namanya langit

  Tak ada seorang pun yang mendengar dengusan nafas nya, karena teredam oleh riuhnya suasana kelas. Senja menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, kedua tangannya terlipat di depan dadanya seperti seorang juri dalam ajang pencarian bakat yang muak dengan salah satu kandidatnya, wajahnya sudah kusut seperti baju yang tidak pernah di setrika.

   Mood nya menguap seketika, mengingat bangku di sebelahnya adalah satu-satunya yang tanpa penghuni. Melihat betapa antusiasnya teman-teman kelasnya, terlebih para ceweknya.

   Ia sudah bisa menebak jika bangku nya sebentar lagi akan menjadi pusat universe untuk cewek-cewek genit itu.

  Seluruh teman cewek nya histeris, bahkan hanya mendengar deheman murid baru itu saat akan mengeluarkan sepatah kata. Dan tumbal nya, adalah pak Danu. Yang harus mengeluarkan jurus pamungkasnya untuk membuat suasana kembali kondusif.

    Berhasil sih, tapi tidak bertahan lama. Apalagi saat cowok itu menyebutkan nama panjangnya." Nama saya Langit Dwi Rahardian, saya pindahan dari SMAN 1 karang mas, semoga kita bisa berteman dan menjadi partner kelas yang baik, terima kasih."

  Beruntung Senja sudah memasang earphone bluetooth nya lebih dulu, meskipun masih terdengar teriakan-teriakan alay yang memalukan, tapi setidak nya ia bisa meredamnya dengan alunan lagu dari Ava max favorit nya.

  Satu persatu teman cewek nya mengajukan pertanyaan pada cowok itu, hanya segelintir dari pihak cowok yang ikut bertanya, Senja tidak tau apa yang mereka bahas, tapi melihat bahasa tubuh teman-temannya, terlebih si Bintan dan kawan-kawan, sedikit banyak nya ia sudah bisa menebak.

   Dan tibalah saat nya hal yang sangat di hindari nya, pandangan nya dengan cowok itu bersirobok saat Langit berjalan ke arah nya. Ia membiarkan tas nya tetap menguasai kursi di sebelahnya, pak Danu sudah keluar dari beberapa saat yang lalu, jadi bisa lah untuk nya sedikit mengerjai cowok itu sebagai perkenalan.

   Namun, di luar dugaan BMKG, cowok itu berani mengambil Earphone nya yang sebelah kiri." gue mau duduk." ucapannya datar, mengacu pada tas nya agar segera ia singkirkan.

   Senja mengulas senyum tipis nya, namun sorot matanya menajam, sekuat tenaga menekan emosi nya, bisa-bisanya murid baru itu begitu belagu padanya.

   Tanpa kata ia menarik tas nya dengan kasar dan meletakkan nya ke dalam gerbong meja, tepat saat Bu Lastri memasuki kelas.

   Ia sudah menyiapkan deretan kalimat sarkas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tidak penting yang mungkin akan di ajukan oleh cowok itu, tapi lihat lah dia. Tanpa kata ia meletakkan tasnya di atas meja disusul pantatnya yang mendarat dengan sempurna di samping nya.

" Assalamualaikum wr.wb. Silahkan tas dan buku catatannya di kumpulkan ke depan. dan ingat, hanya boleh menyisakan buku ulangan dan juga alat tulis di atas meja." seperti biasa, beliau berbicara sedari baru masuk kelas hingga sampai pada mejanya, bahkan saat tangannya sibuk mengeluarkan materi dari tas nya, mulut nya tak berhenti mengucapkan apa-apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan saat ulangan.

" Maaf Bu, tapi ada murid baru Bu, apa tidak di tunda saja ulangannya, kasian murid barunya."

Bu Lastri mengangkat wajah nya, tangan nya sibuk merapikan letak kacamatanya, seraya memendarkan pandangan nya untuk mencari posisi murid baru itu.

" iya kah? Mana murid barunya." tanpa di minta, Langit mengangkat tangannya.

Bu Lastri mengangguk." murid baru mendapat keringanan, tapi ulangan selanjutnya harus mengantongi nilai sempurna untuk mengejar ketertinggalannya."

