Aku sedikit kesal kenapa MTQ tingkat provinsi sumatera utara malah di adakan di kabupaten ini, kabupaten bernama Dairi. Padahal ini pertama kalinya aku mengikuti MTQ lagi semenjak aku memutuskan untuk kuliah di Cairo delapan tahun yang lalu. Ia, delapan tahun yang lalu, terakhir kali aku mengikuti MTQ sewaktu aku kelas tiga MA.
Satu bulan yang lalu saat aku baru kembali ke Indonesia kedua orang tuaku memintaku mengukuti MTQ tingkat kabupaten, dan aku setuju, aku pun mengikutinya. Al hamdulillah karna aku dapat juara satu di kabupaten, aku pun menjadi utusan ke provinsi.
Para peserta dan official dari kabupaten kami kebanyakan mengeluhkan suasana dingin dan gerimis pagi ini, maklumlah kawan di PALUTA(Padang Lawas Utara) memang bisa di bilang iklimnya panas, jadi wajar saja kami sangat mengeluhkan keadaan ini.
Oya kawan namaku Muhammad Makky Matahari siregar, aku tidak habis fikir bagaimana mungkin kedua orang tuaku memberiku nama sepanjang itu, aku selalu kesulitan mengisi dataku ketika ujian, ketika di negeri ini masih ujian dengan menual yaitu mengisi secarik kertas. Namun begitupun aku menyukai nama yang di berikan oleh kedua orang tua ku.
kawan, bukan sombong tapi aku ingin memperkenalkan siapa diri ku. Biar kau tau betapa pentingnya peran ku dalam kisah ini. Ayah dan ibuku adalah orang tua yang berpendidikan tinggi, ayah ku adalah derektur sekaligus pemilik pesanteren Darul qur’an di paluta, santrinya hampir mencapai seribuan.
Orang-orang selalu hormat pada ayah dan ibuku, selain pemilik pesanteren ayah ku juga memiliki harta kekayaan yang banyak, intinya ayah ku adalah orang yang sangat kaya, selain kaya dan pemiliki pesanteren orang tuaku juga terkenal dermawan, sholeh dan baik pada orang-orang.
Aku anak tunggal dari ayah dan ibu yang kaya, sholeh dan sholehah, walau aku hanya anak tunggal tapi aku tidak pernah di manjakan. Dari kecil aku sudah memulai kehidupan yang teratur dan disiplin, aku di ajari solat, selain solat wajib aku juga di biasakan solat duha, dan sholat tahajjud sedari kecil. Tidak heran jika aku sangat risih melihat orang-orang yang suka melalaikan solat apalagi meninggalkannya. Aku di ajari menghargai waktu dan bertutur kata yang sopan dan baik. Aku juga di beri guru pembimbing sekaligus pengasuh, aku juga memiliki wajah yang tampan, aku juga pintar.
Bayangkan saja kawan ketika aku duduk di kelas dua mts aku sudah menyelesaikan hafalan qur’an ku, jadi wajar saja mulai dari kecil aku sudah menjadi idola para teman-teman apalagi para anak cewek. Hampir semua orang yang bertemu dengan ku menyukai ku, dan aku selalu menjadi idola di mana pun aku berada, aku memang ciptaan tuhan yang nyaris sempurna, satu-satu nya kekurangan yang ku tau ada pada diriku adalah sulit mengendalikan emosi, atau mudah marah dan jengkel.
Kawan! sebagai orang yang tampan dan nyaris sempurna aku di sukai banyak gadis, banyak gadis yang suka pada ku, baik dari santri ayah atau pun gadis yang pernah bertemu dengan ku. Lalu menurut mu kawan apakah aku pernah pacarana atau menjalin hubungan tanpa status? Tidak kawan , aku tidak pernah pacaran, bukan karna di antara para wanita yang naksir padaku tidak ada yang ku suka, bukan karna itu. Lalu karna apa kawan? Karna aku tidak mendapati agama islam yang ku pelajari membolehkan pacaran.
Hari ini aku berada di kabupaten Dairi mengikuti MTQ tingkat provinsi, gerimis masih saja setia menemani pagi ini. Semua teman-teman di kafilah ku masih duduk malas dengan selimut masing – masing. Dari tadi aku duduk di teras rumah penginapan kami, menunggu bus yang akan menjemput ku. Aku mengenakan jaket untuk menghindari udara dingin. Tidak lama kemudian, bus yang ku tuggu pun tiba, dan berhenti di depan penginapan kami.
" Makky! Ayok cepat naik! Nanti kita terlambat, cepat naik! nanti kita terlambat!"
Teriak pak sopir padaku.
‘’Lo? Bukannya bapak yang lerlambat datang ? Aku sendiri sudah lama menunggu di sini,"
Jawab ku pada pak sopir sambil merapatkan jaket ku kemudian berjalan cepat menuju bus.
‘’Yang lain siap-siap ya! Sebentar lagi bapak akan kembali jemput,"
Teriaknya lagi. Meski yang di teriaki tidak peduli dengan teriakannya. Buktinya tidak satupun diantara mereka yang menjawab. Mereka masih bergelut dengan selimut mereka.
Aku duduk di bangku paling belakang.
Sekali lagi kawan aku bukanlah orang ramah alias banyak bicara. Tapi orang- orang selalu ramah dan baik pada ku. Entah karna mereka terpesona dengan ketampanan ku atau setiap orang yang bertemu dengan ku melihat kebaikan pada diriku aku tak tau.
‘’Makky!
Teriak pak sopir padaku dari belakang kemudi, teriakannya kuat, sampai aku tersentak dan kaget, buku yang ada di tangan ku terlempar ke kursi kosong di kiri ku.
