Senja mematut dirinya di ruang ganti, matanya menajam saat melihat ada noda soda pada dobok kesayangan nya. Jelas noda itu sangat sulit di hilangkan, mau tidak mau ia harus membawanya pada laundry langganan nya untuk di dry clean.
Ketenangan nya mulai terancam semenjak kedatangan Langit. Oke, dia sudah mulai bisa menerima keberadaan Langit. Toh, cowok itu nggak pernah mengganggu nya kalau dia sedang tidak di ganggu oleh cewek-cewek itu, terutama Bintan dan teman-temannya.
Tapi, yang tidak bisa di terimanya adalah serangan dari cewek-cewek konyol itu, semenjak langit mendeklarasikan hubungan mereka, banyak cewek-cewek yang menyatakan bendera perang padanya.
Dan sekarang, ia harus menerima konsekuensi dari sesuatu yang tidak dirinya lakukan, sial! Ini semua gara-gara langit! Apa-apaan? Saudara bukan, teman bukan, tapi main mengkambing hitamkan orang seenak jidatnya saja.
Senja menutup loker nya setelah menyimpan tas dan seragam nya di sana. ia beranjak menuju dojang ( aula latihan tempat praktisi taekwondo latihan, berlomba ataupun pertemuan terkait taekwondo), sudah lumayan lama ia absen ekstrakurikuler, karena kurangnya minat saja.
seseorang mengulurkan lipatan kain pada nya saat ia dan teman-temannya tengah duduk melingkar, sembari menunggu pelatih dan para OSIS yang ikut andil menjaga ketertiban di sana, membuatnya mau tidak mau mendongak untuk melihat siapa yang melakukan nya.
" pakai aja dulu, baju mu basah banget itu, pasti nggak nyaman di pakai." Noval, dia adalah ketua OSIS yang bertanggung jawab langsung pada keberlangsungan ekstrakurikuler taekwondo ini. Dari rumor yang tidak sengaja ia dengar, cowok itu menaruh perasaan padanya.
Inilah salah satu alasan berkurangnya minat nya dalam ekstrakurikuler ini. Noval akan selalu mengganggu nya dengan sikap sok provider nya.
" nggak usah, makasih. Gue pake ini aja."
" nggak apa-apa, pake aja. Nggak usah mikirin bagaimana balikin nya, Lo bisa balikin kapan saja."
Senja menggigit bibir bawah nya, otaknya sibuk memikirkan cara agar Noval mengerti maksudnya dan berhenti mengganggu nya.
" terima ajalah, kamu tau kan makna warna putih pada dobok, kamu juga tau kan seberapa ketatnya kak Sam?"
Senja langsung teringat beberapa kejadian, kak Sam yang memaki-maki teman satu ekstrakurikuler nya, karena dobok nya kotor, katanya merusak makna filosofi dobok itu sendiri, bahkan Satria, salah satu adik kelasnya pada jurusan bahasa, yang terkenal dengan biang keroknya, mendapatkan tamparan karena tidak terima di maki saat dobok nya terkena obat merah.
Kak Sam bukan guru di SMA nya, beliau adalah alumni SMA nya yang mendapatkan tawaran menjadi pelatih di sekolahnya.
Namanya begitu di kenal hampir di seluruh klub taekwondo di Indonesia, beliau sudah layak mendapatkan gelar master di usianya yang ke 15 tahun, andai saja usianya sudah lebih dari itu.
Noval memamerkan senyum manis nya ketika Senja akhirnya menerima dobok itu." pas kok di elo, itu seragam baru gue, rencana nya mau ganti, tapi nggak apa-apa Lo pake duluan."
" beneran nggak apa-apa nih?" tanya nya sungkan, tak sengaja ia melihat berapa orang tengah berbisik-bisik setelah menoleh ke arahnya.
" nggak apa-apa kok!" Senja mengangguk, ia memamerkan senyum terbaiknya, agar para biang gosip itu semakin kepanasan. tentu saja kejadian ini menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk di perbincangkan, Noval adalah ketua OSIS, publik speaking nya yang sangat bagus selalu menghipnotis para cewek-cewek yang mendengar pidatonya, senyumnya juga manis, Senja mengakui itu karena dia tidak buta, dirinya hanya tidak tertarik saja.
2 jam dengan berbagai perasaan, capek, kesal, bosan. Semua nya seakan bergumul menjadi satu. Tapi, saat mengingat schedule nya siang ini, mood nya kembali naik, bahkan setelah bel berakhirnya ekstrakurikuler kali ini berbunyi.
