Arsy bangun dari tidurnya, dilihatnya Darma sedang tertidur disamping nya. Perasaan sedih kini selalu mempengaruhi fikiran Arsy.
"Mas... " Mas, bangun. " Ucap Arsy membangunkan sambil menggoyangkan tangannya.
Darma mengucek kedua matanya, rasa kantuk pun masih sangat berat untuk bangun.
"Kamu sudah bangun sayang... " tanya Darma dengan wajah yang lesu.
"Aku sudah sedari tadi bangun, tapi aku tidak enak untuk membangunkanmu Mas, sepertinya Mas Darma sangat capek, semalaman menemani Aku bergadang. " Jawab Arsy.
"Hari ini kamu akan diperiksa kembali, apa kamu sudah siap? " jika kamu belum siap aku tidak akan memaksamu. Aku sudah menelfon dua dokter yang dapat dipercaya, satu kepercayaan Papa kamu, dan yang satu kepercayaanku. Jadi kamu tidak perlu khawatir untuk hasilnya, aku berharap kamu benar benar sehat. " Ucap Darma meyakinkan.
Arsy hanya mengangguk, apa yang dilakukan Darma pasti yang terbaik untuknya.
Arsy pun semangat untuk melakukan tes kembali, karena Arsy sangat yakin jika dirinya tidak memiliki riwayat penyakit yang disebutkan oleh Dokter.
Arsy langsung membersihkan diri, tubuh Arsy kini bugar lagi dan sudah tidak terlihat memiliki penyakit, bahkan sudah tidak terlihat sangat pucat.Tetapi justru terlihat sangat sehat, Darma menatapnya pun heran.
Bukannya semalam Arsy terlihat sangat pucat tetapi kenapa sekarang terlihat sangat sehat seperti biasnya. Apa benar hasil yang sebenarnya negativ. Gumam Darma.
"Kamu kenapa menatapmu begitu seksama, ada yang salah denganku? " atau saja aku tambah cantik ya? " ledek Arsy, yang memang dasarnya gadis periang.
"Iya kamu sangat cantik, dan juga sudah terlihat sangat sehat. Maka dari itu, aku jatuh cinta padamu. Kamu yang sangat cantik dan juga mempunyai ketulusan, jadi aku sangat mencintaimu. " Ucap Darma tersenyum, ada rasa ingin mencium istrinya namun rasa itu diurungkan. Karena takut tidak bisa mengontrol nafsunya, tentu saja Darma bernafsu, karena Dia juga lelaki normal pada umumnya.
Jadwal untuk cek up sudah mendekat, Arsy bersiap siap untuk sarapan dan juga menemui Dokter yang akan memeriksanya kembali.
Disaat sedang menikmati sarapannya, Sevita dikagetkan dengan kedatangan kedua orang tuanya.
"Sayang... kamu sedang sarapan? " tanya Ibu Henin mengagetkan pengantin baru yang sedang menikmati sarapannya di rumah sakit.
"Mama... " jawab Arsy dan Darma serempak.
"Kalian masih sarapan? " wah.. kalian telah mengingatkan Mama waktu dulu ketika mama tengah sakit, dulu Papa kamu sangat perhatian sekali dengan Mama. Seperti perhatian Darma terhadapmu sayang.. " ucap Ibu nya tersenyum.
"Mama jangan berlebihan, Darma akan berusaha untuk terus menyayangi Arsy Ma.. " jawab Darma.
Arsy tersipu malu dibuatnya, hanya bisa tersenyum manis. Sarapan pun sudah selesai, kini Arsy tengah bersiap siap mau menemui dokter spesialis. Darma sudah mendapatkan Dokter yang dapat dipercayainya.
"Bagaimana jadwal hari ini, apakah benar benar sudah siap untuk periksa lagi sayang.. " tanya Ibu nya.
"Arsy sudah siap Ma.. " jawab Arsy senyum terpaksa, karena Arsy tidak ingin membuat orang tuanya terlihat sedih.
"Sayang... " sudah siap, kan? " tanya Darma.
"Sudah Mas, aku sudah siap. " Jawab Arsy sedikit lesu.
"Percaya dong dengan Mas, kamu akan baik baik saja. " Ucap Darma menyemangati.
"Tapi jika kenyataannya Ia, bagaimana Mas? " aku tidak ingin kehilangan Mas Darma. Aku sangat mencintaimu Mas.. " jawab Arsy bersedih.
"Kamu tidak akan kehilangan Mas, mas menerimamu apapun keadaanmu. Mas sangat mencintaimu, sungguh hanya kamu yang Mas cintai. Jika memang belum bisa untuk melakukannya, anggap saja kita masih pacaran. " Ucapnya menenangkan.
Arsy hanya mengangguk, lalu Darma memeluk Arsy memberi ketenangan.
