Menjelang sore aku pun terbangun. Aku keluar dari kamar menuju dapur karena tenggorokan ku terasa kering.
Aku mengambil gelas dan mendekat ke dispenser untuk menuang air dari galon itu.
Ku minum air putih dalam gelas dan ku isi lagi gelasnya dengan air putih lalu ku bawa menuju ke kamar.
Sampai di depan kamar Dion tiba - tiba pintunya kebuka dan kulihat Dion keluar dari kamar.
"Pas banget Ra ! Aku lagi haus....mana air putih nya ku mau minum," ucap Dion sambil mengambil gelas dari genggamanku.
"Yon...itu gelas bekasku," ucapku cepat .
"Memang kenapa kalo pakai gelas bekasmu ! Kan sama saja ciuman nggak langsung," ucap Dion sambil tertawa menggodaku.
"Dion !" teriak ku.
"Kok kamu sekarang punya pikiran mesum ya ," ucapku lagi sambil mencubit pinggangnya.
" Ampun Ra....cubitan mu sakit banget kamu kok kejam sih !" ucapnya sambil berjalan menghindar menjauh dari ku.
" Salah sendiri kenapa kamu sekarang bercandanya mesum sih," ucapku sambil berjalan mengikutinya.
Dion pun hanya tertawa mendengar ucapanku tadi.
"Yon....ada bahan makanan apa nggak...aku mau masak ?" tanyaku ke Dion.
"Coba lihat ke kulkas Ra sepertinya masih ada," ucapnya sambil tangannya menunjuk ke arah kulkas.
Ku buka kulkas dan kulihat ada ayam dan beberapa sayuran. Ku keluarkan bahan - bahan itu kemudian mulai memasaknya.
Sejam kemudian masakan ku sudah siap terhidang di meja makan. Kupanggil Dion agar datang ke meja makan.
"Udah selesai masaknya..... wah kelihatannya enak nich langsung paper perutku," ucap Dion sambil mengambil piring.
"Sini Yon kuambilkan nasi sayur sama lauknya ," kataku sambil menerima piring nya.
Ku ambilkan nasi sayur dan lauk untuk Dion dan dia pun kemudian menikmati masakan ku.
"Enak Ra masakan mu ternyata kamu pinter masak ya baru tahu aku," ucap Dion di sela - sela menikmati masakan ku.
"Jangan ngomong begitu Yon aku jadi malu lho !" ucapku dan kurasakan wajahku memanas mendengar pujiannya sudah pasti wajahku memerah.
"Bener enak kok ! Bisa - bisa aku
ketagihan dengan masakan mu, " ucapnya sambil tersenyum.
Aku benar - benar malu dengan pujiannya itu. Syukurlah kalo masakan ku sesuai dengan seleranya.
Selesai makan kami bersama - sama membersihkan meja makan beserta alat makan yang baru saja dipakai.
Kemudian kami duduk di sofa ruang tengah sambil menonton TV.
"Ra...minta tolong buatkan kopi bisa !" ucap Dion perlahan.
"Bisa pake gula apa tidak ," jawabku cepat.
"Pake tapi sedikit aja ya," Dion menjawab sambil tersenyum.
Aku berjalan ke arah dapur dan membuat secangkir kopi untuk nya.
"Nih kopinya Yon ! Semoga kamu cocok dan suka dengan kopi buatan ku," kataku sambil duduk disampingnya .
"Enak Ra kopi buatan ku," Dion menyesap pelan kopi dalam cangkir.
"Syukurlah kalo kamu suka," jawabku senang.
Kami berdua melanjutkan menonton TV. Malam semakin larut waktu sudah menunjukan pukul 10 malam.
Kami masuk ke kamar masing - masing untuk beristirahat.
Malam berlalu pagi pun menjelang. Suara burung berkicau nyaring membangunkan ku di pagi ini.
Aku bangun lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Ku berjalan pelan - pelan menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
Ku buat roti isi selai dan susu coklat untuk sarapanku dan Dion di pagi ini.
Dion keluar dari kamar sudah rapi dengan pakaian kerjanya menuju ke meja makan lalu duduk sambil terus menatap tablet yang dipegangnya.
"Yon ini roti selai sama susu coklat untuk sarapan mu ....saya mau mandi dulu ya," ucapku sambil berjalan ke kamar.
"Kamu nggak sarapan sekalian?" tanya Dion sambil mengambil roti dari piring.
"Sarapan ku nanti sambil jalan saja biar kita tidak terlambat sampai kantor, " ucapku lagi.
" O ya sudah," ucapnya sambil menikmati makanan nya.
Selesai mandi aku menghampiri Dion yang sudah selesai sarapan dan masih berkutat dengan tablet nya.
"Ra... hari ini Bi Siti belum bisa datang ke sini karena anaknya sakit, kamu mau kan menolong ku menyiapkan apa keperluanku di rumah " tanya Dion.
"Siap Pak Bos," ucapku
"Kamu itu Ra pagi - pagi sudah ngajak aku bercanda," ucapnya sambil tertawa.
"Khan sudah sepantasnya saya menyanggupi permintaanmu ini karena kamu sudah banyak menolongku, " ucap ku serius.
"Nggak usah seperti itu Ra ! Kan kita sebagai manusia wajib saling menolong jika ada yang lagi kesusahan !" ucap Dion sambil mengajakku berangkat menuju ke kantor.
-------------------------------------------------------------
maaf ya masih banyak typo....harap maklum masih belajar menulis.
Minta vote dan coment nya ya .
Terima kasih....I Love you all.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
luluk
lanjut
2020-12-10
1
Yhu Nitha
like4
2020-09-02
1
Rena Karisma
Aku udah like,vote dan rate bintang lima ya ka..
2020-07-04
1