah memisahkan ku dengan Haikal, dan terima kasih sudah membuat hatiku patah namun kau tuntun aku ke jalan syurga, "
Bisiknya lagi dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Aida
😍😍😍
2021-03-01
0
Nailin
Suka ceritanya
2021-02-20
0
Randy
semangat
2021-02-18
0