Dengan semangat 45, ia beranjak menuju loker nya, namun langkah nya terganggu saat ia tidak sengaja berpapasan dengan Langit di depan wilayah kelas IPS.
Badannya mengkilap penuh dengan keringat, ada bola basket di tangannya. Ia yakin, Langit juga tengah menuju lokernya. Namun, yang membuatnya jengkel, cowok itu seakan menghadang langkah nya.
" Lo mau apa lagi sih?" desah nya malas.
" Lo habis digangguin lagi sama Bintan?" langit menunduk kan pandangannya, karena tinggi senja hanya sebatas leher nya.
Senja memutar bola matanya malas. Menurutnya meladeni langit, sama dengan membuang waktunya yang berharga.
" bukan urusan Lo!" Senja sudah akan melenggang pergi sebelum akhirnya Langit menahan tangannya.
" itu jelas urusan gue." tukasnya cepat.
" kalau iya pun, Lo bisa apa? Lo mau klarifikasi kalau kita hanya pura-pura?" Senja menarik salah satu sudut bibir nya, tersenyum remeh melihat diam nya Langit. Ia menarik tangannya lalu melenggang menuju lokernya.
Senja memasukkan dua dobok ke dalam tas nya, ia berniat mencuci dobok Noval, lalu mengembalikan nya secepat mungkin. Ia tidak mau berlama-lama terikat dengan cowok itu, karena dobok itu bisa jadi salah satu alasan untuk Noval terus mendekati nya. Ia sudah cukup di pusingkan oleh Langit.
" Senja." Senja menghela nafas, ia tau siapa yang memanggilnya.
" iya? Lo mau minta dobok nya gue kembalikan sekarang juga? Sorry dobok Lo full keringat gue, gue harus cuci dulu."
" nggak kok, Lo bisa kembalikan kapan saja. Lo mau ke parkiran kan ? Kalau gitu kita bareng aja." senja terpaksa mengangguk. Ya udah lah ya, yang penting Noval tidak berlebihan dalam mengganggu nya.
" Senja.." Noval menggantungkan kata-katanya .
" hmm, apa?" jawab nya malas.
cukup lama Noval terdiam, Senja sudah bisa menebak apa yang akan Noval katakan selanjutnya." berita tentang Lo dan anak baru itu, beneran?"
Senja menarik kedua sudut bibirnya membentuk satu garis lurus, sudah malas dengan orang nya, malas juga dengan topik nya.
Namun belum sempat senja membuka mulut, langit sudah lebih dulu nangkring di sebelah nya dan menggenggam tangannya. Noval tersenyum kecut, apa yang di lihat nya sekarang, sudah cukup memberinya jawaban
Senja melotot melihat tautan jemari tangannya dan jemari tangan langit." Lo pulang bareng gue!" Langit menginterupsi.
Senja mendongak, menyorot penuh permusuhan, tapi langit justru mengangkat sebelah alisnya, sorot matanya penuh ancaman, ia ingat betapa absurd nya tingkah cowok itu, bahkan Langit tak segan mencium pipi nya saat ia menolak menanggapi acting nya, ketika Bintan kembali mengganggu nya.
" Noval, duluan ya." Noval mengangguk, wajahnya masih masam melihat Senja bersama Langit.
" Lo mau kemana?" langit menahan tangannya saat Senja melangkah menjauh dari motor nya.
" udah kan acting nya? Gue udah di jemput." Langit menoleh pada satu-satunya mobil yang ada di luar gerbang.
" bilang sama supir Lo, Lo pulang sama gue " kedua alis senja menukik ke atas.
" nggak bisa! Gue udah di jemput."
Langit mendekati nya hingga mau tidak mau Senja mengambil langkah mundur, " Lo mau ngapain sih! sumpah Lo ganggu banget tau nggak!" maki nya kesal, ia menahan tangis saking kesalnya dengan tingkah Langit yang merasa berhak atas dirinya.
Namun bukannya memberikan sepatah dua patah kata untuk menenangkan nya, Langit justru memasangkan helm padanya.
" bantu gue lagi ya, Lo kan paling ngerti daerah sini, gue perlu bantuan Lo."
Senja mengangkat kedua tangan nya, memberikan gestur pada langit untuk mundur." sorry gue nggak bisa, gue ada urusan!" Senja melepas helm nya lalu memberikan nya pada Langit. Ia meninggalkan Langit dengan langkah lebar-lebar sebelum langit kembali menahannya.
Enak saja, memangnya dia siapa? Sudah cukup Langit ngerecokin hidup nya saat di sekolah, ia tidak mau Langit ngerecokin hidupnya juga saat diluar jam sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments