Dicky memang punya banyak mantan. Tapi dari sahabatnya Via, Salsa dan Verari saja yang jadi korbannya Dicky. Sedangkan Meila sudah dimiliki oleh senior kelas XII IPA. Meskipun anak IPS, tapi Dicky juga punya mantan dari anak IPA. Namun, kabar tentang mantannya itu tak pernah terdengar lagi sejak putus dengan Dicky.
...***...
Sepulang sekolah, Dicky menjerit memanggil nama Via. Cewek itu sedang berjalan bersama Verari. Melihat Dicky mengejarnya, Via hanya tersenyum biasa. Sedangkan Verari merasa jijik dengan Dicky, wajar saja karena dia mantan cowok playboy sejagad raya sekolah itu.
"Kenalin, aku Dicky!" kata Dicky dengan gugup. Tangannya sedikit gemetar saat mengajak Via bersalaman karena malu.
"Via," balas Via dengan salam menyatukan kedua tangan.
"Euhhh...mau pulang bareng aku nggak?" tanya Dicky. Ia menginginkan kesempatan emas itu.
"Hei, Buaya Darat! Ngapain loe nyari korban lagi?! Mending pulang gih sana, sama si Eza dan Ilham," Verari malah menjawab pertanyaannya Dicky barusan.
"Verari! Emang siapa yang ngajak loe pulang bareng?! Kita 'kan udah mantan, keyles!" Dicky membalas dengan santai dan cuek.
"Heh, Pangeran Playboy! Gue kasih tahu loe ya! Kalo loe mainin cewek lagi, gue tabok loe habis-habisan!"
"Silahkan aja!"
Melihat Verari dan Dicky berdebat, Via hanya tertawa kecil. Dan, ia berkata, "Maaf, Dik! Gue mau pulang sama Verari. Lagian, kami ada janji mau belajar bareng di rumahnya."
Dicky sedikit kecewa. Tapi, ia harus menerima. Ia pun pamit dan pulang bersama Reza yang sudah menunggu di motornya. Sementara Ilham sudah pulang duluan dengan motornya sendiri.
...***...
Sesampainya di rumah, tiba-tiba ada seorang wanita yang usianya sekitar 40 tahunan. Selain itu, ada banyak juga anak-anak muda memakai pakaian pelayan. Ada laki-laki dan perempuan. Dicky kaget melihat semua orang asing itu.
"Ma...maaf! Kalian ini siapa?" tanya Dicky heran.
"Mereka yang akan jadi pelayan baru di rumah kita, Dik," jawab Bisma, yang mendadak muncul di belakangnya.
"Kak Bisma! Apa-apaan ini?"
"Buat jagain kamu! Kamu selalu sendirian di rumah. Jadi bakalan ada bodyguard buat kamu, dan pelayan untuk melayani kita berdua. Seperti ada koki, pelayan rumah tangga biasa, atau tukang bersih-bersih, tukang kebun, dan..."
Belum selesai Bisma bicara, Dicky sudah memotong.
"Tukang apalagi? Tukang gali kubur atau kuncen buat gali dan ngurus makam kita nanti?!"
Bisma ingin memarahi adiknya. Tapi, adiknya keburu masuk ke kamarnya secara terburu-buru. Cowok berbehel itu segera meminta pada para pelayan barunya untuk menjaga adiknya selama ia di rumah. Karena Bisma harus kembali ke pabrik. Para pelayannya menurut. Bisma memasuki mobilnya dan segera meninggalkan rumahnya.
Para pelayan mengerjakan tugas masing-masing. Di kamar, Dicky menghibur dirinya dengan membaca komik. Ia merasa kalau ada pelayan, pasti bisa menyuruh-nyuruh sesuka hati juga. Memang begitu sepenuhnya. Namun walaupun hidup mewah dan rumah bak istana, tapi dari dulu Bisma dan Dicky tak pernah seenaknya pada pembantu. Mereka pernah memiliki pembantu rumah tangga. Tapi hanya satu orang, tidak banyak seperti ini. Pembantu dulu malah sering dibantu oleh dua cowok yatim piatu ini. Karena itulah, kenapa Dicky tak begitu suka jika kakaknya menyewa banyak pembantu seperti ini. Dan pasti ia akan diberi supir pribadi. Dicky tidak mau seperti itu. Walaupun ia bisa mobil atau motor, tapi tetap Dicky ingin mengendarai dua kendaraan itu sendiri, seperti anak muda lainnya. Sampai seorang pelayan wanita mendekatinya.
