#flashback on
"Papa mau jodohin kamu dengan anak teman kerja papa" ucap papa Irawan, papanya Ocha.
Minggu pagi 2 bulan yang lalu.
Papa Irawan berbicara pada anak gadis satu-satunya disaat sarapan pagi.
"Uhuk.. Uhuk.." Ocha tersedak mendengar omongan papanya. Tentu saja tenggorokan Ocha tercekat tak bisa menelan minuman yang menimbulkan batuk, pasalnya Ocha sedang meneguk susu coklat favoritnya.
"Aduuh.. Anak mama ini kenapa sih tingkahnya kayak anak kecil gini, pelan-pelan dong makannya" ucap mama Rina sambil mengusap-usap punggung Ocha supaya bisa meredakan batuk Ocha.
"Anaknya temen papa itu sudah mapan, sudah matang secara umur, jadi sudah pasti bisa bimbing dan ngemong kamu yang sifat dan sikapnya masih saja kekanak-kanakan" lanjut papa Irawan tanpa mempedulikan ekspresi terkejut Ocha.
"Namanya Abi, anak dari pak Prasetya temen seperjuangan papa dulu waktu kuliah di Bandung, lama kita tidak bertemu akhirnya kita ketemu lagi saat sama-sama mengikuti ujian menjadi Kepala Sekolah." Lanjut papa Irawan sedikit mengenang masa lalunya bersama pak Prasetya teman kuliahnya dulu yang merupakan ayah dari Abi.
"Abi sekarang bekerja sebagai staf mengajar di Sekolah Menengah Atas Budi Luhur. Sudah 9 tahun dia mengajar sebagai guru komputer disekolah itu. Dan yang terpenting adalah pekerjaannya sudah tetap karena sudah diangkat menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) jadi masa depan kamu bakal terjamin" seloroh papa menceritakan identitas laki-laki yang akan papa Irawan kenalkan pada Ocha. Ocha tak sertamerta mendengarkan omongan papanya, ia malah asyik memainkan ponselnya. Tak peduli apa yang papanya katakan tadi.
"Lagi-lagi tentang PNS haaahhh... " ocha memutar bola matanya jengah dengan pemikiran papanya yang selalu menganggap PNS adalah solusi dari kesejahteraan masa depannya.
"Besok kamu ga ada kuliah kan? Papa mau kamu besok senin pas jam istirahat sekolah bawa bekal makanan ke sekolah nak Abi. Biar sekalian kamu bisa ketemu dengan nak Abi, itung-itung pedekate" perintah papa Irawan mutlak tanpa menghiraukan tatapan keberatan Ocha.
"Ma.. tolong besok siapkan bekal makanan untuk Ocha antar besok ke sekolah nak Abi" perintah papa Irawan pada istrinya, yang diikuti istrinya dengan anggukkan kepala tanda mengerti ucapan suaminya.
Papa Irawan kemudian menatap tajam anak semata wayangnya "dan kamu Ocha...jangan coba-coba untuk kabur lagi!" ancam papa Irawan agar Ocha mau melaksanakan perintahnya.
.
.
.
Setelah 30 menit perjalanan dengan skuter kesayangannya, akhirnya sampai juga di depan gerbang sebuah SMA.
"SEKOLAH MENENGAH ATAS BUDI LUHUR" Ocha bergumam membaca tulisan pada plang di hadapannya.
"Aduuuhh.. mama papa ngeselin banget sih, masa aku kaya grabfood aja sih, anter makanan begini gak cool banget deh" gerutu Ocha.
Ternyata ada anak laki-laki yang sedari tadi memperhatikan kelakuan Ocha di depan pintu gerbang, iapun menghampiri Ocha yang sedang komat-kamit tidak karuan.
"Woy mbak..! Lagi ngapain? kesambet lu yaa..?" tanya seorang anak laki-laki. Sontak Ocha menoleh ke arah sumber suara tadi.
"Enak aja kalau ngomong! Sembarangan!" bantah Ocha kesal dengan ucapan anak laki-laki itu yang menurutnya gak sopan.
"Lah terus ngapain berdiri di bawah pohon sambil ngomel-ngomel, kan jadi kayak orang kesurupan gitu keliatannya" timpal anak laki-laki itu yang ternyata termasuk salah satu murid di sekolah itu yang sedang bolos.
"Sembarangan aja lu kalo ngomong! Gue kesini mau nyari orang yang namanya Abi. Lu kenal kagak Tong?" tanya Ocha langsung ke intinya, ia sudah merasa jengah berada ditempat itu, ingin segera menyelesaikan perintah papanya dan segera pulang.
"Abi siapa mbak, anak kelas berapa mbak?" tanya anak laki-laki itu, sambil berusaha mengingat-ingat teman-temannya yang bernama Abi berada di kelas berapa.
"Bukan murid Tong, dia guru yang ngajar di sekolah ini, Lu sekolah disini kan Tong? Pasti lu kenal guru yang namanya Abi" desak Ocha agar anak laki-laki itu langsung bisa mengiyakan pertanyaan Ocha.
