Rindu Ini
Dicky dikenal sebagai cowok tampan dan playboy. Sudah banyak Kaum Hawa yang menjadi korbannya. Meskipun ia dari golongan bangsawan, baik hati, dan cerdas di sekolahnya. Ia duduk di bangku SMA kelas XI IPS. Ia sudah yatim piatu, dan di rumah mewahnya , ia diasuh oleh kakaknya yang melanjutkan kerja alm.ayah mereka di sebuah perusahaan berupa pabrik tekstil. Nama kakaknya adalah Bisma. Kakaknya terkenal tampan, baik hati, dan sangat lemah lembut. Serta tidak seperti adiknya, ia tidak terlalu tertarik dengan yang namanya cinta. Ia tidak begitu suka dengan dunia "pacaran". Meskipun kaya, tapi hati mereka dermawan.
...***...
Suatu pagi, ini hari Dicky pertama kalinya bangun terlambat. Padahal, ia tak pernah terlambat ke sekolah. Walaupun playboy, tapi dia paling rajin bangun tepat waktu. Bahkan, sampai-sampai dia rela tidak ikut kakaknya sholat subuh berjama'ah di masjid yang tidak jauh dari rumah.
"Mampus! Kalau Kak Bisma pulang, dua pipi gue bisa biru karena luka tabokkan!" gumamnya sambil bersiap-siap untuk mengambil air wudlu ke kamar mandi.
Setelah berwudlu, Dicky segera mengamparkan sejadah di musholla rumah yang berada di sebelah kamarnya. Meskipun terlambat, tapi Dicky tetap sholat dengan baik. Sampai ada suara laki-laki mengucapkan salam. Itulah Bisma. Lebih tepatnya Muhammad Bisma Karisma. Sama seperti adiknya, ia sangat populer dikalangan Kaum Hawa dulunya. Tapi bedanya, ia sedikit dingin pada mereka, sehingga itulah yang membuatnya tidak menghiraukan dunia percintaan.
Setelah sholat, Dicky buru-buru turun ke lantai bawah. Ia melihat ada Bisma sedang membuat secangkir kopi.
"Eh, ada Kakak udah pulang!" serunya sedikit malu karena takut dimarahi.
"Bagus, ya! Main game sampai lupa sholat subuh berjama'ah!" seru Bisma mengetahuinya, dengan tatapan seperti ingin marah besar.
"Mmm...maaf, deh! Aku nggak akan gitu lagi!"
"Pegang janjinya, tuh!"
'Tuh 'kan benar!' seru Dicky dalam hati.
Ia melihat kakaknya berjalan sambil membawa secangkir kopi hangat.
"Haduh, Ya Allah! Coba Tante Aminah masih disini, nggak ke Bali. Pasti aku nggak menderita begini," gumamnya sedikit kesal. Ia segera naik lagi ke lantai atas, kemudian membuka sarung sholat dan pecinya.
Tante Aminah adalah adik dari ayahnya Bisma dan Dicky. Seminggu yang lalu, beliau pergi ke Bali ikut suaminya, Om Gio, yang bekerja di Bali.
Tapi, mereka berjanji akan datang ke Bandung lagi. Namun, entah kapan bisa kembali lagi. Masih belum ada kabar mengenai hal itu. Sebelum ke Bali, Tante Aminah-lah yang menjaga Bisma dan Dicky sejak ditinggal kedua orang tua mereka. Beliau sangat baik hati dan tidak semena-mena pada keponakannya. Jika ada sedikit masalah, maka dua cowok berbehel yang sudah dewasa itu pasti akan curhat dan minta solusinya pada Tante Aminah. Dan Tante Aminah-lah yang mengasuh Dicky sewaktu Bisma ada tugas ke Singapura 1 bulan lalu.
Hingga akhirnya beliau menikah dengan Om Gio, pengusaha bangsawan sukses yang sama seperti alm.ayah Bisma dan Dicky. Sampai suatu hari, Tante Aminah harus ikut Om Gio yang akan bertugas di Bali. Jadi sekarang di rumah hanya Bisma dan Dicky.
...***...
Dicky segera mempersiapkan dirinya untuk mandi. Ia mengambil handuk dan segera menuju kamar mandi. Setelah mandi, ia bersiap memakai seragam putih abu-abunya dan memasukan buku-buku pelajaran ke tas ranselnya. Ketika turun ke bawah, ia melihat kakaknya lenyap bak hilang ditelan bumi.
"Kak! Kak Bisma!" seru Dicky memanggil Bisma.
"Gue lagi mandi!" balas Bisma yang berada di kamar mandi dapur. "Loe udah mandi belum?"
"Udah."
"Siapin roti sama susunya sendiri, ya! Siapin juga rotinya buat gue!"
"Iya."
Dicky mengambil empat lembar roti dan mengolesinya dengan selai coklat dengan pisau. Itulah sifat buruknya Bisma. Terkadang dia selalu menyuruh-nyuruh orang seenaknya.
Hingga Dicky sedikit jengkel dengan kakaknya. Setelah mengolesi roti untuk sarapan, ia menyeduh susu untuknya. Bisma pun keluar kamar mandi. Sebelum ke kamarnya di lantai atas, ia berpesan, "Kalau udah beres sarapan sama minum susunya, tungguin gue!"
"Iya," balas Dicky menahan kejengkelannya.
...***...
Sesampainya di sekolah, Dicky dipanggil oleh sahabatnya sejak SMP itu. Namanya Reza. Lebih tepatnya Muhammad Reza Anugrah. Dicky selalu memanggilnya Eza.
"Loe udah ngerjain PR Bahasa Indonesia belum?" tanya Reza.
"Udah, dong! Mau nyontek? Gue kasih, deh!" jawab Dicky santai.
"Wah, thanks banget, Dik! Loe playboy-playboy gini, baik hati dan rajin, ya!"
"Iya, dong!"
Dalam perjalanan ke kelas, Dicky dan Reza berbincang-bincang.
"Eh, Dik! Loe tahu, nggak? Katanya bakal ada murid baru di kelas kita, lho."
"Oh ya? Cewek atau cowok?"
"Cewek. Caaantik banget. Pakai hijab lagi."
"Wah, bisa gue sikat nih, kalau gitu!"
"Bener. Sikat aja langsung, Dik! Tapi, gue jamin dia bisa bikin loe inshaf, nggak jadi playboy lagi."
Dicky sedikit terdiam mendengar kata-katanya Reza tadi.
...^^^...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Laksana mutiara🥀
Bagus bgtt! Ceritanya, aku sangat menyukainya😍😍😍Penulisannya pun sudah sgatt bgss!😆 greget bgtt! saat mau komen seperti ini😍😍😍
2023-04-17
0
Laksana mutiara🥀
Wahh.. Bagus dong!😍😄
2023-04-17
0