"Ma... " Arsy mau menemui Dokter dulu ya Ma.." tidak apa apa, kan Ma? " tanya Arsy.
"Iya sayang.. Mama menunggu kalian disini, Mama doakan agar tidak ada apa apa denganmu, dan hasilnya negativ. " Jawab Ibu nya
"Aamiin.. " terimakasih Ma.. " ucap Arsy.
Darma dan Arsy kini masuk ke ruangan Dokter, perasaan Arsy sangat gugup dan takut, jika kenyataannya hasilnya benar benar positif.
Ya Tuhan... semoga hasilnya negativ dan aku bisa memberikan keturunan untuk Mas Darma. Batin Arsy dengan do'a.
"Maaf Tuan, sebaiknya Tuan untuk keluar sebentar, saya akan melakukan pemeriksaan kepada Istri Tuan. " Ucap Dokter, dan Darma nurut apa kata Dokter, Darma pun langsung keluar meninggalkan Arsy.
"Mas... aku takut.. " ucap Arsy dengan perasaan tidak tenang.
"Kamu tidak perlu takut untuk menghadapinya, percaya lah padaku. Kamu akan baik baik saja, jadi bersikaplah yang tenang, dan buang jauh jauh rasa kekhawatiranmu itu. " Jawab Darma menenangkan.
"Baik lah, aku nurut saja apa kata Mas Darma. " Ucap Arsy senyum terpaksa.
"Nah... begitu dong, " aku jadi tambah cinta denganmu. " Jawab Darma dengan senyum yang mengembang.
Waktu begitu cepat, kini Arsy sudah keluar dari ruangan Dokter, Perasaan Arsy masih saja ketakutan akan hasil yang akan diterimanya.
"Bagaimana perasaan kamu, masih was was atau sudah lebih baik dari sebelumnya." Tanya Darma.
"Masih saja was was Mas, aku masih takut dengan hasilnya. Aku masih takut jika terjadi sesuatu di pernikahan kita, dan kamu akan segera meninggalkanku." Jawab Arsy dengan lesu.
"Kenapa kamu sampai sampai berfikiran buruk seperti itu, kamu tidak percaya denganku, aku sangat mencintaimu apapun keadaanmu, untuk kesembuhanmu masih banyaj cara lain untuk kebahagiaan rumah tangga kita. Kamu tidak sendiri, kamu masih punya aku yang selalu berada disampingmu. " Ucap Darma meyakinkan.
"Kita kan tidak tahu kedepannya Mas.. " ucap Arsy lalu mulutnya ditutup dengan satu jari Darma.
"Cukup, jangan diteruskan. Kita tetap akan hidup bersama sampai maut memisahkan kita. " Ucap Darma meyakinkan kembali.
Arsy hanya mengangguk, dan segera menemui Ibu nya yang sedari tadi menunggunya dikamar pasien.
"Sayang... bagaimana kata Dokter?" tanya Ibu nya cemas.
"Sedang nunggu hasil pemeriksaan Ma.. " Arsy sangat takut jika kenyataannya positif Ma.. " ucap Arsy menangis langsung memeluk Ibu nya.
"Bersabarlah, kamu jangan terlalu memikirkan yang belum pasti, Mama yakin kamu baik baik saja, " jawab Ibu nya.
"Sekarang kita segera pulang, hasilnya nanti bisa dikirim kerumah. Dari pada kamu menunggunya disini, membuat fikiran tidak menentu. Lebih baik istirahat dirumah, tapi Mama tidak bisa ikut, karena Mama ingin menemani Papa untuk kontrol kesehatan Papa. Tidak apa apa, kan sayang... " ucap Ibu nya kembali dan berpamitan.
"Tidak apa apa Ma.. " kesehatan Papa juga jauh lebih penting juga. Arsy masih ada Mas Darma, kalau Papa siapa lagi kalau bukan Mama. " Jawab Arsy.
"Darma... " Mama titip Arsy ya.. " dan maafkan Mama jika sudah merepotkanmu. Mama banyak berterimakasih denganmu karena kamu begitu tulus mencintai Arsy putri Mama satu satunya. " Ucap Ibu nya Arsy penuh harap.
"Mama tidak perlu mengkhawatirkan Arsy, karena Darma akan selalu menjaga Arsy dan tidak akan membuatnya kecewa. Darma sangat mencintai Arsy jadi tidak mungkin Darma tega membuatnya terluka hatinya. " Jawab Darma meyakinkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Dinda Natalisa
Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.
2021-03-09
0
Bunda Saputri
Kasihan arsy
2021-01-15
0
Umi Yan
Lanjut thor, ditunggu lagi up terbarunya😊
Maaf, ijin promo yah thor "Cinta Sang Desainer" terimakasih😊👍
Semangat dan sukses selalu utk authornya😊👍💪🙏
2020-10-07
0