"Apa kamu sudah memiliki pacar? Apa kamu tak ingin segera menikah, usia kamu juga susah 27, " tanya Abah tak buru-buru.
"Bah, aku belum memiliki pandangan wanita yang mau menerima apa adanya aku. Abah tahu aku hanya kerja tukang bersih-bersih dirumah sakit apa ada yang mau denganku," ucap Ega. "Aku ini juga tak tampan wajah hanya pas-pasan kantong pun juga begitu," jelas Ega.
"Begini abah, ingin menjodohkan kamu dengan putri mereka apa kamu bersedia?" ucap Abah. "Ini anak mereka, dia sebenarnya anak yang mengerti agama namun akhir-akhir ini dia mengikuti tren anak muda jadi gaul seperti itu," jelas Abah dengan memperlihatkan foto Asha dari ponsel Aira.
Sepertinya tak asing dengan foto ini, aku rasa juga pernah lihat gadis ini pikir Ega dimana ya batin Ega meningat-ingat.
Aku ingat dia kan gadis yang magang di rumah sakit itu batin Ega tersenyum.
"Gimana nak Ega?" tanya Abah menepuk bahu Ega yang melamun.
"Apa kamu bersedia nak Ega?" sela Raka yang berharap jika anak muda didepannya itu mau menikahi anaknya.
"Pak Raka, apa bapak tak malu punya menantu sepertiku. Aku hanya seorang tukang sapu," ucap Ega merendah.
"Apa pun itu aku tak masalah asal kau bisa bisa membimbing anakku ke jalan Allah. Masalah pekerjaan apa pun itu selagi halal aku yakin itu akan berkah," sahut Aira.
"Aku bersedia," jawab Ega lantang.
"Baiklah besok aku akan menyuruh orang untuk menjemputmu. Besok kita akan melangsungkan ijab kabul, aku tak ingin menunda-nunda niat baik ini, semoga kau bisa membuat anakku bahagia," ucap Raka menepuk bahu Ega.
"Secepat itu kan pak?! Aku belum memiliki uang banyak untuk membelikan mas kawin," ucap Ega.
Sesulit ini kah anak muda ini, hingga hidupnya harus susah payah di usia muda. Tapi aku bangga melihat dirinya yang bicaranya apa adanya, aku yakin abah juga tak akan salah memilihkan jodoh untuk Asha.
"Nak Ega, pakailah uang gaji kamu mengajar selama ini kamu tak pernah meminta upah kamu insyaallah itu cukup buat mahar," saran abah.
"Tidak bah, aku masih ada simpanan. Aku ikhlas mengajar disini," tolak Ega. "Aku permisi sebentar lagi jadwal aku kerja, aku tak mau terlambat hingga akhirnya aku dipecat. Sekalian aku izin cuti untuk beberapa hari," pamit Ega.
"Nak Ega, besok orang suruhanku menjemput kamu dimana?" tanya Raka.
"Berikan alamatnya saja, biar aku datang kesana," ucap Ega.
Raka segera memberikan alamat hotel tempat untuk melangsungkan ijab kabul. Ega pun segera pergi meninggalkan mereka.
*****
Raka dan Aira kini telah sampai di rumah kecil Asha. Aira segera meminta Raka untuk membukakan pintu kamar Asha. Namun Raka melarang Aira untuk menemui anak bungsunya itu.
Raka segera masuk ke dalam kamar Asha, melihat Asha tidur tengkurap sambil menangis, ia segera duduk ditepi ranjang.
"Sha, papa mau bicara sama kamu! Duduklah!" perintah Raka.
Asha tak memperdulikan ucapan sang papa, ia tetap menangis sesegukan.
"Sha!" bentak Raka lagi yang ucapannya diabaikan oleh sang anak.
Asha yang sudah dapat bentakkan itu pun segera duduk, ia tahu jika sang papa marah menjadi sangat murka tak ada yang berani melawannya, namun ia juga tak akan marah jika anak-anaknya tak melewati batas wajar.
"Sha, lupakan Dion! Papa akan menjodohkan kamu, besok kamu akan menikah," tegas Raka.
"Pah! Aku tak mau menikah dengan orang yang sama sekali tak Asha cintai, Asha ingin menikah dengan pilihan Asha sendiri sama seperti bang Nathan dan kak Bila, papa egois," ucap Asha.