‘’Bapak ini bikin kaget aja.. untung aku sendirian di sini"
Gerutu ku kesal sambil berjongkok memungut buku yang dari tadi ku baca.
‘’Ha ha ha ha ha ha gitu aja kau sudah kaget,"
Katanya sambil tertawa lebar.
‘’Ya ialah pak orang bapak ngomong kayak manggil orang hilang, pake menjerit segala, "
Jawab ku kesal.
‘’Hahahaha kau memang benar-benar putra tunggalnya buya Abdurrahman. Biar kau kesal kau tetap tampan, dalam situasi apa ya kira – kira kau kelihatan jelek dan menjengkelkan?
Kata pak sopir itu lagi, aku diam tidak menanggapi. Melihat ku masih kesal dan diam pak sopir itu tertawa lagi.
‘’Bapak tadi mau nanya, kenapa kau satu-satunya peserta putra yang berangkat barengan peserta putri? Bukankah itu aneh? Atau mungkin karna kau ganteng ibu offecial malah suka sama kamu?
Katanya lagi dengan begitu seenaknya. Sebenarnya aku merasa terganggu dengan kalimatnya yang sesukanya.
‘’Oh bukan begitu pak! Berkas-berkas ku belum lengkap jadi harus cepat sampai ke sana untuk melengkapi berkas-berkas ku,"
Jawab ku serius. Pak sopir tertawa lagi mendengar jawaban ku yang serius. Kemudian ia berkata lagi.
‘’Ha ha ha itu aku taulah, aku hanya bercanda kau orangnya serius, "
Aku semakin jengkel. Aku alihkan perhatian ku pada buku yang tadi ku baca. Hanya sekitar tiga menit bus kami sudah sampai di depan pemondokan putri. Pak sopir menghentikan bus. Beberapa peserta putri berebutan masuk dan duduk dengan tertib. aku tak peduli soal itu, aku masih fokus pada buku di tangan ku, ku dengar ibu offecial berteriak teriak mengarahkan para peserta putri supaya cepat masuk ke dalam bus, benar-benar cerewet.
Aku masih fokus pada buku dan sabar menunggu. Para peserta duduk tenang di bangku masing-masing , sesekali mereka mengalihkan pandangan padaku.
‘’Tunggu pak! Satu peserta masih siap –siap,"
Teriak ibu offecial saat pak sopir hendak menutup pintu bus.
Aku mulai kesal karna terlalu lama menunggu dan menutup buku yang ku baca. Dengan kesal aku membuang pandanganku ke luar dan saat itulah seorang gadis dengan baju biru dongker, kerudung merah maron membalut wajahnya, kelihatan anggun dan polos, dia berjalan menerobos gerimis menuju bus. Ku lihat dia berdiri dekat pintu bus mencari kursi yang kosong, tanpa sadar aku memperhatikan wajahnya, manis, polos dan cantik tanpa make up. Di tangannya ada map berisi berkas, minyak kayu putih, tissu dan botol minuman, gadis itu duduk dekat kaca.
"Bahkan ia tidak memakai jaket? Begitu dinginnya pagi di dairi ini? Bahkan di tambahi dengan gerimis?
Gumam ku dalam hati.
Pak sopir mulai menjalankan bus saat ibu official memberi aba-aba untuk berangkat. bus kami meluncur perlahan, aku masih memperhatikan gadis itu, ia mengeluarkan headset dari tas kecilnya, lalu memakainya. Ku lihat ia menggeser kaca bus agar terbuka.
"Ampun deh! Untuk apa dia membuka kaca itu di udara sedingin ini?
Gumam ku dalam hati. Aku sangat jarang kepo dengan urusan perempuan, apalagi orang yang tidak aku kenal. Tapi kali ini aku benar-benar ingin kepo. Setelah kaca bus itu terbuka, perlahan ia mengeluarkan tangannya, perlahan pula beberapa butir gerimis singgah di jarinya dan handsok yang di pakainya.
Entah kenapa sejak gadis itu masuk ke dalam bus, aku susah mengalihkan pandangan darinya. Aku terkagum-kagum padanya, yang sebenarnya lebih tepatnya mungkin aku menyukainya.
Bus kami terus meluncur menuju lokasi pendaftaran peserta MTQ. Tidak berapa lama kemudian, Bus kami berhenti di stadion utama Dairi. Lokasi pendaftaran peserta MTQ.
Aku keluar setelah para peserta putri keluar. Saat itulah ku dengar ia menyebut namanya, Sultanah Shofiya.
‘’nama yang unik seunik orangnya"
Gumam ku dalam hati. Jantung ku hampir copot mendengar ia menyebutkan nama itu. Sekali lagi ku perhatikan gadis itu, kerudungnya panjang sempurna menutup auratnya. Namun tidak sekalipun dia melihat ke arah ku, aku hampir menyapanya, tapi melihat penampilannya yang kalem, cantik, rasa gakum ku di kalahkan oleh was-was di hati ku. Kurasa aku benar benar menyukainya.
Walau sebenarnya aku tau bahwa aku bukanlah lelaki yang mudah menyukai para gadis. Tapi kali ini aku rasa aku benar-benar ingin di kagumi oleh wanita itu. Setidaknya dia mengenal ku, jika dia tidak akan mengagumi ku. Ku rasa di kenal olehnya itu sudah lebih dari cukup. Entahlah, untuk pertama kalinya aku merasa minder pada seseorang, dekat dengannnya sepertinya adalah sesuatu yang mustahil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Randy
suka
2021-02-18
0
titik
suka sama tokoh tokoh nya kak. bikin penasaran tulisan nya agak beda ya, kk nulis ny dilaptop ya. klo dihp kyak nya ngak deh.😁 maaf klo syok tau kak🙏🙏🙏
2021-02-05
0
Baina
wih sempurna si makky ni
2021-02-03
0