Selang beberapa hari, diruang kerjanya Johan terlihat dengan serius melihat berkas-berkas kasus yang ia tangani. Ada 4 kasus besar dalam tahun ini yang menyita perhatian. Perusahaan-perusahaan besar yang memiliki miliaran dollar aset tengah bersengketa dengan perusahaan sejenisnya memperebutkan hak saham yang bernilai fantastis.
Dengan gerak terbatas ia memencet tombol yang terhubung pada ruang Dodi asistennya yang berada diluar ruang.
Asistenya Dodi pun masuk berlahan menghadap atasannya Johan yang terlihat tidak ramah.
"Perlihatkan jadwal sidang minggu depan??"
" Ah baik, sebentar pak, " ujarnya seraya kembali pada meja kerjanya dan mengambil tab yang kemudian ia membuka fitur agenda sidang. Lalu ia kembali masuk dan meyerahkan pada Johan.
Johan menyambut dengan sigap tab tersebut dan melihat dengan seksama. Ia menghela nafas panjang. Akan jadi perkara yang panjang dimeja hijau. Lalu ia mengembalikan tab itu kepada Dodi.
" Pak?? tadi saya dapat email dari ikatan Advokat, mereka ingin mengkonfirmasi kehadiran jika bapak jadi ikut dalam rapat tahunan kali ini"
"kapan??"
" Tanggal 20 Februari mendatang"
Johan kembali meraih handphonenya dan membuka jadwal pribadinya. Dan ia melihat ditanggal itu jadwalnya kosong.
" Oke, konfirmasi bahwa aku akan datang pada rapat tahun ini, oh dan tolong untuk pesankan stelan jas lengkap lagi"ujanya tegas.
" Baik, apa ada lagi pak??"
Johan meletakkan pulpennya diatas meja seraya memegang bahunya yang terlihat tidak nyaman.
" Tidak!!"
Dodi paham dan ia kembali berbalik keluar ruang dingin itu. Dan meraih handphonenya untuk menelfon Nopa pegawai House of Dinda yang selama ini menjadi langganan tetap bosnya dalam menjahit stelan jas.
🍃🍃🍃🍃🍃
Disisi lain meja kerja Dinda terlihat berserakan kertas-kertas sketsa desain gaun-gaun yang entah berapa kali gagal ia selesaikan. Otaknya tak bisa menyelesaikan imajinasi desain gaun yang ingin ia buat untuk pelanggan.
" Sial!!! kemana perginya ide-ide itu??" gumanya sendiri.
Dengan menghela nafas panjang ia mengambil tasnya dan ia keluar begitu saja dari butiknya meninggalkan mbak Nopa dan mbak Feli yang tengah sibuk nyulam payet-payet mewah di baju pengantin.
" Apa kau lihat?? beberapa hari ini Dinda gelisah," tanya Feli.
Mbak Nopa hanya mengangguk pelan.
" Aku rasa pikirannya tegah susah memikirkan masalah tabrakan waktu lalu."
" Kasian Dinda," sahut Feli.
Dan mbak Nopa hanya mengangguk saja mendengar perkataan Feli.
Tiba-tiba suara deringan telfon butik pun berdering, mengagetkan keduanya.
Dan dengan cepat Feli yang duduk tak jauh dari meja kerja Dinda pun mengangkat telfon itu.
" Hallo??" sahut Feli.
" Hallo mbak?? saya Dodi..
"Ah, pak Dodi, ada yang bisa saya bantu??" ucapnya yang teringat pak Dodi adalah pelanggan yang hampir 1 tahun setengah ini menjadi pelanggan setia.
" Bisakah saya pesan stelan jas lengkap??"
" Bisa pak" jawab Feli cepat dengan telah mengambil buku orderan diatas meja Dinda.
" Saya perlu untuk tanggal 20 Februari, jadi kemungkinan akan saya ambil ditanggal 18 februari," jelas Dodi.
" Ah begitu, baik pak, untuk ukurangnya??"
" Seperti biasa, ukurannya seperti stelan jas yang telah saya simpan disana"
" Baik pak, soal kain Anda ingin merek apa??"
" Saya tidak tau, tapi tolong beri kain terbaik karena ini acara penting"ucapnya jelas.