Tapi sayangnya dia menggeleng kuat.
"Gak ada deh mbak guru yang namanya Abi disini, mbaknya salah sekolah kali.."
Ocha terheran dan merasa tidak puas dengan jawaban anak laki-laki itu.
"Masa kagak ada sih Tong, ih bener kok sekolah ini, SMA BUDI LUHUR kan?" tanya Ocha heran.
"Suer mbak! Kagak ada yang namanya Pak Abi, ih dibilangin ngeyel nih mbaknya" jawab nya setengah jengkel pada Ocha.
Ocha bingung mendeskripsikan seorang Abi, secara ia sendiri belum pernah bertemu sosok Abi seperti apa. Akhirnya karena tak mau ambil pusing dan ingin menyelesaikan misinya, maka iapun punya ide untuk memotret dirinya yang membawa bekal di depan gerbang samping plang SMA BUDI LUHUR dengan meminta bantuan pada anak itu untuk memotretnya dan langsung ia kirimkan foto itu ke papanya sebagai bukti ia telah menyelesaikan tugasnya.
"Ya udah.. sebagai balasan karena lu udah bantuin fotoin gue depan sekolah lo, nih gue kasih bekel makanan, dijamin enak! masakan ibu gue!" ucap Ocha sambil menyerahkan kotak bekal makanan pada anak itu.
"Wah.. rejeki bener gue ketemu mbak. Makasih ya mbak.. yang sering-sering kesini ya ngasih bekal!" teriak anak itu sambil melambaikan tangan, pasalnya Ocha mendengar ucapan terima kasihnya sudah sambil sedikit melajukan skuternya.
"Kalo gini kagak jadi ah bolosnya, mending ke kelas nikmatin makanan lezat ini, waaah.. mantap.. rendang cuy..!" ucapnya sambil berjalan menuju kelasnya.
"Bawa apa itu Cup?" tanya seseorang yang ada di depannya, membuat Ucup anak yang memegang bekal tadi terkejut, lalu menatap ke arah depan yang ternyata adalah gurunya.
"Ini pak kotak bekal makanan, oh iya pak, Ucup mau tanya, emang di sekolah kita ada yang namanya pak Abi?" tanya Ucup masih penasaran dengan pertanyaan Ocha tadi.
"Emang kenapa kamu nanyain nama pak Abi?" ucap guru itu menanyakan balik pada Ucup.
"Tadi ada cewe nyariin nama pak Abi, lah terus Ucup bilang, gak ada yang namanya pak Abi di sekolah ini, bener kan pak?"
"Cewe? Cewe siapa?" tanya guru itu sambil mengernyitkan dahi, penasaran.
"Ga tau, Ucup ga kenal" jawab Ucup singkat.
"Ya udah Cup.. cepet sana balik ke kelas, bentar lagi bel masuk jam pelajaran" perintah guru itu dengan tidak menjawab pertanyaan Ucup.
Selepas Ucup pergi, ia membatin "siapa ya.. yang mencariku dengan menyebutkan nama panggilanku waktu kecil?"
.
.
.
Jam 11 siang Ocha sudah kembali kerumahnya. Mamanya yang sedang duduk menonton tv merasa heran kenapa Ocha sudah kembali ke rumah dengan waktu yang cepat.
"Hayoo kamu ga menyelesaikan tugas dari papa ya..?!" tuduh mama Reni ketika melihat anak gadisnya datang dan duduk di sofa, mengambil cemilan yang ada dimeja depan tv kemudian fokus menonton tv.
"Udah kok mah, misi terselesaikan.. " jawab Ocha sambil mengacungkan jempolnya.
"Kok pulangnya cepet banget?" mama Reni curiga pada Ocha
"Iya tadi soalnya pak Abi nya buru-buru ada keperluan lagi, jadi cuma sebentar ketemunya" jawab Ocha tanpa melihat tatapan curiga mamanya. Ia takut ketahuan bohongnya kalau menatap mata mamanya.
"Pak Abi? Pak? kamu manggil pak?" ucap mama terkejut dengan jawaban anaknya yang memanggil calonnya dengan sebutan pak.
"Iyalah mah, kan dia guru di sekolah itu, terus kan udah tua juga dari Ocha, jarak umurnya aja jauh kan dari umur Ocha?" ucap Ocha pada mamanya.
"Yaaah.. suka-suka kamu ajalah Cha, mama selalu ga bisa menang melawan ngelesnya kamu" jawab mama enggan meneruskan perdebatannya dengan Ocha yang mempermasalahkan panggilan anehnya Ocha ke calon mantunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
intan
up yuk
2020-06-25
0
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
seru thor.. aku baca nya nyicil ya..
aq mampir bawa boomlike dan komen
.
.
jgn lupa feedback ke cerita aku, makasiiih 🤗
2020-06-12
0
.
semangat pak rete
2020-06-07
0