Keputusan Bu Lastri itu mendapatkan keluhan hampir seluruhnya dari seisi kelas.

" seperti biasa, simak baik-baik pertanyaan nya Dan kalian hanya memiliki waktu lima menit untuk menjawabnya, tidak ada contekan, tidak ada toleh kanan kiri, tidak ada suara selain suara saya. Semuanya fokus pada buku ulangannya masing-masing. Dan yang baru mohon di simak, bagaimana metode ulangan pada pelajaran saya, dan gaya soalnya untuk referensi ulangan berikut nya."

" baik bu." Senja tidak terbiasa dengan suara yang berasal dari sebelah nya, jadi dengusan nafas nya spontan terdengar, bodo amat dengan tanggapan si Langit.

Keriuhan kelas memudar secara berkala, hanya dengan tatapan datar namun penuh penekanan dan kewibawaan yang terpancar dari balik kaca mata Bu Lastri.

" soal pertama. Sebuah gelombang merambat dari tali dengan persamaan simpangan y\= sin( 0,5t - 0,2x) m. Tentukan cepat rambat gelombang dan panjang gelombangnya!."

semua wajah menegang, Senja pengecualian. Bahkan sebelum Bu Lastri mengulang soalnya, ia sudah menulis rumus beserta jawabannya.

" saya ulangi...."

Suara Bu Lastri teralihkan oleh ucapan langit yang tiba-tiba. meski berbisik, ia tak budek meski ia mencoba mengacuhkan. " nama gue Langit." selain tidak tertarik, ia juga menghindari musibah yang sudah ia prediksi sebelumnya.

" waktu kalian lima menit dari sekarang!" Senja sudah hampir menjawabnya dengan sempurna, sebelum Langit kembali berbisik secara tiba-tiba.

" Bu Lastri galak ya." kali ini wajah nya condong ke arah telinganya. Senja menahan nafas saat lengkingan suara Bu Lastri memanggil nama nya, juga Langit meskipun dengan sebutan " anak baru."

Jantung nya berpacu, tangannya sudah meremat bolpoin nya dengan kuat, " SENJA ! ANAK BARU ! Keluar dan lari keliling lapangan sebanyak 10 kali, kalau sudah berdiri di bawah tiang bendera sampai pelajaran ibu selesai!"

" tapi Bu..." Senja sudah bersiap untuk membela diri.

" keluar !" dan seperti biasa, Bu Lastri adalah salah satu guru yang anti toleransi, ia yakin setelah ini dirinya akan tranding seantero sekolah, Senja si genius yang misterius di hukum untuk yang pertama kali nya, sial !

ia melirik penuh permusuhan pada cowok gila yang kurang kerjaan di samping nya, dengan sedikit hentakan kaki, ia melangkah keluar di ikuti oleh cowok menyebalkan itu, bonus bisik-bisik tetangga yang mengiringi nya.

" ini semua gara-gara Lo tau nggak !" serunya saat perjalanan menuju lapangan. Astaga, ia tidak siap melihat penampakan-penampakan yang ada di jendela setiap kelas yang dekat dengan lapangan.

" jadi seperti ini suara Lo !" Senja menghentikan langkahnya secara mendadak, lalu berbalik cepat bersiap untuk menyumpah serapahi cowok idiot yang sial nya menjadi teman sebangku nya terhitung mulai dari hari ini.

Namun secepatnya ia menyesali tindakan nya, karena pertama kali yang ia lihat adalah dada bidang Langit dengan jarak kurang lebih satu jengkal dari wajah nya.

Emosi nya semakin memuncak, sekuat tenaga ia mendorong Langit hingga ia terdorong mundur beberapa langkah. " Lo benar-benar gila ya ! Idiot tau nggak ! Hari pertama bukanya membuat kesan yang baik malah buat onar, mulai besok gue nggak mau liat elo ada di sebelah gue lagi, titik!"

Setelah itu ia melangkah lebar-lebar dengan nafas naik turun karena emosi, menuju lapangan sekolah yang sudah ada di depan mata.

Ia hanya bisa berdoa, semoga siluman itu benar-benar enyah dari sebelah nya mulai besok, dan ia bisa kembali hidup tenang seperti sebelumnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!