episode 2 : Mertua Menganggap Ku Hina

"Aku nggak tahu kenapa kamu dipilih Reza. Perempuan biasa, nggak cantik, nggak kaya, dan asalnya pun nggak jelas! Kamu pikir kamu siapa, Nayla?"

Suara Bu Ratna meninggi di dapur pagi itu. Piring-piring terdengar dibanting ke meja.

Aku hanya diam, menunduk, seperti biasanya. Mataku menatap lantai, mencoba menahan tangis yang sudah menggenang. Air mata seakan tak berarti lagi di rumah ini. Aku sudah terlalu sering menangis—dan tetap dianggap tak berharga.

“Aku cuma mau bantu masak, Bu,” ucapku lirih.

“Bantu? Huh. Jangan-jangan kamu sengaja racunin keluarga ini biar kamu bisa cepat mewarisiin semuanya, ya?”

Aku menoleh kaget.

“Bu, saya nggak pernah—”

“Nggak usah sok polos! Rina aja lihat kamu suka bisik-bisik sama Bapak di belakang. Nggak sopan!”

Rina. Iparku. Adik kandung Reza.

Dia yang selalu menuduhku macam-macam, membesar-besarkan hal kecil, lalu menyulut emosi ibu mertuaku. Aku tahu dia tidak suka aku menikah dengan Reza, kakaknya. Tapi aku tidak mengerti mengapa kebenciannya begitu dalam.

“Sudah, Bu Ratna, jangan begitu sama Nayla…”

Suara Pak Wijaya terdengar dari balik ruang makan. Ayah mertua yang satu-satunya masih bisa membela dan menenangkan hatiku.

“Dia itu istri Reza, Bu. Walau kamu nggak suka, dia tetap bagian keluarga ini.”

“Pak! Jangan manja-manjain dia. Lama-lama bisa naik kepala!” sahut Bu Ratna lagi.

Reza datang saat itu. Tapi seperti biasa, suamiku hanya berdiri kaku. Matanya menatapku, seolah ingin bicara… tapi tak ada sepatah kata pun keluar.

“Kamu nggak dengar, Za? Ibumu dihina istrimu. Dia harus tahu batas!” kata Rina, menudingku.

Aku hanya menarik napas dalam-dalam. Rasanya ingin pergi. Tapi ke mana? Rumah ini adalah satu-satunya tempatku sekarang.

 

Malam itu, aku duduk di teras belakang rumah. Angin dingin menyapu pipi yang masih basah. Buku catatan kecil yang kubawa sejak sebelum menikah, kembali ku tulisi:

“Reza, andai kamu tahu, aku menikah denganmu bukan untuk bahagia di dunia. Tapi agar bisa bersamamu sampai akhirat. Tapi setiap hari, aku diuji bukan dengan kemiskinan… tapi dengan luka dari orang yang seharusnya jadi keluargaku.”

Tiba-tiba, Reza duduk di sebelahku. Diam.

"Maaf, Nay. Aku... belum bisa belain kamu tadi."

Aku menoleh. “Kenapa, Mas?”

"Aku nggak mau bikin suasana makin panas. Ibu bisa makin marah..."

Aku tersenyum kecut. "Tapi aku yang disalahkan terus, Mas. Aku selalu diam, tapi tetap dihina."

Reza menunduk. Tak bisa menjawab.

 

Keesokan paginya, aku bangun lebih awal. Kupikir, mungkin kalau aku lebih rajin, mereka akan menerima kehadiranku.

Aku siapkan sarapan untuk semua. Tapi saat Bu Ratna datang dan melihatku di dapur, dia langsung membuang semua masakan ke tempat sampah.

“Jangan racunin kami pakai masakan kamu! Sudah tahu nggak bersih!”

Rina tertawa dari ruang makan. “Ih, bu… jangan-jangan Nayla itu guna-guna kak Reza dulu. Makanya sekarang bisa seenaknya di rumah kita.”

Aku merasa tubuhku gemetar. Tapi aku tetap diam. Aku tak ingin melawan. Bukan karena lemah. Tapi karena aku tahu, balas dendam tak akan membuatku lebih mulia.

 

Siangnya, Pak Wijaya memanggilku ke teras depan.

"Nayla, kamu nggak salah apa-apa. Bapak tahu kamu perempuan baik. Kamu sabar, dan kamu istri yang luar biasa."

Aku menunduk. Air mataku jatuh begitu saja. Pak Wijaya menggenggam tanganku.

"Kalau kamu lelah, jangan simpan sendiri. Kamu bisa cerita ke Bapak kapan saja."

Aku menangis dalam diam. Pelan. Tapi kali ini, bukan karena terluka… tapi karena merasa masih ada satu hati di rumah ini yang melihat aku sebagai manusia.

 

Malamnya, Reza menghampiriku dan berkata, “Kalau kamu mau, kita bisa pindah rumah, Nay.”

Aku menatapnya lama. “Aku nggak ingin lari dari masalah, Mas. Tapi kalau ini bisa menyelamatkan pernikahan kita, aku ikut.”

Reza mengangguk.

Tapi jauh di dalam hati… aku tahu, luka ini akan terus membekas.

 

( bersambung )

💔 “Mereka menganggapku tak pantas. Tapi aku bukan menantu untuk manusia. Aku adalah istri untuk suamiku… dan hamba untuk Tuhanku.”

Terpopuler

Comments

Marii Buratei

Marii Buratei

Tunggu tiap hari untuk update cerita ini, terima kasih thor!

2025-08-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!