"Mmm...permisi, Tuan! Ada orang yang mau bertemu dengan Anda," katanya dengan sopan.
"Jangan hanya kata 'Tuan' kalau memanggil saya! Panggil saya 'Tuan Dicky'!" Dicky membalas dengan bentakan.
"Baik, Tuan Dicky!"
"Suruh masuk orang itu! Bilang saya ada di kamar!"
"Baik, Tuan Dicky!"
Pelayan wanita itu keluar. Hingga tak lama kemudian, datanglah Reza dan Ilham sambil membawa keresek putih berisi makanan ringan dan laptop.
"Eh, ternyata loe berdua!" seru Dicky saat melihat tamunya.
"Ngapain, Dik? Kayaknya Be-Te banget," tanya Reza.
"Nggak apa-apa, Za. Itu bawa cemilan sama laptop buat apa?"
"Nonton horor yuk, Kak! Kita punya film-nya," jawab Ilham.
"Boleh. Ayo aja!"
Mereka pun menonton film yang bertemakan hantu tersebut. Hingga sore pun tiba. Adzan asar berkumandang cukup keras. Sebelum film selesai, Reza, Ilham, dan Dicky melaksanakan sholat asar di masjid. Pulangnya, mereka lanjutkan nonton film itu. Hingga saat film selesai, Reza dan Ilham izin untuk pulang.
...***...
Malam harinya saat makan malam. Dicky bertanya pada Bisma.
"Kak! Kenapa Kakak nggak kayak dulu, punya pembantu satu orang cukup saat Mama sama Papa masih ada? Lah, ini malah banyak banget. Kayak prajurit dan dayang Majapahit aja."
"Emang kenapa? Mama sama Papa sebelum meninggal izinin kok. Lagian, ini jadi pengganti Bi Iun yang udah wafat," jawab Bisma santai.
"Ngegantiin sih, ngegantiin. Tapi jangan kayak kerajaan gini, dong! Punya banyak dayang dan prajurit."
"Udah, loe diam aja, deh! Bawel banget kayak cewek. Bisa budeg kuping gue!"
Dicky langsung kesal dengar kata-kata Bisma tadi. Ia pun melanjutkan makan spagethinya sebagai makan malam.
Setelah makan malam, Dicky melaksanakan sholat isya' di musholla rumahnya. Barulah ia mulai belajar untuk pelajaran besok. Apalagi, besok ada pelajaran matematika. Walaupun playboy, tapi Dicky rajin belajar dan mengerjakan PR. Ia pun mengerjakan PR matematika untuk besok.
Namun, ada soal PR-nya yang susah menurutnya. Ia pun menelepon Reza untuk memberikan solusi cara mengerjakannya.
"Halo, Eza! Loe udah ngerjain PR matematika belum?" tanya Dicky saat teleponnya sudah diangkat Reza.
"Udah. Kenapa gitu?" Reza menjawab dan balik bertanya.
"Ini soal nomor 6, kok susah banget!"
"Nah, gue juga belum nih, yang soal nomor 6. Sama dong kalau gitu!"
"Lagian, Bu Eva ngasih soal suka aneh-aneh!"
"Benar. Kita lihat aja ke si Irwan besok. Siapa tahu, dia masuk besok."
"Boleh."
"Sekalian, gue nyontek ke loe soal nomor 3, 8, sama 10, ya! Susah juga nih!"
"Parah, loe! Ya udah, thanks ya solusinya."
"Eh, loe udah tahu kabarnya Via?"
Mendengar nama Via, Dicky batal menutup teleponnya. "Belum. Kenapa gitu?" tanya Dicky tidak sabar.
"Mmm...besok aja, deh! Udah dulu ya, Dik! Bye!".
Reza malah memutus saluran teleponnya lebih dulu. Dicky penasaran, apa yang terjadi dengan Via. Cowok itu tak sabar lagi untuk mengetahui kabarnya cewek gebetan idaman barunya itu.
...^^^...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Laksana mutiara🥀
Bagus! masih ingat sholat😍 Jarang sekali anak muda jaman sekarang masih ingat sholat😍😍
2023-04-17
1
Laksana mutiara🥀
Nama nya juga playboy pastilah banyak mantan nya😂😂😂
2023-04-17
0