" Oke, ada yang lain??, " tanya Feli yang telah menulis catatan pada orderan pak Dodi.
" Tidak, hanya itu saja"
" Baik, terima kasih pak, " ucapnya seraya terdengar suara telfon itu terputus begitu saja.
Dan Feli pun kembali menghela nafas panjangnya.
" Dari siapa??" tanya Nopa penasaran seraya hendak mementulkan bagian yang akan dia jahit.
" Pak Dodi, itu pelanggan yang bajunya tergantung di lemari Dinda"
" Ohh!!," sahutnya paham. Paham karena pelanggan yang ini tergolong unik, ia hanya datang sekali dengan membawa stelan jas lengkap tanpa mau mengukur secara langsung. Dan anehnya lagi Dinda entah bagaimana bisa begitu menyukai parfum yang tertinggal di jas itu sehingga ia memindahkan jas itu khsusu dilemari miliknya.
" Akhir-akhir ini pelanggan kita semakain banyak," ujar Nopa.
" Yaa, dan itu membuat ku senang, jadi gaji kita pun semakin besar dibayar oleh Dinda, " Feli seraya tertawa.
" Kamu benar!!, " sahut Nopa setuju. Dan keduanya pun kembali sibuk fokus pada jahitan mereka masing-masing.
🍃🍃🍃
Didalam taksi, Dinda duduk dengan pikiran mumentnya. Tujuannya kali ini untuk langsung menuju kantor polisi. Ia ingin segera mengeluarkan mobilnya yang telah ditahan beberapa hari disana tanpa ada perkembangan disana.
Dan mobil taksi itu pun terhenti di kantor polisi dan Dinda turun dengan sedikit ragu. "Ini tidak mudah pasti, tapi harus dicoba!!" pikirnya.
Dinda masuk dan mencoba mencari-cari info ruangan yang menangani kasus pelanggaran lalulintas. Dan akhirnya ia mendapatkan ruangan yang terlihat agak sibuk melayanin beberapa orang disana. Dinda menghampri seorang polwan yang terlihat baru masuk.
" Permisi mbak??"
" Ya, ada yang bisa saya bantu??," sambut seorang Polwan ramah.
" Beberapa hari yang lalu saya mengalami kasus tabrakkan, " jelas Dinda ragu
" Didaerah mana??"
" Dii jalan xxx dengan seorang pemotor," jelas Dinda.
" Jadi anda penabrak??" tebaknya sang Polwan.
" Benar, mobil saya dibawa kesini waktu itu."
" Apa anda membawa sim dan STNK??"
" Ya!! ah sebentar, " sahut Dinda cepat lalu merogoh isi tasnya dan mendapat kan dompet berwarna merah, lalu segera mengeluarkan sim dan STNK seraya meyerahkan ke hadapan Polwan itu.
Polwan itu mengambil dengan sigap dan membacanya seketika dan mulai melihat dibuku besarnya.
" Ah, anda pemilik mobil HR-V merah itu yaa"
" Iya"
" Pihak korban menuntut anda dihari kejadian"
" Apa??," sahut Dinda terkaget.
" Tapi, tapi saya tidak mendapatkan pemberitahuan beberapa hari ini."
" Yakarena kami tak mendapat data diri anda. Disini hanya tertulis pihak Johan menuntut balik pemilik mobil HR-V merah bernopol D Xxxx A atas tabrakan itu sehingga mencederai bahu korban Johan," jelas sang Polwan tegas.
Dinda mendengar dengan tidak percaya.
" Bisa saya mendapatkan alamat pak Johan??"
Polwan itu hanya mengangguk dan memperlihatkan buku besarnya kepada Dinda. Dan Dinda dengan segera mengeluarkan notesnya yang selalu tersedia didalam tasnya.
Setelah mendapatkan info alamat. Dinda keluar dari kantor polisi dengan wajah kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Tiah Sutiah
kasihan dinda ya kalau sampai johan jadi menuntut nya
2022-01-09
0
Rosna Sari
waaah....babang Johan sdh lama langganan jas sama dede Dinda😂😂
2021-11-07
2
Azalea Khaliqa Meysha
certnya keyennn😊
2020-10-18
1