"Papa mungkin membiarkan kamu menikah dengan pilihan kamu jika kamu tak melewati batas seperti ini, kamu sudah membuat papa kecewa," hardik Raka sambil mengepalkan tangannya mengingat kejadian tadi pagi.
"Nikahkan aku dengan Dion saja pah," jawab Asha.
"Sha, kamu tak tahu kelakuan Dion dibelakang kamu. Dia itu bukan laki-laki baik-baik papa tak setuju," tolak Raka.
"Itu hanya alasan papa saja. Asha tak mau dijodohkan," tegas Asha sambil menangis.
"Tak ada penolakan, itu sudah jadi keputusan papa sama bunda," hardik Raka lalu pergi meninggalkan Asha.
Aira melihat sang suami sudah keluar dari kamar Asha lalu dia duduk diteras, Aira segera membawa nampan berisi seblak makanan kesukaan Asha.
Aira masuk ke dalam kamar melihat mata Asha sebab akibat menangis yang lama. Aira mencoba mendekat berbicara hati ke hati, meletakkan nampan di atas nangkas di samping ranjang.
"Asha makan dulu ya, kamu belum makan siang!" perintah Aira sambil merayu.
Asha hanya menggelengkan kepalanya, melanjutkan tangisnya.
"Asha, mungkin Dion bukan jodoh yang baik untuk kamu. Dengarkan papa, papa memiliki calon yang baik untukmu," ucap Aira mengelus punggung Asha.
Ya Allah maafkan hamba gagal mendidik anak hamba, bukakan pintu taubat untuknya. Ya Allah semoga dia mau menerima perjodohan ini, hamba yakin suatu saat nanti Asha akan bahagia batin Aira berdoa dalam hatinya.
"Bunda, tolong Asha," rajuknya. "Bujuk papa, agar membatalkan perjodohan ini. Asha mencintai Dion, dia cinta pertama ku bun, aku tak mau menikah dengan orang yang sama sekali tak aku kenal," tolak Asha.
"Bunda tak bisa membantu kamu, itu sudah keputusan papa. Makanlah! Besok hari ijab kabul kamu, bunda yakin kamu akan bahagia, dia anak baik tak seperti Dion yang suka bermain wanita," jelas Aira.
****
Ega segera menyiapkan rumah sederhana yang berada di sekitar rumah sakit dengan ukuran 36 untuk ia tempati nanti bersama istrinya yang akan ia nikahi siang nanti.
Ega segera memasukkan jas yang sederhana di paper bag, ia segera memakai jaketnya menaiki motor vision miliknya untuk menuju hotel.
Sampai di hotel ia telah disambut ramah oleh Raka dan Nathan.
"Assalamualaikum, maaf pak Raka membuat kalian menunggu tadi jalanan sedikit rame jadi aku tak berani melajukan motor dengan kecepatan tinggi," sapa Ega.
"Waalaikumsalam wr wb, tak apa nak Ega. Ini juga belum mulai, apa kamu yakin dan siap?" tanya Raka meminta kejujuran dari Ega.
Sepertinya aku pernah lihat laki-laki ini dimana ya pikir Nathan yang tak asing dengan wajah Ega.
"Than, kenalkan ini calon untuk adekmu," ucap Raka memperkenalkan mereka. "Ini Nathan, anak pertama aku," ucapnya lagi.
"Ega," ucap Ega sambil mengulurkan tangan.
"Nathan," sapanya sambil menjabat tangan Ega.
"Sepertinya aku pernah ketemu kamu saat meeting di perusahan perbenihan," ucap Nathan.
"Bukan mungkin mas, aku hanya kerja jadi tukang sapu di rumah sakit," jawab Ega.
"Iya, dia kerja jadi ob di rumah sakit, juga guru di pondok abah," jelas Raka.
Tapi wajahnya sama cuma beda sedikit dengan penampilannya saja apa mungkin mereka mirip ya batin Nathan.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Lestarii
penasaran SMA ceritanya . tapi kurang suka sama nama2 nya . maap ya Thor cmn ksh saran . dia kan ustad LBH baik namanya d gnti . nama Ega sperti cwek, PK Raka juga dia kan SDH pya anak 3, LBH baik cari nama yg ke bapak2an,
2022-04-14
0
Fhebrie
wah kayaknya Ega seorang ceo yg nyamar nih... yg ingin mencari wanita yg bener bener tulus dn menerima apa adanya
2021-12-18
0
🐾COCO🐾
baca yang kedua kalinya
2021-11-28
0